Jungkook tidak ada tempat lain yang di tuju, dia pergi ke rumah sakit lagi menemui Taehyung. Namun, kamar inapnya sudah kosong. Jungkook tidak tahu Taehyung pergi kemana, dan juga dia tidak pernah tahu di mana ayah Taehyung tinggal. Saat dia kembali, dia bertemu dengan Jimin.
"Kau dari kamar Taehyung?" tanyanya, Jimin agak bingung kenapa Jungkook tampak berantakan.
"Hyung," Jungkook memeluk Jimin, tidak ada yang bisa lakukan selain itu.
"Kau kenapa? Ada apa? Taehyung kenapa?"
"Taehyung hyung sudah pergi," katanya,
"Kemana? Sudah pulang ke rumah maksudnya?"
Jungkook melepas pelukanya. Jimin bisa melihat Jungkook menangis. Anak bandel ini tidak mungkin menangis.
"Aku tidak tahu kemana dia pergi,"
"Eh? Tidak pulang ke rumah Jin hyung?" tanyanya,
Jimin membimbing Jungkook untuk duduk di kursi terdekat yang ada di koridor rumah sakit.
Jungkook mengeleng.
"Apa dia pulang ke rumah ayahnya?"
"Mungkin dia di sana,"
"Aku sudah menghubunginya tapi ponselnya mati dari kemarin, aku tidak tahu ada apa dengannya," Jimin mengaruk kepalanya.
"Jin hyung mengusir kami hyung," mata Jungkook berkaca-kaca.
"Yang benar saja, itu tidak mungkin,"
"Dia membenci kami, dia menganggap kami bebannya,"
"Ya ampun Kook," Jimin memeluk Jungkook yang terus menangis.
"Itu tidak benar, Jin hyung menyayangi kita, dia sangat menyayangimu seperti adiknya,"
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia tiba-tiba berubah,"
Jimin menatap Jungkook sedih. Anak kuat dan selalu ceria itu tiba-tiba sangat terpuruk. Dia jadi memikirkan Taehyung sekarang. Di mana dia dan apa yang dia rasakan saat ini anak itu pasti sangat terpukul.
"Aku akan tanya pada ayahku apa yang tengah terjadi pada Jin hyung, kau ke rumahku saja ya? Jangan berkeliaran kemana-mana, kau butuh istirahat, tanganmu berdarah Kook,"
**
Jungkook tinggal di rumah Jimin sementara karena dia tidak mau sendirian di rumahnya. Jimin menampungnya dengan senang hati. Jungkook mudah nyaman dan betah di lingkungan baru jadi dia tidak banyak kesulitan tinggal di rumah Jimin yang besar.
"Apa ayah tahu apa yang terjadi dengan Jin hyung?" tanya Jimin saat mereka satu keluarga makan malam. Jimin, Jungkook, kedua orang tua Jimin dan adiknya melingkari meja makan.
"Ayah dengar dia akan dipindahkan ke Amerika, ke perusahaan ayahnya di sana,"Ayah Jimin yang masih mengunakan collar penyangga leher menjawab.
Jimin dan Jungkook saling bertatapan. Jungkook kemudian membuang muka, menatap makan malamnya hampa. Jadi apa yang diduganya benar. Tapi kenapa sikap Seokjin padanya begitu kasar dan menyakitinya. Kenapa harus dengan cara begitu? Hal itu membuat Jungkook menjadi tidak tenang.
"Maaf paman, apa perusahaan Jin hyung di Korea sedang ada masalah besar?" tanya Jungkook tiba-tiba.
"Ah soal itu, tidak sih, perusahaan kami baik-baik saja. Seokjin-ssi juga bekerja sangat baik, memang kenapa kalian tanyakan hal itu anak-anak?" Ayah Jimin menatap Jungkook dan Jimin bergantian. Dia heran anak-anaknya sangat tertarik dengan perusahaan tempatnya bekerja.
"Jin hyung tidak mengatakan apa-apa padaku ataupun Jungkook soal ini, ayah ingat Taehyung kan? Jin hyung tidak membahasnya dengannya juga dan pergi begitu saja. Kami cemas karena takut sesuatu terjadi padanya," kata Jimin.
Ayah Jimin menatap Jimin menimbang-nimbang.
"Seokjin-ssi, mengunjungiku saat aku di rumah sakit, dia ingin memeriksa CCTV di mobil appa, dia sepertinya sangat penasaran dengan orang yang hampir appa tabrak. Appa bingung untuk apa, tapi Seokjin-ssi bilang agar aku lebih berhati-hati kedepannya dan meminta aku menjaga kau dengan baik Jimin. Appa bersyukur kau tidak jadi ikut mobil ayah waktu itu Jimin,"
Jimin dan Jungkook kembali saling bertatapan. Mereka seperti mengerti satu hal yang sama.
**
"Eomma sudah ku bilang aku tidak akan pulang ke rumahmu!" teriak Jungkook di ponselnya.
Jimin yang mendengar teriakan Jungkook dari kamar mandi berlari ke arah anak itu, yang sedang berdiri memaki-maki.
"Apapun alasannya aku tidak akan pulang!!!" katanya, lalu membanting ponselnya ke lantai.
"Tenanglah Kook,"
"Aku heran apa yang dipikirkan Jin hyung, dia pergi begitu saja tapi membuat kita begini," katanya geram, dia meremas ke dua tangannya.
Jimin mengelus bahu Jungkook lembut, dia juga bingung. Dia bahkan lebih mencemaskan Taehyung sekarang, dia ingin tahu apa yang terjadi dengan anak itu. Dia belum juga bisa menghubunginya dan dia belum juga tahu alamat rumah ayah Taehyung.
"Eommaku memaksaku pulang ke rumahnya, seakan aku di sini tidak aman lagi, memang dunia mau kiamat atau apa sih hyung, aku benar-benar tidak mengerti!"
Jimin tidak tahu, ini sangat rumit baginya. Dia juga tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia hanya tahu, kalau kecelakaan-kecelakaan yang terjadi belakangan ini sepertinya saling berhubungan.
"Ayo kita cari tahu, aku yakin hanya kita yang bisa memecahkannya."
_AlitaGladys_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero
Random"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . . "Hyung, jangan tinggalkan aku juga ya?" kata Taehyung di antara isakannya. "Tidak, hyung akan selalu bersamamu," . . . "Hyung, ini aku Hose...