Taehyung mengerjap. Dia merasa lama sekali tertidur. Dia harus bangun untuk sarapan. Tapi dia malah mendapatkan dirinya tidur di bangsal rumah sakit lagi.
"Ah, aku kenapa lagi," gerutunya.
"Kau sudah sadar Taehyung-ah," seseorang disampingnya tampak lega luar biasa melihat Taehyung bangun.
Ayah Taehyung.
Taehyung mengangguk, melihat sekeliling, mencari kehadiran orang yang diharapkannya. Dia senang melihat ayahnya, tapi dia berharap itu orang lain.
"Appa, aku lapar," katanya,
Ayah Taehyung mengambil makanan lalu menyuapi Taehyung yang makan dengan lahap.
"Perutmu tidak sakit?"
"Sedikit mual, tapi tak apa-apa," katanya.
"Appa, Jin hyung dimana?"
Ayah Taehyung, mengusap kepala Taehyung. "Kau harus banyak istirahat, jangan pikirkan hal lain ya,"
"Hyung, bukan hal lain!" kata Taehyung, tiba-tiba membentak ayahnya. Ayah Taehyung tampak kaget dengan perubahan sikap anaknya itu.
"Ah iya maafkan appa, appa hanya mengingatkanmu agar tidak stress dulu,"
"Stress kenapa? Aku hanya ingin bertemu dengan Jin hyung," katanya marah.
Ayah Taehyung tampak serba salah,
"Nanti dia akan ke sini Taehyung, kau tenang dulu," kata ayah Taehyung, mencoba menenangkan anaknya.
"Nanti kapan, aku sudah sangat sabar akhir-akhir ini," kata Taehyung penuh emosi.
Dia menarik infusnya dengan paksa, tapi dia tidak bisa melepaskannya. Tidak semudah yang dia pikirkan.
Darah segar keluar dari pembuluh darahnya.
"Kau berdarah, sebentar appa panggilkan perawat," ayah Taehyung tampak panik. Lalu pergi keluar kamar.
Taehyung bisa merasakan nafasnya menderu hebat. Dia tidak pernah semarah ini. Kehadiran ayahnya membuatnya marah, kealfaan kakaknya juga membuat emosinya naik. Dia sakit, dirumah sakit tapi kakaknya itu tidak ada saat bangun. Kenapa dia begitu? Apa yang salah dengannya? Dia memang salah karena minum obat berlebihan, tapi dia lakukan karena semalam dia sangat menderita. Dia ingin tidur. Dia benci menunggu terus-terusan.
Perawat datang bersama ayahnya, membuatnya mengamuk lebih parah dari sebelumnya. Sampai dokter masuk ke kamarnya memberinya obat penenang dengan dosis yang cukup untuknya tidur kembali. Taehyung benar-benar tak mengerti kenapa mereka begitu kejam. Bahkan obat itu tidak bisa membuatnya bermimpi. Dia tidak bisa bertemu ibunya.
**
Seokjin duduk di sofa kamar inap Taehyung, menatap lurus ke ranjang Taehyung. Ini sudah malam. Seokjin mengunjungi Taehyung tempat sore tadi, namun dia mendapat laporan dari ayah Taehyung kalau emosi Taehyung tidak stabil saat bangun. Dia berteriak dan tidak mau mendengar siapapun. Taehyung hanya ingin bertemu dengannya.
Sebuah pergerakan terlihat dan si empunya yang bergeser miring, sangat berat membuka kedua matanya. Tapi tatapan mereka bertemu.
"Hyung," panggilnya lirih.
Seokjin masih tetap dengan posisinya. Tapi Taehyung mencoba bangun dan duduk. Taehyung sedikit pusing tapi dia senang melihat presensi Seokjin disana, menunggunya bangun.
"Kapan kau di sini?" tanya Taehyung semangat.
"Belum lama," jawabnya pendek.
"Hyung, kemarinlah, kedekatku," katanya, melambaikan tangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/282413883-288-k826974.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
Random"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...