Dua tahun kemudian,London, England 9am
Di negara yang jauh dari negara asalnya terlihat Azka yang sudah mulai beradaptasi. Meski berat karena harus berjauhan dengan orang-orang terkasih, mau tidak mau Azka harus menjalani demi masa depan dan mimpinya.
Sudah dua tahun ini Azka hanya dapat melepaskan kerinduan kepada orang tua dan kekasihnya hanya melalui telepon ataupun video call, begitupun dengan ke enam sahabatnya.
Tadinya Azka akan pulang setiap enam bulan sekali tapi itu tidak semudah yang ia bayangkan, sekarang ia hanya harus fokus agar ia bisa lulus dengan cepat dan bisa kembali ke negara asalnya dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang menyayangi nya juga orang yang ia cintai.
"Oke thanks, see you next week." Ucap Daniel kepada Azka.
Azka mengangguk pelan sebagai jawaban.
Daniel kemudian keluar dari apartemen Azka di susul Luke dan menyisakan Michelle yang terlihat masih enggan beranjak dari apart Azka.
"You still here?" Tanya Luke pada Michelle. Sementara Michelle hanya mengangguk.
Mereka telah selesai mengerjakan tugas kuliah mereka, tugas akhir untuk semester ini dan mereka memiliki libur selama dua minggu kedepan.
Azka kembali masuk ke dalam apart nya setelah mengantar hingga depan kedua temannya barusan.
"Pulang. Gue mau tidur." Ujar Azka dingin kepada perempuan yang bahkan dengan tidak tau dirinya malah bersantai di sofa miliknya.
"Nanti aja kenapa sih? Aku masih mau disini," balas Michelle dengan nada manja yang membuat Azka merasa jijik.
Sekedar info Michelle blasteran indo jadi dia bisa bahasa Indonesia.
"Gue mau tidur." Ulang Azka masih terdengar dingin. Tidak mau berbasa basi lagi Azka melangkahkan kakinya menuju kamar dan langsung mengunci pintu kamarnya.
Melihatnya Michelle langsung berlari dan mengetuk pintu kamar Azka namun tidak ada sahutan di dalam sana.
"Azka buka. Kok aku nya di tinggal?"
"Azka buka ga? Aku nangis nih?"
Merasa Azka mengacuhkannya, Michelle menghentakkan kakinya kesal.
Selalu saja begini, Azka selalu mengacuhkannya, padahal sejak pertama ia bertemu dengan Azka di kelas mereka, ia sudah jatuh hati kepada laki-laki itu, meskipun ia sudah berusaha untuk bisa dekat dengan Azka tapi tetap saja Azka selalu mengabaikannya.
Ketika tangan Michelle sibuk membereskan barang-barang miliknya terdengar suara bell yang membuat ia menghentikan aktivitas nya, tanpa pikir panjang ia membuka pintu karena dirinya juga sudah mau pulang, percuma ia berlama lama disini toh Azka mengacuhkannya, ia akan mencoba lagi nanti semoga Azka bisa luluh. Begitulah pikir Michelle.
Michelle lalu berjalan untuk membuka pintu,
Deg
Merasa gadis yang berada di hadapannya hanya diam, Michelle membuka suaranya.
"Excuse me." Ucapnya sembari melambaikan tangan pada gadis di hadapannya.
Gadis itu tersadar dari lamunannya,
"Isn't this Azka's apartment?" Tanya nya dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.
"Yes, please come in, i'am call Azka for you."
Gadis itu merespon dengan tersenyum manis, "I wait here."
Michelle kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam sembari berfikir siapakah gadis itu? Terlihat seumuran dengannya. Cantik, ia akui gadis yang sangat cantik. Tapi dirinya juga cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAYRA
Teen FictionBersahabat sejak kecil, entah sejak kapan perasaan itu berubah menjadi cinta yang pasti keduanya sangat apik menyimpan dalam diam rasa cinta mereka. Azka, cowok tampan yang terkenal dengan sifat dingin namun hangat kepada keluarga dan sahabat masa k...