"Kamu kalau ngga suka sama sifat manja nya Raga bilang aja ke bunda ya, jangan bilang langsung sama dia." Ucap ayla sembari memegang tangan Zeyra.
Zey mengerutkan dahinya. "Zey suka kok kalo Raga kaya gitu. Malah sifat nya Raga yang kaya gitu yang bisa bikin Zey nyaman. Zey suka anak kecil. Ya walaupun Raga udah besar tapi sifat dia yang bikin Zeyra nganggep dia itu anak kecil bun." Ungkap Zeyra disertai senyuman khasnya. Senyuman itu mampu membuat Ayla merasa terharu.
Ayla menatap gadis di depannya sembari tersenyum. Lalu tiba-tiba senyumnya memudar di detik berikutnya.
"Siapa tau aja neng. Dia manja nya kebangetan soalnya." Ujarnya dengan tatapan sendu yang Ayla berikan membuat gadis di hadapannya merasa terenyuh.
"Bunda bilang dia anak tunggal kan? Pasti sering di manja sama bunda sama papa. Terus mungkin manjanya kebawa sampe dewasa, jadi Zeyra ga heran." Jelas Zeyra yang menyimpulkan seperti itu.
Bunda Ayla mencermati kata-kata yang di ucapkan oleh kekasih anak nya itu. Jika di pikir-pikir itu masuk akal, karena memang Raga dari dulu seringkali di manja.
"Iya sih neng. Ini juga salah bunda sama papa yang sering manjain dia." Terlihat raut wajah yang sedikit menyesal karena terlalu memanjakan anak satu satunya sampai saat ini.
"Ya itu wajar bun, kan dia anak tunggal. Pasti bunda sama papa ngga mau kehilangan dia, jadi kalian turutin semua kemauan Aga." Ujarnya lagi dengan mengusap punggung tangan wanita kepada empat di hadapannya.
Saat sedang asik berbincang, ada yang memeluk Zeyra dari belakang. Ia menduga itu adalah Raga, si bayi besar.
Aga duduk di tengah-tengah antara Ayla dan Zeyra. Kepalanya menyender ke pundak Zeyra dan tangannya melingkar di perut gadisnya itu.
Zeyra terkekeh melihat wajah bantal sang pacar. Matanya yang sayu, mulutnya yang di sumpel menggunakan dot dan rambut yang berantakan.
"Cielah yang udah dapet pawang mah sekarang beda. Bundanya jadi di cuekin nih. Padahal biasanya kalo bangun tidur teriak teriak, 'bundaaaa, bundaa mau peluk'." Ejek bunda yang mendapat tatapan tajam dari seseorang yang tiba-tiba saja yang ikut nimbrung diantara keduanya.
"Bunda diam." teriak Aga. Setelah itu ia masukan lagi dotnya kedalam mulut, lalu ia memeluk perut Zeyra erat.
Zeyra hanya tertawa melihat perdebatan bunda dan anak itu. Si bunda yang jail dan anak nya yang ngambekan.
☆☆☆
Hari menjelang malam. Jam sudah menunjukan pukul 17.51 WIB.
Zeyra masih berada dirumah Raga. Ia sedang membantu bunda memasak. Sedangkan Raga, lelaki itu sedang tertidur pulas di kamarnya. Setelah dari taman belakang tadi, Raga mengeluh masih mengantuk dan pada akhirnya ia kembali tertidur dengan mulut yang menganggur atau dengan kata lain dia tidur tanpa dot.
Saat Zeyra sedang memotong bawang tiba-tiba terdengan suara teriakan seseorang.
"Ayanggg mau peluk!!!" Teriak seorang lelaki dari lantai atas yang ia duga itu adalah kekasihnya yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.
"IYA SAYANG SEBENTAR YA AKU LAGI BANTU BUNDAA." Jawab Zeyra yang ikut berteriak.
"Udah nak gak usah di ladenin si dia nya, biarin aja." Ucap bunda Ayla yang sudah jengah dengan kelakuan anak sematawayangnya.
"Hahahah iya bun, tapi kasian juga liat muka melas dia." Katanya sambil terkekeh kecil. Bunda juga ikut terkekeh karena membayangkan betapa lucunya si bayi besar itu.
Tiba tiba saja ada yang memeluk Zeyra dari belakang, sudah Zeyra tebak jika itu adalah bayi besar nya yaitu Aga.
"Ayang lamaaa." Raga mengerucutkan mulutnya di ceruk leher gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeyra And Her Clingy Boy (END)
Teen FictionMengandung bahasa kasar🚫 Zeyra Ruby Athalla. Seorang perempuan yang hidupnya tidak pernah bahagia. keluarga yang berantakan, persahabatan yang hancur dan percintaan yang tidak pernah berhasil, membuat dirinya menjadi gadis yang tak peduli sekitar...