"Hyung, jangan minum lagi kau bisa sakit," Yoongi merebut gelas minuman Seokjin dari tangannya.
Seokjin tidak mendengar, dia menuangkan isi botol alkoholnya langsung ke dalam mulutnya.
Yoongi tampak frustasi,
"Aku senang kita bisa minum-minum bersama lagi, tapi tidak begini juga," katanya, menatap sedih Seokjin.
"Aku akan memutuskan kontrak kita besok," kata Seokjin, matanya memerah dan dia sudah mabuk berat.
"Jangan lakukan itu, aku masih mau membantumu, kalau kau melakukannya siapa lagi yang akan menyelesaikan kasus ini?"
Seokjin tersenyum menatap Yoongi,
"Dia akan melukaimu juga," lalu ekspresi Seokjin berubah sendu. "Aku tidak mau ada yang terluka lagi,"
"Aku bisa menjaga diri, aku sudah kepalang basah dan aku akan menyelesaikannya. Kau hanya cukup melibatkan Namjoon, kita akan sangat terbantu jika saja dari awal kau melibatkan polisi hyung,"
"Dia membenci polisi, dia akan semakin mengila kalau tahu aku bekerja sama dengan polisi,"
"Persetan dengannya hyung! Kau harus memikirkan keselamatanmu sendiri,"
"Ini semua kesalahanku Yoongi, aku yang harus menanggungnya,"
"Tidak, ini sudah tindak kriminal, aku tidak akan membiarkannya lagi, aku harus memangkapnya secepatnya. Tolong hyung jangan halangi aku lagi."
Seokjin tidak menjawab. Dia sudah hancur sekarang. Dia tidak mau orang lain terlibat lagi dengannya.
"Aku akan naik dan tidur," kata Seokjin meninggalkan Yoongi sendiri di dapur apartemen milik Yoongi.
"Hyung, kenapa kau malah jadi begini sih," kata Yoongi gusar.
Seseorang kemudian menelfonnya.
"Ya Jimin?" jawab Yoongi.
"Hyung, kau bisa menemuiku besok?" tanya Jimin di seberang.
"Ya aku akan cari waktu,"
Namun sebuah panggilan telfon lain masuk ke ponsel Yoongi.
"Jimin aku tutup telfonnya ya, ada telfon penting,"
"Oke, hyung,"Jimin memutuskan sambungan telfonnya.
"Ya Namjoon? Ada apa?"
"Hyung, apa Seokjin hyung bersamamu?" tanya orang bernama Namjoon di seberang.
"Iya bagaimana kau tahu?"
"Hyung, kau tahu, ada laporan masuk kalau rumah Jin hyung di jebol orang asing, dia menghancurkan isi rumahnya. Dan menulis ancaman di tembok rumahnya,"
"Ya ampun, baiklah, aku akan beritahu hyung secepatnya,"
"Namjoon, kau bisa membantuku kali ini kan? Aku sungguh kesulitan, dan aku harus menjaga Jin hyung, dia bisa melakukan hal nekat kalau aku tidak bersamanya,"
"Tentu, kau sudah menceritakan semua padaku, aku dengan senang hati akan membantu,"
**
Seokjin terbangun sebelum subuh datang, dia melihat ke arah Yoongi, yang tertidur di sampingnya dengan menutup seluruh tubuh sampai wajahnya dengan selimut. Seokjin menarik selimut itu agar tidak menganggu Yoongi bernafas.
"Kebiasaanmu masih sama sejak dulu Yoon," katanya tersenyum. Menatap wajah damai sahabatnya itu.
"Maafkan hyung ya," katanya, lalu meninggalkan Yoongi yang masih terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
Random"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...