"Arghh anjing, kok bisa gini sih!!"
Prangg
Gara, Jivan dan Rigel hanya diam saja melihat sahabatnya itu mengacak-acak tongkrongan mereka. Mereka semua tak bisa berbuat apa-apa karena jika Raga sedang mengamuk memang seperti ini. Kadang sampai mabuk dan balapan dengan ugal-ugalan.
"Kenapa?" Jivan berbisik kepada Rigel, namun lelaki itu hanya mengangkat bahunya. Sedangkan Rigel juga penasaran ia memutuskan untuk bertanya kepada Gara.
"Dia kenawhy?" Tanya Rigel dengan suara yang pelan kepada sahabat sebelahnya.
"Gue gak tau, yang gue tau dia lagi ada masalah sama Zeyra." Ucapan Gara membuat mereka mengerutkan alisnya dan diselimuti rasa yang penasaran.
"Lo tau dari mana?" Tanya Jivan yang langsung mendekat kearah Gara dan menghiraukan Raga yang sedang menendang serta memukul samsak yang memang sudah di sediakan disana.
Gara mengeluarkan ponsel yang di genggamnya lalu menyerahkan kearah Jivan dan Rigel.
Jivan yang sudah sangat amat penasaran pun akhirnya langsung merebut ponsel itu lalu dibacanya chatan Gara dan Daka dari awal permasalahan hingga akhir.
"Lah anjir? Ini teh seriusan Raga kayak gitu?" Rigel berucap dengan rasa tidak percaya terhadap apa yang sahabatnya lakukan.
"Iya cok, dia harusnya ngerti lah perasaan orang kalo di selingkuhin itu gimana, orang dia pernah ngerasain juga." Cibir Jivan yang langsung menatap sinis Raga yang terduduk lemas akibat memukuli samsak hingga hancur.
"Dasar orang goblok." Timpal Gara yang hanya di denger serta di angguki oleh Jivan dan Rigel.
Rigel yang muak dengan kegiatan sahabatnya itu akhirnya memutuskan untuk menghampirinya untuk menyadarkan satu orang itu.
Rigel mendekat kearah Raga lalu menepuk pundaknya. Raga membalikan badan menghadap Rigel. Terlihat mata sembab serta air mata dimana-mana di wajah Raga.
"Kenapa lo? nyesel udah selingkuhin Zeyra?" Tanya Rigel dengan wajahnya yang mengejek.
"Gua ga pernah nyesel selingkuhin dia. yang gue sesali adalah, kenapa gue ga putusin dia dari awal biar hubungan gue sama Debora ga renggang kaya gini. Ah anjingg, Zeyra sialan." Lagi dan lagi Raga hanya memukul samsak yang sudah hancur dan purus dari talinya.
"BANGSAT, LO DASAR BAJINGAN GA TAU DIRI. UDAH BAGUS ADEK GUE NERIMA LO YANG MUKANYA PAS-PAS AN. GA ADA RASA BERTERIMAKASIHNYA LO BABI." Dengan brutal, Daka meninju wajah dan perut Raga bak samsak.
Daka tak memberi peluang Raga untuk membalasnya, ia terus menerus memukul Raga hingga lelaki itu terlihat sudah terkapar lemah di lantai basecamp.
Wajah Raga makin terlihat jelek karena banyak lebam yang dihasilkan dari hantaman yang diluncurkan Daka.
Gara yang notabenya adalah sepupu Raga pun tak mau membela lelaki itu, karena jelas-jelas dia bersalah. Gara, Jivan dan Rigel hanya melihatnya dari jarak dekat tanpa ada niatan untuk melerai Daka.
Tapi satu yang membuat mereka memikir. Tadi Daka mengucapkan kata apa? Adek gua? Shit. Ini harus di pertanyakan. pikir mereka.
"SEKALI LAGI GUE LIAT LO NYAKITIN ZEYRA, GUE JAMIN NYAWA LO GUE AMBIL SAAT ITU JUGA!!"
bughh
Pukukan terakhir adalah pukulan peringatan dari Daka yang di tujukan pada orang yang sudah terkapar di depannya. Masih belum puas akhirnya Daka menginjak perut Raga hingga sang empu batuk-batuk.
Setelah itu Daka melenggang pergi dari tempat. Dirinya yang tadi ingin memberi tau hubungan antara dirinya dengan Zeyra jadi tidak mood karena mendengar kata-kata najis yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeyra And Her Clingy Boy (END)
Fiksi RemajaMengandung bahasa kasar🚫 Zeyra Ruby Athalla. Seorang perempuan yang hidupnya tidak pernah bahagia. keluarga yang berantakan, persahabatan yang hancur dan percintaan yang tidak pernah berhasil, membuat dirinya menjadi gadis yang tak peduli sekitar...