Sudah seminggu semenjak kepergian kedua orang tua mereka. Tanpa keduanya, mereka merasa sangat bebas dan lebih enjoy dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tidak ada tekanan juga paksaan yang biasanya dilakukan oleh papanya.
Hari ini Jennie dan juga Jisoo berencana untuk nongkrong di mall karena jam pulang lebih awal. Sedangkan Rose sama Lisa lebih memilih untuk pergi kerumah temannya, Yeri.
Cewek-cewek ibukota itu pergi menggunakan mobil andalan mereka masing-masing. Jennie dan Jisoo mengendarai porsche hitam milik Jennie dan tentu Jennie yang mengendarainya. Irene dan Joy memilih mini cooper milik Joy. Dan Nayeon, Wendy dan Seulgi mengendarai rubicon milik Seulgi.
Sejak kejadian jambak-jambakan kemarin, Joy jadi sering ikut hangout bersama mereka. Kalau Nayeon, dia beda sekolah dengan Jennie, tetapi ini bestie Jennie setelah Irene. Seulgi dan Wendy teman Nayeon yang sudah akrab dengan mereka.
"Akhirnya gue menghirup udara mall juga." Joy merentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara.
"Alay lu maemunah." Nayeon mendorong pelan Joy.
"Katanya kakak hits, kok kelakuan kek bocil gapernah ke mall." sindir Irene.
"Serah lu pada deh yang penting gue happy." bodoamat Joy merangkul lengan Jennie.
"Risih gue lo pegang." frontal Jennie.
Tawa mereka pecah. Melihat Joy menderita adalah kebahagiaan untuk mereka.
"Rasain lo. Kena mulut pedasnya Jennie kan." Jisoo mengejek. Lalu tangannya melepaskan rangkual Joy terhadap Jennie dan merangkul ganti adiknya.
"Makan dulu kali ya. Laper banget gue." ajak Wendy memegangi perut.
"Yeuuu, makan mulu lo." geplak Seulgi ke perut Wendy.
"Yaudah makan dulu aja. Mau dimana ?" Irene menengahi.
"Gue lagi pengen sushi. Gimana ?" ucap Jennie.
"Gue sih yes." Wendy menanggapi.
"Yaudah sushi aja." akhirnya mereka pergi ke sushi thei dan memesan pesanan mereka masing-masing sambil mengobrol dan mencari tempat duduk.
"Btw gue baru tahu kalo lo juga hobby mobil Jen." Seulgi berucap karena ia baru pertama kali melihat Jennie menaiki mobil tersebut.
"Hooh, selera lo oke juga." Wendy menimpali. Ia sebenarnya heran. Kenapa kalau Jennie punya mobil sebagus itu malah gapernah di pake.
"Gue gak hobby, cuma punya aja." jawab Jennie.
"Hobby tuh dia sebenernya. Karena dilarang bokapnya aja makanya gapernah dipake tuh mobil." celetuk Nayeon.
"Bapak lo minta dijitak emang. Ngeselin banget." Irene yang sudah tahu seluk beluk kelakuan bokapnya Jennie lama-lama juga geram.
"Inget tuh orang tua." peringat Wendy.
Makanan mereka pun datang dan langsung diserbu oleh mereka. Ini emang beneran laper apa rakus ya ?
"Jen aaaakkk." Nayeon menyruh Jennie membuka mulutnya.
"Lo pasti suka." Jennie membuka mulutnya dan menelan sushi yang disuap oleh Nayeon.
"Hmmm. Enak gue suka, ini harus jadi menu favorit sih." ujar Jennie dengan pipi yang mengembang karena mengunyah makanan.
"Lucu banget sih lo. Liat tuh pipi udah mirip bakpao." kekeh Irene menyubit pipi Jennie pelan.
"Ya siapa dulu dong kakaknya." pede Jisoo yang mendapat cibiran dari mereka.
"Jennie gemesin tapi lo gak. Sorry aja ya Ji." Nayeon berucap.
Seulgi sama Wendy mah anteng kalo udah dihadapin sama makanan. Setelahnya mereka membayar makanan tersebut dan meninggalkan tempat itu menuju store sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
FanfictionSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...