BRAKKKK!!!!
Suara gebrakan meja memenuhi ruang keluarga dengan 6 anggota kelaurga ini.
"Tidak bisakah kamu membuat papa tenang sedikitpun tanpa harus mengurusi masalah-masalah yang kamu buat disekolah? Hahhhhh!!"
Pria dengan umur sekiranya 45 tahun itu terlihat sangat marah.
"Papa bisa abaikan itu semua kalau papa memang mau. Sebenarnya ingin ku jelaskan, tapi apa papa mau dengar ? Tidak kan ? Lebih baik aku diam saja."
Semua orang di ruangan itu tidak ada yang berani buka mulut kecuali anak kedua yang sedang dimarahi oleh papa nya itu.
"Kamu bisa contoh adik dan kakak mu. Apakah mereka juga membuat ulah sepetimu?"
"Papa capek ngurusin kamu. Bisakah dewasa sedikit kamu itu!! Lihat Rose dan Lisa, yang jelas jelas dibawah kamu tetapi sifat mereka lebih dewasa dari kamu."
Si sulung menatap prihatin terhadap sosok yang tengah dimarahi oleh papanya itu.
"Iya mereka memang lebih dewasa dari Jennie. Karena papa sama mama selalu perhatikan mereka kan ? Coba papa sama mama lakuin hal yang sama terhadap Jennie. Kita ini sama pa, ma, hanya cara memandang kalian terhadap kita yang berbeda."
"Coba Jennie tanya. Pernah nggak mama sama papa tanya gimana keadaan Jennie hari ini. Pernah nggak papa sama mama tanya apakah Jennie makan dengan benar, tidur dengan benar dan bernafas dengan baik."
"Nyatanya yang selalu kalian tanyakan dimana lisa, kemana rose, apakah jisoo sudah pulang. Kalian cari mereka disaat Jennie ada didepan mata kalian. Kalian pikir Jennie nggak punya hati ? Jennie nggak bisa rasain perbedaan kasih sayang dari kalian untuk Jennie dan mereka."
Jennie berucap dengan nada yang tenang tetapi dengan mata yang memerah menandakan kalau putri kedua Lee itu sedang menahan amarahya.
Mereka mendengar unek unek yang Jennie keluarkan dengan wajah yang biasa saja (?) atau terkesan tidak peduli.
Mama Suzy menghampiri Jennie dan langsung memeluk dengan tangisannya.
Mengucapkan berbagai kata maaf yang mungkin bisa mewakilkan hatinya untuk meminta maaf terhadap putri keduanya itu."Sayangnya mama, Jennie maafkan mama sayang. Maafkan sikap mama yang terkesan mengacuhkan kamu. Harus kamu tau kalau mama menyayangi ke-empat anak mama dengan sama. Sayang mama minta maaf ya Jennie."
Jennie melepas pelukan mama nya tersebut dan berdiri.
"Bohong!!!" Jennie berteriak kepada semua orang.
"Semua perkataan mama itu semua bohong. Itu semua adalah kata kata penenang buat Jennie kan? Jangan mama fikir Jennie bakal percaya gitu aja."
"Kalian dengar ya. Mama, Papa, Jennie sayang sama kalian. Kalaupun Jennie harus merelakan nyawa Jennie untuk mama sama papa Jennie akan lakuin."
"Jennie juga sayang sama Kakak Jisoo sama adek Jennie, Lisa dan Rose. Rasanya Jennie pengen ngucapin kalau Jennie sayang sama mereka tapi Jennie nggak bisa, Jennie nggak sanggup untuk bilang kalau Jennie sayang sama mereka, sama kalian semua."
"Mah pah, kadang kalau Jennie ngerasa capek sama keadaan, Jennie lelah sama yang Jennie laluin selama ini, Jennie itu cuma ingin dipeluk sama mama sama papa." Jennie sedikit mengusap air mata yang keluar dari sudut mata indahnya.
"Jennie pengen kayak Kak Jisoo, Lisa dan Rose yang selalu dipeluk sama mama papa. Bahkan saat kalian cuma punya waktu hanya untuk sekedar menanyakan kabar Jennie, Jennie udah seneng banget. Tapi Jennie gapunya kesempatan untuk merasakan itu semua. Jennie rasa itu mustahil." Jennie tersenyum kecut.
"Jennie cuma mau menyampaikan satu hal sama kalian kalau Jennie beruntung dilahirkan dikeluarga Lee ini, meskipun kalian anggap Jennie ini sebagai sampah sekalipun, Jennie akan tetap bangga untuk menjadi jadi bagian dari keluarga Lee."
"Papa Lee, Mama Suzy, Jennie minta maaf atas apa yang Jennie perbuat. Itu semua Jennie lakuin untuk menarik perhatian kalian supaya bisa melihat Jennie walau cuma sedetik saja. Terima kasih sudah mau merawat Jennie sejauh ini."
Jennie mendekat ke Papa Lee dan Mama Suzy untuk mencium pipi mereka berdua. Dan bergantian memeluk ketiga saudaranya dan melakukan hal yang sama terhadap mereka bertiga.
Sambil menatap mereka
"Jennie sayang kalian semua."
"Jennie pergi."
Disusul dengan langkah kecil seorang Jennie Lee yang meninggalkan mansion tersebut.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
FanfictionSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...