"Hei Irene," teriak temannya dari belakang. Irene menoleh dan hanya menatapnya saja.
"Diem aja si." colek temannya yang mensejajarkan diri dengan Irene.
"Gue ada salah ya. Sok misterius banget si lo."
"Mentang-mentang temenan sama adek gue, lo jadi ketularan sifat es nya." ya Jisoo yang sedari tadi mengoceh tidak jelas.
Padahal dia memanggil Irene untuk mengajaknya mencari Jennie, tetapi dia malah mengatakan hal yang menurut Irene benar-benar tidak jelas.
Mengapa Irene tidak menanggapi Jisoo sama sekali ? Jennie alasannya. Irene marah pada Jisoo yang terlihat tidak peduli dengan adiknya. Tetapi nyatanya Jisoo datang sepagi ini ke sekolah hanya untuk mencari Jennie.
"Ren, Jennie pergi bareng lo nggak ? Dia nggak ada dirumah sejak pagi tadi." tanya Jisoo dengan muka resah. Irene hanya memutar bola matanya malas.
"Lo nggak liat gue berangkat sendiri ?" tanya Irene balik.
"Lo nggak khawatir sama jennie ? Biasanya kan lo yang paling suka nanyain kemana Jennie." heran Jisoo.
"Dia bisa jaga dirinya sendiri," Irene meletakkan tasnya dibangkunya dan duduk.
"Lagian kan lo kakaknya, yakali gatau adeknya kemana," sarkas Irene menatap Jisoo.
"Pikir aja sendiri, jangan tanya sama orang lain tentang adek lo. Karena lo aja yang dianggep deket sama Jen nggak tau dia dimana. Kakak bukan sih lo ?" Irene berujar seolah menyalahkan Jisoo atas kejadian yang tadi malam menimpa Jennie. Irene jelas tidak terima sahabatnya mendapat perlakuan yg minim dari keluarganya.
"Lo kenapa sih. Santai kali gausah nyolot." ujar Jisoo yang juga menatap Irene tajam.
"Semalem lu kemana ? Adek lu sakit, lo kemana ? Kakaknya Jen, lo kemana tadi malem ?!!" bentak Irene dengan suara yang dalam.
"Gue jagain kok, sama mama sama Rose malah. Kenapa jadi peduli sama Lisa lo ?" heran Jisoo, karena tiba-tiba Irene yang mempedulikan adik bungsunya. Cewek yang setipe dengan adik keduanya itu tumben sekali mau mempedulikan orang lain kecuali Jennie.
"Lisa ? Lo pikir sepeduli itu gue sama adik bungsu lo ?."
"Lah, gimana sih lu." dalam pikirnya Jisoo bertanya-tanya. Perasaan Irene tadi menanyakan perihal adiknya yang sakit, tetapi ah sudahlah.
"Adek lo cuma Lisa ? Yang kelihatan sakit cuma Lisa ?"
"Lisa yang semalam sakit. Makanya gue tanya, kenapa lo tiba-tiba nanyain Lisa ?"
"JENNIE SAKIT. Haha lo gatau kan ?" bentak Irene tertahan karena masih didalam kelas. Jisoo terkejut mendengar ucapan Irene. Jendeuknya sakit ? pikir Jisoo tidak percaya. Jennie sakit dan bertengkar dengan papanya ? pikiran Jisoo benar-benar kacau.
"Diem kan lo. Lo cuma peduli sama yang lo lihat doang. Dia pulang cepet les itu karena dia sakit, bukan bolos. Bilangin itu sama bokap lo yang egois itu." Irene berucap penuh emosi.
Tidak lama guru mata pelajaran mereka datang, menunda berbagai pertanyaan yang ingin dilontarkan Jisoo terhadap Irene. Raut wajahnya terlihat cemas dan khawatir kepada adik kedunya itu.
"Jendeuk maafin Jichu." gumam Jisoo pelan.
-----
Jisoo dan kedua adiknya siap untuk memasuki mobil, tetapi Jisoo teringat sesuatu. Dia teringat Jennie.
"Lisa sama Rose pulang duluan aja ya, kakak masih ada tugas yang belum selesai." ujar Jisoo kepada kedua adiknya.
"Kok mendadak sih, terus nanti pulang sama siapa kak ?" tanya Lisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Jennie
FanficSosok wanita yang menyimpan segudang luka yang disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Jennie Lee. Manusia yang dituntut untuk selalu sempurna tanpa peduli dengan apa yang manusia ini rasakan. Sosok yang dingin tetapi begitu hangat (?) Sikap yang i...