TWO

2K 223 5
                                    

Senja pun menemani kepulangan sicantik Lee ini. Dengan wajah lelah serta lesunya ia berjalan masuk ke dalam mansion itu. Dari pagi sampai petang ini, ia baru menginjakkan kaki di lantai mansion ini. Dia membuka pintu utama dan masuk melewati ruang keluarga. Matanya langsung disuguhi pemandangan yang begitu hangat. Diruang keluarga itu terdengar suara gelak tawa serta teriak-teriakan kecil dari mulut mereka. Jennie menatap sendu mereka.

Sampai pada akhirnya kehadirannya disadari oleh sang mama.

"Sayang udah pulang. Pasti capek ya. Sini.." mama memanggil jennie dan menyuruhnya untuk duduk disofa dekatnya.

"Sini jen. Adeknya kakak udah makan ?" tanya jisoo menarik tangan jennie duduk disampingnya.

Jennie hanya menggelengkan kepala karena memang sedari makan dari kantin tadi dia belum sempat memasukkan makanan sedikitpun kedalam perutnya.

"Kan udah gue bilangin, jangan lupa makan. Bandel banget sih jendeuk." jisoo mencubit hidung jennie.

"Ga sempet kak. Kelar kelas kan gue langsung les tambahan. Terus ya pulang." jennie menjawab.

"Yaudah kamu mandi dulu ya. Biar mama siapin makanan buat kamu." suruh mama.

"Iya ma." jennie pun menuju ke lantai atas dan memasuki kamarnya dan mulai membersihkan diri. Ingin sekali rasanya dia tidur sebentar karena rasanya tubuhnya lelah sekali.

Mama mulai menyiapkan makan malam untuk keluarga ini. Mengapa tidak menyuruh maid saja? Kalau mama sedang tidak sibuk, dia pasti mengerjakannya sendiri.

"Kalian bantu mama sana. Papa mau keatas sebentar." papa menyuruh. Dan melangkahkan kaki menuju kamar anak keduanya itu.

TOK!! TOK!!

Ceklekkk..!!

"Jennie papa masuk."

"Dari mana saja baru pulang ?" tanya papa.

"Bukannya papa seneng kalau jennie menghabiskan waktu diluar." jawab jennie.

"Papa tanya baik-baik kenapa kamu ngelunjak ?" ujar papa dengan nada sedikit keras.

"Jennie kan les, papa juga tau." jawab jennie.

"Jangan berani-beraninya kamu bolos les. Kalau sampai nilai kamu turun, jangan harap kamu masih bisa menginjakkan kaki dirumah ini." papa mengancam jennie dan melangkahkan kaki keluar dari kamar jennie.

Jennie menghela nafas. Ia sudah biasa dengan sifat pemaksa papanya itu yang selalu menuntut ia untuk jadi yang nomer satu.

JENNIE POV

Aku selalu berfikir kenapa papa selalu bersikap seperti itu terhadapku. Kenapa papa selalu membedakan aku dengan yang lain. Selalu marah bahkan ketika aku tidak melakukan kesalahan sedikitpun.
Papa selalu berlaku seenaknya terhadap anak-anaknya. Oh bukan, karena hanya kepadaku papa bersikap seperti itu.

Aku segera menyelesaikan urusanku dikamar dan pergi ke bawah untuk makan malam bersama. Ketika aku sampai ditangga kepalaku sedikit pusing tetapi aku tahan. Aku harus baik baik saja, batinku. Aku melajutkan menuruni tangga dan sampai di ruang makan. Aku langsung mendudukkan diri di samping jisoo dan berhadapan dengan lisa. Aku mengernyitkan dahi ketika sakit kepala itu kembali datang. Mereka tidak boleh tau kalau aku pusing.

JENNIE POV END

"Mama aku mau ayam. Ambilin ya." ucap si bungsu dengan manjanya.

"Ih apasih geli banget lisa." rose menanggapi.

"Rose apasih. Mama mau itu." rengek lisa.

"Iya iya nih mama ambilin. Rose juga. Jisoo mau diambilin juga ?"

"Gausah ma, jisoo ambil sendiri aja. Jen mau makan sama apa ?" tanya jisoo

"Udah ambil sendiri aja gue." jennie menjawab.

"Yaudah kali, nawarin doang gue tuh."

Keluarga mereka makan dengan nikmat. Tidak ada yang membuka suara ketika makan karena itu dianggap tidak sopan.
Setelah menyelesaikan makannya, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk menyelsaikan pekerjaan masing-masing.

Sampai di anak tangga tiba-tiba jennie sedikit terhuyung sambil memegangi kepala nya yang berdenyut nyeri. Sakit kepala itu tiba-tiba datang lagi.

"Jen lu kenapa sih ? Ga sehat kayaknya." jisoo menghampiri jennie dan membantu jennie memasuki kamarnya. Jisoo mendudukkan jennie dipinggir ranjang.

Jisoo memegang kening jennie karena ia merasa adiknya itu tidak baik-baik saja. Tetapi langsung ditepis jennie. Ia nggak mau jisoo tau kalau dia lagi kurang enak badan.

"Udah sana balik, gue gapapa cuma pusing aja dikit." usir jennie.

"Apasih gue cuma mau mastiin kalau adek gue ga sakit jen." jisoo kembali memegang kening jennie dan benar saja, jisoo merasakan tubuh hangat jennie.

"Tuh kan. Sejak kapan badan lu anget gini. Sekarang lu tidur sini gue mau ambilin lu kompresan dulu."

"Kak gausah. Sini tidur samping gue. Temenin ya." pinta jennie lemas.

Jisoo lalu menganggukkan kepala dan mulai berbaring disamping jennie. Mengelus rambut sang adik dengan lembut. Jisoo natap jennie yang terlihat sedang menahan sakit kepala.

"Jen jangan suka bikin tubuh lo capek. Gue gasuka liat lo lemah gini. Gue sedih tau kalau lo sakit gini." ucap jisoo sambil mengelus pipi adik keduanya itu.

"Gue gapapa beneran. Jangan sedih dong. Kan gue nggak sakit." tenang jennie.

"Yaudah lu tidur aja biar besok udah nggak pusing lagi."

"Good night kak chu." jennie mengcup singkat bibir jisoo.

Jisoo melihat jennie mulai menghembuskan nafas teratur menandakan kalau jennie sudah tertidur. Jisoo lama memandangi wajah adiknya yang menggemaskan itu. Jisoo tiba-tiba meneteskan sedikit air mata.

"Jendeuk nya jichu cepet sembuh sayang. Jichu sayang jendeuk."

"Good night too jendeuk. Love u."

-----

Sorry, JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang