1. Berubah

200 6 4
                                    


"ish gak nyampe Ka ah sebel." Gadis remaja cantik yang tengah berjinjit untuk mengambil mangga dari pohon nya itu menekuk wajah imutnya.

"gitu aja engga nyampe, bocil." Balas remaja yang satu tahun lebih tua dari gadis cantik itu. Ia bernama Azka. Karna tidak terima di bilang bocil oleh sahabatnya tanpa mengucapkan bismillah Ayra langsung menendang kaki Azka.    

"arghh sakit Ra," Azka mengelus kaki nya yang terasa sakit,

"kampret emang" pikir Azka. Ayra memasang wajah tanpa dosa.

Setelah mendapatkan mangga yang Ayra inginkan, kedua sahabat itu pun pergi menuju gazebo yang berada di rumah Ayra, dengan masih menggunakan seragam SMP nya.

Azka sering ke rumah Ayra begitu pun dengan Ayra yang sering ke rumah Azka. Walaupun jarak rumah mereka bisa dibilang agak berjauhan tapi karna mereka yang bersahabat sejak masih di taman kanak-kanak jadi itu bukan masalah, toh orang tua mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain. Walaupun umur mereka terpaut satu tahun tapi mereka satu angkatan. Iya, Ayra yang ingin selalu bersama Azka sehingga ketika Azka masuk sekolah dasar, Ayra langsung menangis dan pada akhirnya Ayra pun masuk sekolah dasar walaupun umurnya kurang satu tahun.

"Ra makan dulu sayang, ajak Azka juga. Mama udah masak masakan kesukaan kalian," teriak Risa mama Ayra.

"Ayo Ka mama udah manggil tuh gue juga udah laper." Ucap Ayra yang membuat Azka mengacak rambut Ayra gemas. "lets go!."

___________

"Azka pamit pulang dulu ya tante," pamit Azka kemudian mencium punggung tangan Risa.

"hati-hati ya Azka, jangan ngebut-ngebut nanti kalau terjadi sesuatu sama kamu Ayra yang nangis kejer tante ga su-"

"ISH MAMA DIEM AH!" belum sempat Risa menyelesaikan ucapan nya Ayra malah berteriak menyela ucapanya.

"Ayra kamu mau bikin mama jantungan ha?" Risa tidak habis pikir dengan tingkah anaknya ini.

"Iya maaf, mama juga sih mancing-mancing." Ayra menekuk bibirnya kebawah.

"lucu." pikir Azka.

Azka kemudian tersenyum tipis melihat interaksi ibu dan anak itu.

"iya tante, Azka engga akan ngebut. Tante tenang aja"

Risa menganggukan kepalanya pelan,
"ya sudah tante ke dapur dulu ya." pamit Risa lalu berjalan menuju dapur meninggalkan kedua remaja itu.

"Ka beneran jangan ngebut ish."

"Iya bawel." Balas Azka lembut seraya mengacak pelan rambut panjang Ayra.

                            *****

"Gue kangen lo Azka." lirih Ayra tanpa sadar air matanya sudah mengalir membasahi pipi mulusnya.

Vianita Rayna sahabat baik Ayra dari jaman SMP selain memiliki kepribadian hangat Via juga ratunya ghibah. Via yang baru sampai di kelas itu pun langsung terkejut karena melihat sahabatnya yang tengah menangis.

"Ra kenapa lo nangis?"

"Eeh engga, ga papa kok Vi." Jawab Ayra berbohong.

Via memicingkan matanya curiga,

"gausah bohong bisa?" Via merasa kasihan kepada Ayra.

Karena mereka bersahabat sejak di bangku SMP jadi Via tahu hal apa yang sekarang Ayra tengah tangisi.

"Ra, Azka ya?" tanya Via tepat sasaran.

"Bentar gue mau telfon Azka dulu." Lalu Ayra menghapus kasar air matanya.

"Percuma engga akan dia angkat." jawab Via pelan.

Butuh waktu dua menit hingga Azka mengangkat panggilan nya.

"Hm?"

"Pulang sekolah bareng gue ya ka," ucap Ayra to the point. Ayra menggigit bibir bawahnya mencoba untuk tidak menangis. Ayra kangen Azka, sungguh.

"gue sibuk."

"Azka please," mohon Ayra.

"Ck gak guna!" Azka mematikan secara sepihak sambungan telfon nya.

Ayra tidak dapat lagi menyembunyikan tangisannya bahunya bergetar ia terisak. Via yang melihatnya langsung memeluk Ayra mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Gue ka... kangen Azka yang dulu hiks,"

"Kenapa Azka berubah Vi kenapa?"

"Gue salah apa Vi? sampai dia bersikap asing kayak gini,"

"gue capek Vi capee."

Mata Via berkaca kaca melihat kondisi Ayra yang seperti sekarang.

Via tahu tidak mudah bagi Ayra menjalani hari tanpa Azka. Mereka yang selalu bersama, Azka yang selalu peduli, selalu mementingkan Ayra kini berubah menjadi sosok yang tidak Ayra kenali.

Via masih mencoba menenangkan Ayra hingga kelas nya pun terisi penuh oleh siswa XI MIPA 1 lain nya dan Ayra berhasil menyudahi tangisnya.

Pelajaran jam pertama pun di mulai.

__________

Segini dulu ya, kalau ada yang typo atau salah dalam penandaan tanda baca kasih tau ya. Jangan lupa vote and komen nya

Harap maklum ya ini cerita pertamaku, kalau ada masukan atau kritikan silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar. terimakasih:)
-
-
-
See you next part;)

AZKAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang