Bel pulang sekolah telah berbunyi seluruh siswa dan siswi langsung meninggalkan area kelas untuk pulang ke rumah masing-masing, begitupun dengan Ayra yang langsung keluar dari kelasnya.
"Gue duluan guys babayyyyy." Seru Ayra dan langsung berlari menuju kelas Azka.
"Hati-hati Ra!" Ucap Via, Ripa dan Yumna berbarengan.
Ayra berbalik badan lalu mengangkat jempolnya.
Via, Ripa dan Yumna berjalan menuju parkiran dan melihat banyak siswa yang lalu-lalang untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Kok gue takut ya," ucap Ripa memecah keheningan.
"Lah ngapa lo?" heran Yumna dengan ekspresi wajah memancarkan raut kebingungan.
"Takut Azka gamau pulang sama Ayra, kalian tau kan apa yang gue maksud. Terutama lo Vi, kalian udah bareng dari jaman SMP."
"Yeah i know," balas Via pelan.
"Gue bener-bener engga paham sama jalan pikiran Azka," keluh Yumna.
"Gue jug-"
TINNNNNNN
"Anjir!" Kaget Via sembari memegangi dadanya saking kagetnya.
"Woy minggir dong! jangan ngalangin jalan orang!"
"Setan!" umpat Ripa kesal.
Brumm brumm brumm
motor Satya pun melesat meninggalkan area sekolah.
"Anjir emang si Satya." Ucap Ripa emosi.
"Haha udahlah tengil-tengil juga ganteng anjir," balas Yumna.
"Dih ganteng pala lo."
Tidak ingin berdebat terlalu lama, mereka bertiga pun sampai di parkiran lalu mengendarai motor matic nya masing-masing.
*****
Ayra sudah sampai di kelas Azka, tapi kelas sudah kosong tidak ada seorangpun di dalam, setelah bertanya kepada salah satu siswa ternyata Azka sedang rapat osis.
Ayra pun memilih menunggu Azka di parkiran saja.
Satu jam menunggu yang ditunggu pun akhirnya datang.
"Azka gue nebeng ya," ucap Ayra tanpa basa basi.
"Taksi, gojek masih banyak dan kaki lo juga masih berfungsi." balas Azka dingin dan langsung menaiki motor ninja serta memakai helm full face miliknya.
"Gue mohon Ka, gue kangen pulang bareng lo." Jujur Ayra.
"Minggir atau mau gue tabrak?"
"Tabrak aja, biar gue mati terus lo engga ngacuhin gue lagi."
"Sinting."
Setelah mengatakan itu Azka langsung menjalankan motornya dan meninggalkan Ayra yang terdiam di tempatnya. Tak berapa lama ponsel Ayra bergetar menandakan panggilan masuk.
Drrrttt
DrrrtttAyra tersadar dari lamunannya dan mengambil ponselnya yang bergetar di saku rok abu-abu miliknya. Ternyata telfon dari abangnya.
"Hallo bang,"
"Maaf de abang gabisa jemput. Abang ada kelas," ucap El di sebrang sana.
"Iya bang gapapa, Ayra bisa naik taksi kok."
"Jangan. Abang udah telfon Azka tadi suruh anterin kamu pulang, pulang bareng Azka ya biar abang gak khawatir. Udah dulu ya de hati-hati pulang nya."
Tuttttt
El menutup sambungan telfon nya dan detik itu juga senyum di bibir Ayra pun tercipta, akhirnya ia bisa pulang bareng Azka.
Terlihat dari kejauhan Azka kembali memasuki area sekolah dan berhenti tepat di depan Ayra.
"Naik." Ucapnya datar.
Ayra pun bingung dan mengumpati dirinya sendiri karna telah memakai rok yang terlalu pendek hari ini.
Melihat Ayra yang tak kunjung menaiki motornya, Azka menatap Ayra dan menghela napas pelan setelah melihat rok yang Ayra kenakan,
"Ck makanya pake rok anak SMA bukan rok anak TK!" sembur Azka sembari melepas jaket dari tubuh atletisnya.
Ayra tersenyum haru ia sangat merindukan sikap posesif Azka padanya.
"Nih," Azka menyodorkan jaketnya.
"Makasih Azka," ucap Ayra tulus dengan senyum manis di wajah cantiknya.
Ayra langsung naik ke motor gede milik Azka dan meletakkan jaket Azka di pahanya agar pahanya tidak terekspos.
Azka menjalankan motornya dengan kecepatan sedang dan tersenyum tipis saat melihat tangan Ayra yang melingkar di perutnya.
Tapi senyum Azka tidak bertahan lama mengingat kejadian dulu dimana ia merasa kecewa karna gadis yang berada di boncengannya ini.
__________
Rumah Ayra,
Mereka pun sampai di rumah Ayra. Ayra langsung turun dari motor Azka.
Ayra mengembalikan jaket Azka dan langsung diterima oleh laki-laki itu.
"Makasih ya, mau mampir dulu engga?" tanya Ayra.
"Engga, makasih." balas Azka kelewat dingin.
Ayra hanya tersenyum, berusaha agar terlihat baik-baik saja padahal hatinya jauh dari kata baik.
"Gue balik."
"Iya hati-hati ya, salam buat tante Vanny sama om Arvan" Ucap Ayra.
"Hm. Salam juga buat mama papa lo."
Ayra menganggukkan kepalanya.
Motor Azka langsung melesat meninggalkan rumah Ayra.
Tatapan Ayra berubah menjadi sendu,
Ayra hanya bisa memandangi Azka yang perlahan mulai tak terlihat dari pandangannya.
"Seasing ini kita sekarang?"
*****
Setelah kepergian Azka, Ayra memasuki rumahnya.
"Assalamualaikum, mamaa Ayra pulangggg." teriak Ayra.
"Waalaikumsalam sayang gausah teriak bisa?" ucap Risa menghampiri anak bungsunya.
"gak bisa ma."
"Mandi, abis itu makan. Mama udah masak makanan kesukaan kamu," ucap mama Ayra.
"Siap bu bos!" Ayra langsung berlari kecil menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Setelah sampai di kamar, Ayra langsung merebahkan dirinya di kasur king saze miliknya tanpa mengganti seragam nya.
"Huffff cape banget,"
"Cape ngadepin sikap Azka yang kayak gini,"
"Ayra pusing ya Allah,"
"Mau nyerah tapi gak boleh,"
"Gue salah apa ya sampai bikin Azka ngacuhin gue kayak gini,"
"Huaaaaa mau nikah aja sama Jake." Bahkan syaithon di kamar Ayra pun tertawa kencang mendengar perkataan Ayra barusan.
"Semoga hari esok menjadi lebih baik dan semoga dirinya bisa memecahkan perubahan sikap Azka padanya." Lirih Ayra.
Ayra sangat merindukan Azka, Azka nya yang dulu.
Karna kelelahan tanpa sadar Ayra tertidur dengan masih menggunakan seragam sekolahnya.
_________
Jangan lupa untuk vote dan komen ya, makaci
-
-
-
See you next part;)
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAYRA
Teen FictionBersahabat sejak kecil, entah sejak kapan perasaan itu berubah menjadi cinta yang pasti keduanya sangat apik menyimpan dalam diam rasa cinta mereka. Azka, cowok tampan yang terkenal dengan sifat dingin namun hangat kepada keluarga dan sahabat masa k...