Hampir satu tahun telah berlalu. Minggu pagi ini terlihat sekelompok remaja yang beranjak dewasa tengah berkumpul di rumah Ayra. Mereka akan menghabiskan waktu akhir pekan kali ini untuk hangout bersama setelah menyelesaikan ujian sekolah. Tidak terasa kini mereka sudah berada di penghujung SMA. Maka dari itu mereka memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan dan waktu sebaik mungkin sebelum akhirnya keadaan yang akan memisahkan mereka, entah itu untuk bekerja ataupun kuliah.Kini mereka sudah sampai di salah satu mall terbesar di pusat kota Jakarta. Mereka menyusuri mall tersebut dan menuju ke arah bioskop. Awalnya mereka ingin pergi ke dufan, tapi setelah melihat cuaca yang mendung akhirnya mereka memutuskan untuk pergi menonton.
"Tadi pas di rumah katanya bukan film horor, kok sekarang jadi horor sih?"
Tanya Ayra sebal kepada sahabat sahabatnya. Pasalnya ia paling tidak bisa menonton genre tersebut karena takut.
"Halah Ra, ada Azka ini. Udah gausah protes, ini seru kok asli. Tiketnya juga udah gue cetak semua, nih." Ujar Yumna seraya menyodorkan satu persatu tiket yang baru saja ia cetak kepada sahabat sahabatnya.
"Lagian ya Ra, apa yang bikin di takutin coba? Nggak ada serem-serem nya juga."
Ujar Satya dengan suara tenang.
"Nahhh itu maksudnya," Ripa, Via, Bara, Vano berucap kompak dengan nada mengejek.
Ayra memutar bola matanya malas, melihatnya Azka tertawa pelan lalu mendekat ke arah Ayra dan berbisik,
"kalo takut tinggal peluk aku."
"Azka ish." Balas Ayra malu.
*****
"Anjir anjir nggak mau lagi gue nonton tu film, setannya kebayang terus tai lah." Ujar Satya dengan wajah pucat pasi.
"Sialan ngakak gue," balas Via tertawa kencang. Di sisi lain Yumna juga tertawa bahkan sambil menarik narik Satya yang ada di sampingnya.
"Sakit woy." Satya mengusap pelan lengannya. Mungkin hari ini adalah hari apesnya Satya.
"Tadi yang bilang nggak ada serem serem nya siapa ya? cemen banget," ujar Vano sinis.
"Dahla gatau lagi gue harus ngakak pake gaya apalagi." kini Bara yang berujar, ia masih ingat dengan jelas waktu masih di dalam bioskop tadi suara teriakan Satya lah yang paling kencang.
"Ga kebayang kalo ada Riel, Arkan sama Rian. Udah abis lo di roasting habis-habisan." Celetuk Via yang membuat semuanya kembali menertawakan Satya.
Azka hanya menggeleng pelan melihat tingkah sahabat sahabatnya itu. "You okay?" Tanya Azka pada Ayra yang sedari tadi hanya diam.
Ayra menganggukkan kepalanya.
"Nih Ka asal lo tau aja . Ayra mah tadi nggak nonton sama sekali, orang mukanya aja di tutupin pake jaket lo." Via membuka kedok Ayra yang membuat semuanya kembali tergelak.
"Diem ga lo!"
Azka hanya tersenyum karena Azka sudah tau dari awal, memang Azka yang sengaja meminjamkan jaket miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAYRA
Teen FictionBersahabat sejak kecil, entah sejak kapan perasaan itu berubah menjadi cinta yang pasti keduanya sangat apik menyimpan dalam diam rasa cinta mereka. Azka, cowok tampan yang terkenal dengan sifat dingin namun hangat kepada keluarga dan sahabat masa k...