Jungkook masuk ke rumah Seokjin agak berisik,
"Kau ngapain sih pagi-pagi heboh begitu," kata Seokjin sebal, dia sedang menyiapkan sarapan,
"Hyung, kau sudah dengar kabar Jimin hyung belum?" katanya, wajahnya penuh titik-titik keringat, sepertinya dia berlari dari rumah. Jungkook mengenakan seragam dan sudah siap ke sekolah.
"Hah memang kenapa dia?"
"Jackson mengabariku kalau ayahnya Jimin hyung kecelakaan mobil semalam."
"Apa?? Park ajjusi kenapa?"
"Mobilnya kecelakaan hyung," ulang Jungkook nafasnya tersenggal. "Trus Jackson mengabariku tadi pagi, Jimin hyung sudah menghubungi Taehyung hyung¸ tapi katanya ponselnya tidak aktif, apa dia belum bangun?"
Seokjin tampak khawatir mendengar soal ayah Jimin yang selama ini bekerja dengannya mendapat kecelakaan, dia juga sebenarnya belum mengecek ponselnya dari semalam, dia mabuk dan tidur sangat lelap.
"Hyung, kau dengar aku?" Jungkook memastikan karena Seokjin terlihat melamun.
"Eh apa?"
"Tae hyung dimana?"
"Di kamarnya, mmm, kau bangunkan dia ya, kita ke rumah sakit habis sarapan,"
"Aku ikut ya?"
"Tidak, kau kan harus sekolah,"
Jungkook memberengut kesal.
"Ah, baiklah, aku akan telfon gurumu sekarang, bangunkan Taehyung dulu,"
Jungkook tampak senang dan berlari menuju kamar Taehyung.
Tak lama anak itu kembali.
"Mana Taehyung?" tanya Seokjin, dia sudah selesai menelfon guru Jungkook dan sedang menyiapkan sarapannya di meja makan.
"Tae hyung aneh, dia tidak mau bangun," kata Jungkook. Dia juga heran kenapa Taehyung susah sekali dibangunkan. Bahkan bergerak saja tidak.
Seokjin akhirnya masuk ke kamar Taehyung dengan Jungkook di belakangnya, dia sempat menyambar roti bakar buatan Seokjin untuk mengajal perutnya. Jungkook kan tidak bisa melihat makanan menganggur.
"Tae, bangunlah, ini sudah pagi, ayo sarapan," Seokjin menepuk pipi Taehyung.
Namun Taehyung tak bangun.
"Tae," lagi-lagi Seokjin membangunkannya, menguncangkan bahu Taehyung. Taehyung memang sulit di bangunkan, tapi anak ini akan tetap bergerak atau mengeliat setiap dia membangunkannya.
Jungkook ikut mendekat, mengecek nafasnya di hidung dengan jarinya.
"Dia masih hidup," katanya, bisa merasakan nafas panas dari hidung Taehyung,
"Kau jangan sembarang Jung," kata Seokjin kesal. Anak itu memang kadang-kadang ngawur.
Seokjin duduk di tepi ranjang Taehyung.
"Taehyung-ah, kau bisa dengar Hyung? Ayo bangun, kita sarapan," kata Seokjin.
Taehyung tidak bergeming. Seokjin mengerling nakas, dia melihat kotak obat Taehyung terbuka, beberapa butir obat jatuh berantakan. Pemandangan itu membuat hati Seokjin tidak nyaman.
Seokjin menguncangkan badan Taehyung lebih kencang, memaksa anak itu terbangun.
"Hyung, kenapa aku mulai takut," kata Jungkook, dia menelan potongan roti tanpa air. Dan itupun yang dirasakan oleh Seokjin. Dia menepuk pipi Taehyung lebih keras. Jujur saja Seokjin panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
Random"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...