Sedang asik-asiknya menjelajahi alam mimpi, Jisoo dikejutkan dengan panas yang menjalar pada tangannya. Ia membuka mata dan melihat Jennie yang gelisah dalam tidurnya.
Jisoo memegang leher Jennie yang terasa sangat panas, adiknya sedang demam. Jennie menggigil kedinginan karena mereka tidur dengan AC yang masih menyala.
Jisoo panik dengan keadaan Jennie yang seperti ini. Ia juga mengecek kening adiknya dan benar saja, suhu tubuhnya diatas rata-rata.
"Jendeuk..... Hey buka matanya." Jisoo menepuk pelan pipi adiknya yang nemerah sebab demam.
Jennie tidak membuka matanya dan malah mengepalkan tangannya menahan dingin. Jisoo yang menyadari itu langsung mematikan AC dan memperbaiki selimut yang dipakai Jennie sampai leher.
Sulung Lee itu bingung harus bertindak apa, pikirannya kalut melihat adiknya masih menggigil dan keringat yang semakin membasahi pelipis adiknya itu.
"Sayang, kamu dengar kakak, kan ?" Jisoo kembali menepuk pipi adiknya, berharap Jennie mau membuka matanya.
"Panas kamu tinggi banget. Kamu tunggu sebentar ya aku mau ambil kompres dulu." dikecupnya dahi sang adik dan berlalu dari kamar.
Tak sampai lima menit Jisoo sudah kembali dengan baskom dan air didalamnya, tak lupa ia membawa handuk kecil untuk sang adik.
Ia memeras handuk itu dan meletakkannya didahi adiknya, berharap sekali supaya panas Jennie cepat turun.
Padahal sebelum tidur tadi suhu tubuh adiknya itu masih normal. Tapi entah apa penyebabnya tiba-tiba malam ini suhu tubuhnya benar-benar tinggi.
"Di-di-ngi-nn." gumam Jennie dengan gigi yang gemertak.
Jisoo melihat itu langsung mencari sweater tebalnya untuk sang adik. Ia juga mengambil selimut lagi supaya Jennie tetap hangat.
"Jendeuk, ayo pakai dulu sweaternya, kakak bantuin." Jisoo mencoba membangunkan Jennie karena ia tidak bisa memakaikan sweaternya jika Jennie masih dalam posisi tidur seperti ini.
Jisoo membantu Jennie untuk sedikit mendudukkan tubuhnya, Jennie yang lemas pun hanya menurut dan mengalungkan tangannya pada leher Jisoo.
Jisoo memasangkan sweater dan juga dilapisi oleh jaket lagi supaya adiknya tetap hangat, lalu ia ikut duduk disamping Jennie.
Dipeluknya tubuh hangat sang adik dan mengelus rambutnya perlahan. Jisoo juga sesekali mengambil kecupan dipucuk kepala Jennie.
Karena tubuhnya masih kurang hangat, Jennie merapatkan tubuhnya pada Jisoo.
Jisoo memperbaiki posisi mereka. Kini ia yang tengah berbaring dengan sedikit duduk dan Jennie yang berada diatasnya, memeluk dirinya dengan tengkurap diatas dadanya.
Sulung Lee itu baru teringat jika mereka tadi habis bermain hujan. Dan Jisoo juga baru ingat jika adiknya itu tidak bisa terkena setetes hujan pun. Rasa menyesal timbul dihatinya. Ini salahnya karena memaksa sang adik menuruti kemauannya.
"Maafin kakak sayang, bodoh banget ya aku bisa lupa kalau kamu nggak bisa kena air hujan." Jisoo mengecup rambut Jennie berkali-kali merasa bersalah.
Mata Jisoo berkaca-kaca melihat bagaimana adiknya itu berusaha mengabaikan sakitnya. Jisoo benar-benar merutuki dirinya sendiri.
"Jendeuk sakit gara-gara Jichu, ya. Maafin Jichu ya," sendunya menatap mata yang mengerjap itu.
"Chuu..." panggil Jennie pelan.
"Apa sayang ? Sakit ya ? Bilang mana yang sakit biar kakak obatin." Jisoo memegangi kepala Jennie yang sedikit mendongak kearahnya.
Jennie menggeleng pelan. Pusing kepalanya memang semakin terasa, tapi ia tak mau membuat Jisoo semakin merasa bersalah jika ia mengeluh didepan kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
FanfictionSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...