31. See you

58 2 0
                                    

Di malam yang sunyi penuh ketenangan terlihat cahaya rembulan bersinar dengan taburan bintang yang semakin membuat langit terlihat begitu indah.

Lain hal dengan gadis cantik yang satu ini, bukannya menikmati keindahan malam, Ayra justru kini tengah tertidur dengan damai hingga terdengar suara dering yang berasal dari ponsel miliknya yang mampu membuat gadis itu langsung terbangun dari mimpi indah nya.

Ayra menutup pintu kamar lalu melangkahkan kakinya keluar rumah karena tadi Azka menelfon dan mengatakan bahwa laki-laki itu tengah berada di depan rumahnya.

"Ngapain? tumben ke sini malem-malem?" Tanyanya setelah sampai di hadapan Azka.

Azka tersenyum melihat gadisnya yang mengenakan piyama dengan motif pikachu, sangat menggemaskan dimatanya.

"Kangen kamu."

"Kan kamu sibuk, sibuk aja terus. Gausah kangenin aku." Balas Ayra judes.

Azka tertawa kecil. "Maunya kamu."

Ayra memutar bola matanya malas. Ia menatap Azka dengan malas. "Aku bukan cewek yang gampang baperan!"

"Siapa yang baperin? Kayaknya ga ada."

Ayra melotot dan memukul lengan Azka. "Nyebelin!"

Azka tertawa lagi. Ia menatap Ayra dengan tatapan teduh. Tatapan hangat yang hanya ia berikan kepada Ayra dan keluarganya sendiri.

"Eh aku mau cerita," ujar gadis itu tiba-tiba.

"Kenapa cemberut gitu hm?" Tanya Azka. Tangan kekarnya merapihkan rambut Ayra yang sedikit berantakan.

"Mau dengerin nggak si?" Tanya Ayra balik dengan sedikit ngegas.

Azka kembali tertawa, mood nya kembali setelah melihat gadisnya. Ia lalu menarik pelan tubuh Ayra untuk duduk di sebelahnya, bersandar di kap mobil miliknya.

"Tadi siang kan aku bikin seblak yang lagi viral. Berhasil, seblaknya enak. Tapi kamu tau ga? pas lagi enak enak nya makan ada kejadian yang beneran nggak terduga." Ayra mulai bercerita dengan raut wajah yang terlihat sedih.

"seblaknya tumpah?" Tanya Azka memastikan.

Ayra menggeleng keras. "Kerupuknya loncat ke mata aku,"

"Ish tuhkan kamu mau ketawa."

Azka tidak bisa lagi menahan tawanya, ia terkekeh pelan, ada saja tingkah Ayra yang mampu membuatnya geleng kepala. Tapi setelahnya Azka tersadar.

Ia menghentikan tawanya dan langsung menatap Ayra dengan khawatir.

"Perih matanya?" Ayra mengangguk pelan.

"Lain kali jangan ceroboh, jangan bikin aku khawatir Ra,"

"Nangis pasti?" Lanjut Azka masih terdengar khawatir.

"Iya." Ayra tertawa setelahnya.

Tangan Azka menangkup pipi tembam Ayra yang membuat gadis itu refleks menutup matanya. Melihatnya Azka tersenyum tipis, lalu mengecup pelan kedua mata gadis itu.

"Udah sembuh." Ujar Azka dengan mata yang tidak lepas memandang Ayra dengan tatapan hangatnya.

Ayra mengerjapkan matanya,

"Hah? nggak, itu apa---"

Azka mengangkat alisnya dan tertawa kecil, "mikir apa hm?"

Jangan salahkan Ayra yang berbicara belibet, tapi salahkan tatapan dan perilaku Azka barusan yang berhasil membuatnya salah tingkah.

Ayra berdehem pelan untuk meredakan rasa gugupnya, ia lalu mendongak menatap taburan bintang yang sangat indah. Tanpa Ayra sadari sedari tadi Azka terus menatap ke arahnya.

AZKAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang