Kini terlihat dua gadis yang tengah menangis sambil menguatkan satu sama lain didepan ruang bernuansa putih tersebut. Kedua gadis Lee tersebut menangis tersedu-sedu karena saudarnya yang ada didalam sana.
Tidak terpikirkan oleh mereka jika salah satu bagian dari mereka akan berada di ruangan ini. Tapi kali ini rasanya seperti mimpi, saudaranya sedang berjuang melawan rasa sakit didalam sana. Itu sangat menyakiti hati mereka, karena dalam kamus mereka jika satu sakit maka semua akan sakit.
Setelah Jennie dibawa kerumah sakit, Jisoo menyuruh bodyguard nya untuk menghubungi sang mama yang entah sedang dimana. Mamanya harus tahu bagaimana keadaan putrinya yang disebabkan oleh suaminya sendiri.
Jisoo sangat amat membenci papanya mulai saat ini. Minho benar-benar sangat kejam untuk menghukum adiknya seperti itu. Adiknya yang sangat manis tidak pantas mendapat perlakuan bejat dari papanya. Jisoo membayangkan hari-hari adiknya yang diisi oleh gummy smile nya yang menggemaskan dan sekarang bibir itu sangat pucat dan tidak menunjukkan seulas senyum pun. Jisoo tidak akan pernah memaafkan Minho jika Jennie tidak bisa diselamatkan. Bahkan ia akan membenci dan tidak ingin mengenal Minhoo untuk selamanya.
Begitu juga dengan Lisa, gadis tersebut sudah jatuh dalam pelukan Jisoo. Sedari tadi airmata nya turun terlalu deras. Ia sangat sedih melihat kakaknya kesakitan seperti itu. Jennie itu adalah kakak favorit Lisa. Tidak bisa jika sehari tidak mencium pipi gembul sang kakak, Lisa akan selalu mencari Jennie dimana pun untuk sekedar berpamitan dan mengecup pipi sang kakak. Tidak pernah terbayangkan kakaknya akan mengalami hal keji seperti ini. Dan ini dilakukan oleh ayahnya sendiri. Lisa benar-benar akan memaki dan membalas perbuatan Minho pada kakak favoritnya.
"KAK JENNNN....." teriak seorang gadis yang berlari dengan deraian airmata bersama dengan wanita paruh baya yang tengah menangis juga.
Gadis tersebut langsung menubrukkan dirinya pada sang kakak yang juga tengah memeluk sang adik.
"Kak.. Kak Jen gimana ? Kakakku baik-baik aja kan ? Kak Ji jawab." lirih Rose yang tidak tahu kejadian seperti apa yang menimpa kakaknya.
Jisoo tidak mampu mengeluarkan suaranya kala melihat adiknya masih menangis dan mamanya yang juga menangis. Semua orang yang ada disana tidak ada yang tidak sedih. Gadis kesayangan mereka sedang memperjuangkan hidupnya didalam sana.
"Sayang adikmu kenapa ? Bagaimana bisa seperti ini ?"
Jisoo menatap mamanya yang menunjukkan raut sangat sedih. Ibu mana yang tidak sedih jika melihat anaknya terluka.
"Ma, jendeuk.....hiks." Jisoo tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Berakhir dengan pelukan sang mama, ia juga butuh itu.
"Jendeuk kuat, sayang. Adikmu akan sembuh. Kita harus kuat supaya adikmu juga kuat." Suzy mencoba menenangkan anak-anaknya, padahal dirinya sendiri khawatir setengah mati dengan keadaan putrinya. Ia juga penasaran apa yang terjadi dengan Jennie, tetapi ia menunggu Jisoo tenang supaya bisa menjelaskan secara detail.
Saat sedang menemani Rose belanja, Suzy mendapat telfon dari putri sulungnya. Suaranya terdengar tidak jelas karena tangisnya yang tidak bisa dihentikan. Jisoo hanya mampu mengatakan jika adiknya masuk rumah sakit tanpa menjelaskan akibatnya. Tanpa memikirkan apapun, Suzy langsung menarik tangan Rose untuk menyusul sang putri. Rose yang tak tahu apa-apa hanya ikut saja. Di perjalanan, Suzy memberi tahu Rose bahwa kakaknya masuk rumah sakit, itu juga membuat Rose shock karena saat ditinggal tadi Jennie tidak sakit ataupun terluka.
Setelah dokter keluar dan mengatakan jika Jennie sudah boleh dijenguk, keempat wanita tersebut langsung memasuki ruangan tempat Jennie dirawat.
Bau obat-obatan langsung memenuhi indra penciuman mereka. Mata Jisoo menatap sang adik yang tengah berbaring dengan mata yang terpejam erat dan mukanya yang lebam-lebam. Sungguh miris nasib adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
ФанфикSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...