Ten masih belum sadar. Ia masih tertidur di ranjang rumah sakit. Dokter yang baru saja memeriksa Ten keluar dan menemui Donghae dan juga Taeyeon. Sementara Lucas dan Doyoung mereka duduk di kursi tunggu di luar ruangan Ten dirawat.
"Pasien mengalami stress ringan. Mungkin karena terlalu banyak pikiran. Daya tahan tubuh pasien juga lemah karena kekurangan air mineral dan tidak makan dengan teratur. Penyebab tidak sadarkan diri pasien dikarenakan pasien terlalu terkejut dengan apa yang dialaminya" jelas seorang dokter perempuan yang memeriksa Ten.
"Kalau begitu saya permisi dulu dokter Donghae" pamit dokter wanita tadi
Donghae mengangguk. Ten memang dilarikan di rumah sakit dimana Donghae bekerja. "Terimakasih dokter Yuri"
Taeyeon langsung masuk kedalam ruangan Ten dirawat. Sementara Donghae langsung menghampiri Doyoung dan juga Lucas. Tadi Donghae juga sudah diberitahu oleh Doyoung bagaimana Ten bisa berakhir pingsan.
Donghae tentu saja marah dan kecewa dengan Jaehyun. Bahkan Donghae tidak mengira jika selama ini Jaehyun hanya berpura-pura baik saja.
"Doyoung, Lucas"
Doyoung dan Lucas langsung berdiri menatap Donghae. Donghae tersenyum tipis melihat Doyoung yang masih sesegukan karena menangis.
"Saya mau berterimakasih kepada kalian karena telah menolong Ten. Mungkin saja jika tidak ada kalian keadaan Ten akan lebih buruk daripada sekarang"
"Sama-sama Om, bukan hanya saya dan Lucas yang menolong Ten. Taeyong, teman Jaehyun yang membantu saya dan Lucas masuk ke rumah Jaehyun om" jelas Doyoung.
"Taeyong? Siapa?"
"Dia kakak tingkat saya dan Ten om, teman Jaehyun juga"
Donghae mengangguk paham. "Kalian bisa pulang karena ini sudah malam. Sekali lagi saya sangat berterima kasih. Kalian bisa jenguk Ten besok pagi"
"Baik om, saya dan Doyoung pamit pulang dulu" ujar Lucas. Donghae mengangguk dan tersenyum.
Donghae menghela nafas lelah. Setelah ini mungkin Donghae akan menghubungi keluarga Jaehyun dan menyelesaikan semua permasalahan ini.
Donghae tidak akan melaporkan Jaehyun ke polisi. Karena Donghae tidak mau jika nanti anak semata wayangnya akan secara otomatis di cap sebagai korban pelecehan. Belum lagi proses yang diikuti akan panjang.
Saat ini yang terpenting adalah Ten. Donghae sangat bersyukur untung saja Jaehyun tidak berhasil melakukan hal yang lebih kepada Ten.
Donghae masuk kedalam ruang rawat Ten. Ia melihat Taeyeon yang menggenggam tangan Ten sambil menangis. Tentu saja Taeyeon menangis saat mengetahui anaknya di lecehkan oleh pacarnya sendiri.
Donghae mengusap pelan bahu Taeyeon mencoba menenangkan agar istrinya itu tidak terlalu khawatir.
Perlahan kelopak mata Ten terbuka. Ten melihat sekeliling ruangan yang didominasi warna putih. Ini jelas bukan kamar Ten melainkan rumah sakit. Bahkan tangan Ten juga diinfus.
Ten menatap Taeyeon dan juga Donghae yang tengah tersenyum menatapnya. Air mata Ten kembali keluar saat teringat kejadian sebelum ia dilarikan di rumah sakit.
"Hikss....ayah bunda, Ten takut hikss" Taeyeon langsung membawa tubuh mungil Ten kedalam dekapannya.
Badan Ten masih bergetar. Donghae langsung memanggil dokter untuk memeriksa Ten kembali.
Dokter Yuri baru saja datang . "Selamat malam" sapa dokter Yuri ramah.
"Siapa nama kamu?" Tanya dokter Yuri. Ten tidak menjawab. Ten semakin mengeratkan pelukannya kepada Taeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic-[JaeTen]✓
Roman pour AdolescentsBagi Jaehyun, Ten adalah miliknya dan itu mutlak untuk selamanya. ∆JaeTen area! Nct lokal bxb ©® xbryee