Taehyung membuka matanya, tidurnya terganggu. Pemandangan pertama yang dilihatnya saat bangun adalah tiga kepala manusia menontonnya tidur.
"Kalian ngapain sih??!!" teriaknya, setelah sadar siapa mereka.
Jimin, Jungkook dan Jackson terkikik.
"Habis kau tidur seperti mayat hidup," kata Jimin, mengusel ke lengan Taehyung yang tanpa infus.
"Aku akan bangun, tenang saja," Taehyung mengusak kepala Jimin gemas. Dia tahu anak ini pasti khawatir semalaman karena keadaannya.
"Maaf Tae aku tidak ada di saat kau butuhkan, nenekku tiba-tiba sakit diare, aku tidak bisa ke sekolah. Kalau aku ada aku pasti akan menjagamu seharian di sekolah," Jackson yang berbicara kali ini,
"Akan kuhajar habis-habisan orang itu,"
"Kau kan emang tukang ngekor," kata Jungkook bosan, mendudukan dirinya di sofa, di depannya beberapa kotak pizza menarik perhatiannya.
"Makan setelah Taehyung Kook," kata Jimin mengingatkan,
Jungkook tampak kesal,
Taehyung hanya tersenyum menatap ke tiga sahabatnya bertengkar.
"Hyung dimana?" tanyanya, dia tidak melihat presensi kakaknya itu di antara mereka.
"Pergi dengan hyung kulkas dua pintu,"
"Yoongi hyung?"
"Iya,"
Taehyung menarik nafasnya berat, apa mereka bertemu untuk memecahkan kasusnya? Taehyung jadi khawatir kalau hyungnya terlibat hal yang mengancam jiwanya. Taehyung penasaran dengan orang-orang aneh yang telah mencelakainya tapi dia takut tujuan orang itu melakukannya. Seperti dua sisi yang bertentangan di dalam pikirannya.
"Hyung bilang, setelah kau bangun dan diperiksa dokter, akan pulang bersamaku," kata Jungkook, mulutnya sudah penuh dengan cemilan,
"Aku akan tunggu hyung saja," kata Taehyung, perasaanya tidak nyaman kalau belum melihat kakaknya.
"Kita tidak tahu kapan dia pulang,"
Taehyung mendorong tubuhnya untuk tidur lagi,
"Kau makanlah sesuatu,"
"Jin hyung apa dia sudah makan?"
Jimin dan Jungkook hanya saling pandang,
"Dia pasti sudah makan," Jackson yang menjawab, mengambil satu slice pizza di meja, mengulurkannya pada Taehyung.
"Jin hyung pasti ingin kau cepat pulih, jangan membuatnya khawatir lagi,"
Jimin dan Jungkook sedikit geli mendengar kata-kata lembut itu berasal dari mulut Jackson,
"Bilang saja kau ingin cepat makan pizzanya," saut Jimin, mulai julid.
Jungkook tidak mau berkomentar, menyambar potongan yang lain dan menguyah dalam diam.
Taehyung tersenyum melihat sahabatnya yang mulai berebut makanan.
Iya, dia tidak perlu khawatir. Dia juga tidak harus merepotkan kakaknya terus. Dia harus mandiri dan bisa sendiri sekarang. Toh dia punya mereka sebagai sahabatnya.
**
Taehyung lagi-lagi terbangun tengah malam. Hatinya tidak tenang sejak tidur, dia sudah mencoba tidur dengan berbagai posisi, sudah memeluk bantal karena dia selalu butuh sesuatu yang bisa dipeluknya agar tertidur. Dia meraih ponsel di nakas. Mengecek pesan yang masuk. Seokjin belum mengabarinya sejak pagi, mesti Jungkook sudah memberitahunya untuk tidak menunggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
De Todo"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...