EIGHTEEN

1.5K 236 33
                                    

Dua hari lalu Jennie sudah diperbolehkan untuk pulang karena kondisinya sudah membaik dan hanya perlu sesekali datang ke rumah sakit untuk check up.

Kini tubuhnya sudah tidak terasa nyeri lagi hanya tinggal bekas lukanya saja yang masih terlihat jika punggungnya terekspos.

Hubungan keluarga mereka jadi hancur setelah kejadian itu. Jisoo benar-benar menjauhi Minho, begitu pula dengan kedua adiknya yang mengetahui sebab dan akibat dari sakitnya Jennie adalah Minho. Suzy pun juga ikut mendiami Minho karena sudah menyakiti putrinya.

"Sayang, kau mendiamiku hanya karena gadis tak berguna itu ? Yang benar saja." Minho tak habis pikir hanya karena Jennie istrinya sampai tidak mau terlibat apapun dengannya. Bahkan mereka tidur terpisah.

"Jaga mulutmu atau aku akan benar-benar jauh darimu." tatapan tajam itu diberikan untuk Minho. Suzy tidak terima anaknya dikatai seperti itu.

"Yang kau maksud sebagai gadis tak berguna itu siapa ? Dia anakku, beraninya kau berucap seperti itu didepan ibunya!!" teriaknya didepan wajah sang suami. Suzy sudah muak dengan tingkah Minho yang memperlakukan Jennie seenaknya.

"Jika kau masih mengulangi hal yang sama lagi kepada putriku, aku tak segan-segan membawa anak-anak jauh darimu." ancamnya tak main-main.

"Suzy jangan seperti ini kumohon, aku membutuhkanmu. Jangan jadikan ini semua sebagai jalanmu untuk menjauh dariku, kumohon." Minho benar-benar frustasi karena istrinya itu menjauhi dirinya, dan alasannya karena Jennie.

"Aku tidak peduli padamu karena kau juga tidak mau peduli pada putriku. Sadarlah kau Minho, dia berusaha sekeras mungkin itu hanya untuk dilihat olehmu. Tapi hanya untuk memberinya apresiasi saja kau tidak bisa. Kau selalu menyalahkannya karena hal yang kau tidak tercapai, kau benar-benar egois!!"

"Pergi saja yang jauh dan jangan pernah menemuiku atau anak-anakku lagi jika kau masih membenci Jennie. Kau tak memikirkan bagaimana hancurnya dia sejak kecil hanya karena kau yang selalu membeda-bedakan dia dengan saudaranya yang lain. Kau brengsekk!!!"

Suzy mencengkrat erat kerah kemeja yang dikenakan suaminya. Rasa bencinya pada sang suami kini mendominasi melihat anaknya disakiti seperti itu. Tapi ia juga tidak menyadari bahwa dirinya ikut andil dalam hancurnya Jennie.

"Hahh, lelucon macam apa ini. Kau tak melihat dirimu sendiri, huh ? Kenapa kau hanya menyalahkanku padahal kau juga ikut membencinya sampai bertahun-tahun tanpa alasan yang jelas. Pikirkan itu  juga, Suzy. Kau juga tak pernah menyapanya waktu itu, kita sama. Sadarlah jika posisi kita sama. Sampai kapanpun dan apapun yang terjadi, dia tetaplah gadis yang tak berguna, aku membencinya!!!" teriak Minho didepan wajah istrinya yang hanya mampu terdiam. Suzy tahu dirinya salah tapi dia berusaha untuk memperbaikinya. Berbeda dengan Minho yang akan tetap pada pendiriannya.

PLAKKKK

Suaranya nyaring berasal dari tangan Suzy yang sudah muak dengan segala cacian sang suami yang diberikan pada putrinya.

Keduanya sama-sama dikuasai emosi dan menatap tajam satu sama lain dengan dada yang naik turun. Perdebatan mereka tidak akan berakhir, akan ada pertengkaran selanjutnya yang mungkin akan menyakiti satu sama lain.

---

Gadis tertua dari keluarga Kim kini sedang menikmati angin malam di balkonnya. Perasaannya tak menentu karen mendengar pertengkaran mama dan papanya pagi tadi.

'Kenapa keluargaku jadi berantakan begini ?'

Ia mikirkan akar masalah yang menimpa keluarganya akhir-akhir ini. Sikap papanya tidak berubah, masih tetap memperlakukan mereka sebagai putri kecilnya, tentu saja kecuali pada Jennie.

Sorry, JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang