"Hyung, kau percaya padaku kan? Kalau bukan aku yang memulai perkelahian?" tanya Jungkook.
Seokjin menjemput Taehyung dan Jungkook di sekolah seperti biasanya. Sekalian juga dia menemui guru BK di sekolah mereka. Ibu Jungkook menelfonnya untuk mengantikannya menemui panggilan itu. Jungkook adalah anak tetangga dekat rumahnya, orang tua Jungkook tinggal di luar kota dan mereka menitipkan putra semata wayangnya itu kepada Seokjin yang sudah di kenalnya selama kurang lebih 5 tahun ini.
Guru BK yang memanggil orang tua Jungkook menjelaskan pada Seokjin kalau Jungkook terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya beberapa hari yang lalu. Seokjin tidak bisa melakukan pembelaan apapun karena dia sendiri baru mendengarnya hari ini dan Jungkook di skors selama tiga hari.
"Dia yang memulainya dulu hyung, dan memancing emosiku," lanjut Jungkook di kursi belakang mobil Seokjin, mengebu-ngebu.
"Aku tau, tapi kau harusnya jangan terpancing, tetap saja, kau harus bisa mengontrol emosimu. Hyung tau kau belajar Taekwondo, dan orang-orang juga tau itu. Kalau kau gunakan kemampuan itu untuk memukul orang, kau tetap akan disalahkan,"
"Taekwondo juga mengajarkan untuk melawan yang salah,"
"Tapi tidak juga memukul musuhmu sampai babak belur Jungkook,"
"Hyung, dia melukai harga diriku!"
"Iya aku tau, tapi kau harus belajar lagi menahan emosimu Kook,"
"Kau membelanya?!"
"Siapa yang membela siapa? Aku kan cuma menyuruhmu menahan diri, sekarang kau juga di skors kan?"
Jungkook menatap Seokjin marah, bukan itu yang dia mau dengar dari Seokjin. Seokjin harus mempercayainya setidaknya mesti dia yang di hukum sekarang.
"Sudah turunkan aku disini!" Jungkook meminta Seokjin menghentikan mobilnya,
"Kau mau kemana? Masih jauh, kau harus pulang, ibumu berpesan juga untuk menyuruhmu tetap di rumah saat di skors,"
"Buat apa sih? Dia saja tidak mengurus anaknya!"
"Jungkook! Kau nakal sekali sih!"
"Hyung," Taehyung yang ada di kursi depan memanggilnya,
Wajahnya tampak memucat, tangannya juga bergetar hebat,
"Taehyung, kau tidak apa-apa?" Seokjin tidak memperhatikan Taehyung sedari tadi karena dia sibuk berdebat dengan Jungkook.
"Kalian jangan bertengkar," kata Taehyung, masih gemetaran,
Seokjin menghentikan mobilnya.
Saat itu juga Jungkook yang masih kesal, keluar dari mobil dan meninggalkan mereka setelah membanting pintu mobil. Seokjin tampak marah juga, tapi dia lebih memprioritaskan keadaan Taehyung sekarang.
"Taehyung kau bisa tarik nafasmu dalam-dalam," perintah Seokjin pelan, mendekatkan dirinya kepada Taehyung.
Taehyung mencoba menarik nafasnya sesuai perintah Seokjin, tapi nafasnya makin tidak beraturan.
Seokjin menyilangkan kedua lengan Taehyung ke dada, membentuk butterfly hug. Mengelus kedua tangan Taehyung dengan lembut.
"Maafkan hyung ya, bertengkar di depanmu," kata Seokjin, hati-hati.
Butuh beberapa menit sampai akhirnya Taehyung bisa tenang.
"Hyung, Jungkook melakukannya karena aku," kata Taehyung akhirnya.
"Eh?"
"Anak yang dia pukul mengangguku di kantin,"
"Apa itu benar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
Random"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...