"Sumpah, apaan banget sih tu tante-tante ngatur hidup gue mulu. Ga tau apa kalo gue tuh capek seharian pas pulang malah kena ceramah yang tidak berguna." Gadis yang sedang tidak mood itu melempar tas nya kesembarang arah, setelah itu ia merebahkan dirinya di atas kasur dengan posisi terlentang.
"Persetan sama omongan iblis. Mending gue mandi dah, habis itu tidur." Zeyra bangun dari tidurnya. Gadis itu mengambil handuk serta pakaian yang akan ia gunakan nanti.
Tak lama ia membersikan tubuhnya, hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit saja.
"Aga lagi ngapain ya." Zeyra berjalan menuju balkon nya lalu melihat ke arah kamar kekasihnya. Dirinya tak melihat ada satu orang pun disana. Mungkin Aga lagi mandi, pikirnya.
"Arghh astaga, ngantuk banget. Hoammm." Mata cantik gadis itu mulai menutup secara perlahan.
Terlihat seorang laki-laki yang sedang membelikan sesuatu kepada Gadis yang berusia sekitar 16 tahun.
"Makasih kak." Gadis itu menundukan kepalanya lalu mengangkatnya lagi menatap kearah Raga.
"Sama-sama cantik." Tangan yang berobat itu mengusap puncuk kepala gadis manis dihadapannya.
"Oh iya, nama kamu siapa?" Tanya Raga, ia mengajak gadis itu jalan menuju tempat duduk yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Nama aku Dinara, kakak bisa panggil aku Nara." Ucapnya dengan nada yang menggemaskan, membuat Raga menyimpulkan senyumannya.
"Oke Nara. Kamu panggil aku Raga oke? Kelihatannya umur kita ga beda jauh."
"Umur aku 16 tahun, mungkin lebih tuaan kakak deh." Ucap Nara sembari memakan permen kaki yang Raga berikan.
"Cuma beda dua tahun doang. Umur aku 18. Tapi umur ga bakal bisa menghalangi aku buat jadi imammu, hahah"
"Ihh kakak jangan bikin aku baper dong." Dengan centilnya, Dinara memukul lengan Raga setelah itu menutup wajahnya.
"Hahah lucu."
"I love you too, hihi." Gadis bernama Nara itu memalingkan wajahnya, tapi lupa dengan wajah yang ia tutupi agar Raga tidak melihat wajah merahnya.
"Iiii, aku ga ada ya bilang gitu. Tapi kalo beneran sini dehh." Raga menarik bahu Nara lalu memeluknya. Tak lupa juga ia mengecup lembut dahi dan rambut milik gadis itu.
"RAGAA!" Zeyra meneriaki nama kekasihnya lalu dengan spontan ia bangun dari posisi tidurnya.
"Sialan. Ternyata cuma mimpi. Tapi kok ini serasa nyata ya." Zeyra mulai gelisah. Tak tau kenapa ia mempunyai firasat bahwa yang ada di mimpinya itu nyata.
"Tenang Zey. Jangan nethink dulu. Kita ke balkon yuk, manggil Raga." Dengan tubuh yang lemas, gadis itu memaksakan diri untuk berjalan menuju balkon kamarnya. Saat sampai disana, terlihat Raga yang sedang tersenyum memandang ponselnya.
"Ayang." Zey melambaikan tangannya. Raga hanya membalasnya dengan senyuman.
Zey melihat Raga mulai beranjak dari kursinya, lalu berjalan menghampiri dirinya.
"Kenapa zeyy?." Raga berdiri tepat di hadapannya. Gadis itu harus sedikit mengangkat dagunya agar bisa melihat jelas wajah kekasihnya yang sangat ia sayangi.
Dengan sigap, Zeyra memeluk tubuh kekasihnya. Ia mengendus dada bidang yang Raga miliki. Bagian itu adalah bagian yang sangat dirinya sukai.
"Masa tadi aku mimpi kamu itu ketemu orang baru di jalan, terus kamu kasi dia sesuatu gitu. Nah habis itu kalian ngobrol di tempat duduk yang ada disana. Dia nya centil banget. Masa pas kamu bilang lucu dia jawabnya I love you too. Terus habis itu kamu peluk dia mesra banget. Kan aku cemburu." Saat mengucapkan kata-kata itu tadi, Zeyra semakin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeyra And Her Clingy Boy (END)
Fiksi RemajaMengandung bahasa kasar🚫 Zeyra Ruby Athalla. Seorang perempuan yang hidupnya tidak pernah bahagia. keluarga yang berantakan, persahabatan yang hancur dan percintaan yang tidak pernah berhasil, membuat dirinya menjadi gadis yang tak peduli sekitar...