Ulangan akhir semester sudah mereka lewati. Hari ini, adalah hari terakhir sekolah sebelum liburan akhir semester.
Siswa siswi 11 Mipa 3 berencana untuk melakukan hiking ke salah satu gunung yang sudah tidak aktif disana. Mereka akan berangkat besok pagi dan sebelum berangkat mereka akan berkumpul terlebih dahulu di depan sekolah mereka.
Saat ini, Zeyra, Angel, Thea, Thena dan Yara sedang berada di salah satu mall terbesar di kota itu untuk mencari beberapa barang-barang yang mereka butuhkan besok.
"Kurang apa lagi nih??" Angel bertanya sembari melihat-lihat list barang yang akan mereka beli.
"Tas gunug udah, Tenda udah, kompor portable udah, jajanan udah, makanan instan udah, sleeping bag udah, matras udah, p3k udah. Apa lagi yang kurang??" Tanya Thena.
"Senter dah ada belum?" Zeyra bertanya.
"Oh iya anjir, senter ketinggalan."
"Yaudah ayo cari." Mereka semua berpencar untuk mencari beberapa senter untuk digunakan saat malam.
"Woyy, disini nih tempat senternya!! Cepet kalian kesini!" Yara berteriak hingga membuat para pelanggan melihatnya aneh. Yara tersenyum canggung lalu meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ia buat.
"Goblok lo pake teriak-teriak segala." Umpat Thea.
"Tau tuh, urat malunya udah putus kali," sambung Thena.
"Udah ah, cepetan ni mau yang mana senternya? Yang gede? Yang sedang atau yang kecil??" Angel menunjuk satu persatu lampu senter dihadapannya.
"Yang ini bagus kayaknya." Yara mengambil satu senter yang berukuran se-kepalanya.
"Gilak kali lo! Yakali pake senter kaya gituan di tenda, yang ada nanti mata kita perih bagaikan melihat cahaya ilahi." Thea menutup matanya menggunakan satu telapak tangan yang dimiringkan dengan posisi yang ia sengaja lebay-lebaykan.
"Najis loo!"
"Ihh, kok Yara gitu." Thea memperlihatkan pupy eyesnya. Hal itu membuat teman-temannya bergedik ngeri.
"Alay jamet!" Sentak mereka semua. Ekspresi Thea disedih sedihkan membuat mereka semua meninggalkan dirinya sendiri setelah Zeyra mengambil empat lampu senter yang lumayan kecil.
"Ihhh, kok dedek di tinggall." Yara berlari menghampiri teman-temannya.
Mereka berlima berjalan menuju tempat kasir untuk membayar semua barang yang mereka beli.
"Lima juta seratus tigapuluh dua limaratus ya kak totalnya." Ucap sang kasir dengan ramah.
Angel mengeluarkan dompetnya lalu mengambil uang cash sebesar Rp5.150.00,00 untuk membayar barang-barang itu semua.
"Ehh ini gue aja yang bayar," ucap Zeyra yang hendak mengambil dompetnya.
"Udah gue aja. Ini mba" Angel memberikan uang itu ke mba kasirnya, tak lama kasir itu memberikan struk beserta uang kembalian.
"Terimakasih sudah berbelanja disini." Mereka semua mengangguk untuk menanggapi ucapan kasir.
"Udah semua kan ini?" Tanya Zeyra. "Kalo udah gue mau balik, takut ortu nyariin." Lanjutnya dengan senyuman nya.
"Zey, kita mau ngomong sama lo tapi gak disini." Ucap Angel.
"Disini aja ngel, soalnya gue harus buru-buru pulang."
"Oke. Kita mau tanya, sebenernya lo anggep kita tuh apa?" Pertanyaan itu membuat kening Zeyra mengkerut. Ia tidak paham apa maksud Angel.
"Maksudnya?" Tanya Zeyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeyra And Her Clingy Boy (END)
Novela JuvenilMengandung bahasa kasar🚫 Zeyra Ruby Athalla. Seorang perempuan yang hidupnya tidak pernah bahagia. keluarga yang berantakan, persahabatan yang hancur dan percintaan yang tidak pernah berhasil, membuat dirinya menjadi gadis yang tak peduli sekitar...