Setelah berapa lama pada perjalanan bisnisnya, kedua orang tua Lee itu kembali menginjakkan kakinya di mansion mewah ini. Ini masih pagi menjelang siang jadi anak-anak belum pulang dari sekolah.
2 jam kemudian terdengar suara rusuh dari pintu masuk mansion menandakan ada yang datang. Rose dan Lisa ternyata sedang adu mulut disana, biasalah mereka berdua memang hobby bertengkar. Jisoo yang ada dibelakang mereka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua adiknya.
"Mamaaaaaaa.." si bungsu berteriak kala matanya menangkap keberadaan sang ibu di ruang keluarga. Langsung saja Ia berlari menghampirinya dan memeluk Suzy sangat erat.
"Lisa kangen sama mama." ujar Lisa masih posisi memeluk mamanya.
"Mama juga kangen sama Lisa." balas Suzy tersenyum memeluk Lisa.
"Oh jadi mama cuma kangen sama Lisa. Yaudah Rose keatas duluan ya." Rose dengan aktingnya berpura-pura ngambek dengan mamanya dan melangkahkan kakinya menuju ke atas. Tetapi tiba-tiba ada yang manarik pelan tangannya dan memeluknya.
"Papa merindukan Rose, apakah kamu merindukan papa juga ?" sang papa ternyata yang memeluk Rose dan mengecup pelan dahi sang anak.
"Rose sangat merindukan papa. Papa harum banget Rose suka." Rose menghirup bau dari pakaian yang dikenakan Minhoo.
Minho hanya terkekeh melihat kelakuan anak ketiganya. Lalu pandangannya beralih pada Jisoo yang sedari tadi diam melihat itu semua. Dengan pasti, Minho melepas pelukan Rise dan mendekati Jisoo.
"Kenapa Jisoo diam saja ? Tidak merindukan mama dan papa, hmm ?" Minho memegang bahu Jisoo dan menatap sang anak.
"Jisoo merindukan kalian berdua. Tapi sepertinya kalian tidak merindukan Jisoo." ungkap Jisoo bercanda.
"Mama merindukan putri sulung mama. Kesini biar mama peluk Jisoo." Jisoo langsung berhambur ke pelukan sang mama, tapi sebelumnya Ia mengecup pipi Minhoo dan mendapat senyum bahagia dari papanya.
"Kak Jisoo manja amat sama mama." cetus Lisa yang pelukannya terlepas gara-gara Jisoo memeluk mamanya.
"Emang kamu doang yang boleh manja sama mama ? Ini mama aku juga kali." balas Jisoo.
"Santai dong kak, kan Lisa cuma ngomong." si bungsu menjawab kembali.
"Semua boleh manja sama mama, karena kalian semua anak mama yang paling mama sayangi." akhirnya Suzy menengahi.
"Oh iya, ini Jennie kemana ? Kok gak bareng kalian ?" tanya Suzy yang baru sadar kalau anak kedua nya tidak bersama mereka.
"Tadi Jennie pamit sama Jisoo kalau mau ikut bimbingan belajar, ma." jawab Jisoo yang kini duduk disamping mamanya.
"Kak Jen akhir-akhir ini sibuk banget. Tiap hari selalu pulang menjelang senja." adu Rose yang merasa kakaknya itu tidak ada waktu untuk dirinya.
"Iya, Lisa kasihan sama kak Jen tiap pulang wajahnya selalu lesu gitu kayak capek banget." Lisa pun mencurahkan isi hatinya.
Suzy yang mendengar anaknya berbicara seperti itu jadi memikirkan Jennie. Apakah selama ini Jennie tertekan dengan apa yang Ia jalani. Suzy takut jika nanti Jennie akan lelah dengan semua ini dan menyerah. Selama ini Ia dan suaminya selalu menuntut anak kedunya itu untuk selalu belajar dan belajar. Suzy menyangkan sikapnya tersebut.
"Gimana kalau nanti kita jemput Jennie ke sekolah ?" tawar Suzy membuat ketiga anaknya menoleh padanya.
"Wahhh ide bagus ma. Pasti kak Jen seneng banget kalau pulangnya dijemput kita." Rose memekik kesenangan mendengar tawaran mamanya.
"Aku juga yakin kak Jen bakalan bahagia banget kalau tahu mama udah pulang." Lisa ikut menambahkan.
"Gimana sayang kok diem aja ?" tanya Suzy kepada Jisoo yang diam sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
Fiksi PenggemarSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...