Seokjin bergerak gelisah di ruang tamu, ini sudah pukul Sembilan malam. Sejak pagi dia tidak mendengar kabar kemana Taehyung pergi. Dia pikir Taehyung pasti sibuk di kampus dan pulang malam ini, tapi dia tidak bisa menghubungi ponselnya. Dia juga menelfon Jimin tapi Jimin mengatakan Taehyung tidak ke kampus hari ini.
"Jungkook, kau tidak tahu dimana Taehyung pergi?" tanya Seokjin entah kesekian kalinya pada Jungkook,
"Taehyung hyung memang suka menghilang tiba-tiba," jawab Jungkook yang sedang fokus menonton film di televisi dan semangkuk mie di tangannya. Matanya membulat menatap adegan film di depannya.
"Apa maksudmu sering menghilang?" tanya Seokjin kaget,
Setahun pasti banyak hal terlewatkan dari Taehyung, tapi Seokjin tidak mendengarnya dari adik-adiknya yang lain.
"Dia akan pulang malam atau pagi saat moodnya buruk, atau sedang ingin sendiri. Kadang ke gunung, kadang memotret, kadang ke pantai, suka-suka dia," jawab Jungkook santai,
"Tapi ini sudah malam,"
"Tapi dia sudah besar sekarang hyung," Jungkook mengingatkan.
Maksud Jungkook adalah wajar untuk anak usia Taehyung pergi keluar malam-malam. Jungkook tahu Seokjin mencemaskannya, tapi dia juga harus tetap mengingatkan kalau usia Taehyung cukup dewasa untuk bisa menjaga dirinya sendiri, apalagi dia seorang laki-laki.
"Tapi tetap saja, ponselnya mati,"
"Karena itu aku tanya pada hyung, ada apa sebenarnya?" Jungkook sekarang yang menatap Seokjin penuh selidik.
"Kook, kami tidak bertengkar," kata Seokjin, mencoba menghindari tatapan Jungkook.
"Lalu, kenapa Tae hyung begini? Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu bersamamu kan? Aku tahu," Jungkook meletakan mangkuk mienya dan meraih remot televisi dan mematikannya. Sudah tidak berminat untuk menonton lagi.
Seokjin terduduk di sofa, menunduk, dia memikirkan alasannya,
"Kau pasti mengingkari janji padanya," Jungkook menyimpulkan. Jungkook adalah anak yang cerdas dan peka mesti dia terlihat cuek. Dia sangat pandai membaca situasi.
"Bukan begitu,"
Jungkook menyilangkan kakinya, rauh wajahnya mendingin,
"Sudahlah, kau kan memang selalu begitu,"
"Hyung tidak ingin merepotkan kalian,"
Jungkook mengangguk-angguk,
"Kau memang selalu merepotkan, bahkan sekarang secara tidak langsung kau menyuruhku mencarinya, tapi aku lelah, aku akan tidur sekarang. Hyung tidurlah, atau kalau mau menunggunya silahkan,"
"Jungkook," panggil Seokjin.
Jungkook tidak mendengarkan, dia menarik selimut dan tidur di sofa besar di ruang tengah,
Seokjin hanya berdiri terpaku di tempatnya. Kenapa jadi begini?
**
Kim Seokjin gelisah dalam tidurnya, dia membolak balikan badannya di ranjang dan sesekali mengecek ponselnya di nakas. Dia benar-benar tidak bisa tidur karena Taehyung tidak juga pulang ataupun menghubunginya. Seokjin menarik nafasnya dalam-dalam, menghirup udara sebanyak-banyak ke dalam paru-parunya. Dia harus tenang, agar dia bisa tidur. Taehyung sudah dewasa, anak itu pasti tidak apa-apa. Taehyung hanya marah dan perlu waktu untuk sendiri. Seokjin berusaha percaya padanya sekali ini. Dia harus tidur.
"Ceklek," pintu kamar Seokjin terbuka.
Taehyung masuk ke dalam pelan-pelan, menaruh tasnya lalu menganti bajunya dengan piyama di lemari yang sudah Jungkook bawa dari rumah. Pelan-pelan dia mendekati ranjang Seokjin dan duduk di pinggir ranjang, mengamati Seokjin yang sudah terlelap dengan selimut hangatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
De Todo"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...