Pagi-pagi setelah sampai disekolah Irene mengedarkan pandangannya dan Jennie belum ada didalam kelas. Maklum saja ini memang terlalu pagi untuk berangkat sekolah. Irene menunggu sampai bel masuk pun Jennie belum memasuki kelas, begitupun juga dengan Jisoo.
Kemana mereka perginya ? tanya Irene dalam hati.
Langsung saja ia mencoba menghubungi Jennie lewat ponselnya namun disayangkan jika ponsel Jennie tidak bisa dihubungi. Irene mencobanya berkali-kali tapi hasilnya sama saja. Kemudian dia mencoba menelfon Jisoo dan tidak diangkat. Ada puluhan kali ia mencoba tetapi tidak ada tanda-tanda dari mereka untuk menerima panggilan Irene.
Sampai akhirnya pelajaran selesai pun Irene masih belum tahu dimana keberadaan orang yang dia cari itu. Bertanya pada orang yang dilewatinya tetapi tidak ada yang tahu. Dia juga turun untuk menuju kelas Lisa dan Rose guna menanyakan keberadaan Jennie tetapi mereka juga tidak menghadiri kelas, tanpa surat ataupun izin.
Bingung sudah Irene, biasanya jika Jennie tidak sekolah atau ada urusan lain, ia akan bilang pada Irene. Dua hari belakangan ini dia dan Jennie juga tidak berkirim pesan karena Irene yang sibuk dengan kegiataannya. Jennie tidak akan menghubungi Irene duluan jika tidak ada yang penting, itu membuat Irene harus rajin mengirimi Jennie pesan supaya mereka tidak lost contact.
Sampai didepan gerbang sekolah, dia mengenal mobil yang terparkir diseberang jalan. Itu seperti mobil Naeyeon yang digunakan untuk hangout kemarin. Ada apa di disini, pikirnya. Langsung saja ia menghampiri mobil tersebut.
Tok tok tok tok
Suara ketukan kaca mobil membuat sang empunya membuka kaca mobilnya.
"Ngapain lo disini ?" tanya Irene to the point.
"Gue nungguin Jennie keluar tapi gue liat-liat nggak ada deh. Capek gue udah sejam disini." jawab Nayeon sembari membuka pintu sampingnya.
"Masuk aja." dan langsung diangguki Irene.
"Dia nggak masuk sekolah."
"Lah kenapa ? Sakit ?" Nayeon mengenyitkan dahinya menanggapi Irene.
"Nggak tau, Jisoo juga ikutan nggak masuk. Gue udah cari keliling sekolah juga tuh dua curut nggak ada. Malah adiknya dua-duanya juga nggak masuk. Pusing gue cariin mereka." keluh Irene panjang lebar.
"Terus kemana dong." bodohnya Nayeon malah bertanya lagi.
"Anjing gue juga nggak tau, kan gue juga nyariin." dengus Irene hampir terbawa emosi.
"Yah terus gimana dong, gue butuh Jennie banget lagi sekarang." Nayeon dengan wajah berpikirnya.
"Mau lo apain ? Temen gue tuh, awas aja macem-macem."
"Temen gue juga kali." Nayeon tak mau kalah.
"Ya iya jawab dulu mau lo apain ?" kan Irene tak sabaran.
"Rahasia lah. Mulut lo kan ember."
"Tai lo gak asik."
"Udah cari aja kerumahnya aja yuk." lanjut Irene mengajak Nayeon.
"Daritadi kek bilang gitu." dengus Nayeon dan menjalankan mobilnya.
Setelah masuk gerbang kediaman Lee, mereka turun dan menuju pintu utama. Dipencetnya bel dan setelah menunggu beberapa menit akhirnya ada yang membuka pintu. Pembantu keluarga itu pun melihat siapa yang datang.
"Temannya nona Jennie ya ?" tanya bibi yang sudah hafal dengan wajah mereka.
"Iya bi, aku mau tanya dong. Jennie nya kemana ya kok nggak sekolah tadi ?" tanya Irene. Mereka masih didepan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
Fiksi PenggemarSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...