Cinta hanyalah sebuah kata, hingga pada akhirnya kamu datang dan mengubahnya menjadi nyata.
-Azka Difta Fernandez-
-
-Azka||
"Rapat saya tutup sampai sini dan akan di lanjutkan sepulang sekolah. Apakah ada pertanyaan?" Ucap Azka dengan sangat berkharisma.
Semua anggota osis dan inti osis lainnya kompak menggeleng dan malah terpana melihat ketampanan ketuanya.
"Oke sekarang kalian boleh keluar, dan jangan lupa pulang sekolah kita kembali rapat, jangan dulu pulang ." Ucap Riyan yang merupakan wakil ketua osis.
"Siap kak." Ucap anggota osis lainnya.
Menyisakan Azka dan Riyan di ruang osis, "ayok lah makan, laper nih." Ucap Riyan.
"Duluan aja." Balas Azka.
"Yakin?"
"Hm."
Riyan pun mengangguk dan berlalu meninggalkan Azka di ruang osis, " gue duluan."
Selang beberapa menit,
Azka keluar dari ruang osis dan berjalan menuju kelasnya, namun di tengah jalan ada dua orang siswi yang berlari ke arahnya.
Seketika Azka langsung menghentikan langkahnya.
"Kak Azka, itu kak Ayra sama kak Diana berantem di kantin." Ucap salah satu siswi itu setelah sampai di hadapan Azka.
Mendengar nama Ayra di sebut Azka langsung berlari menuju kantin.
Dan benar saja kantin ramai bahkan kelewat ramai, Azka berjalan memasuki area kantin dan melihat Ayra, Diana dan tunggu.... ada Bara juga di sana.
Azka berjalan mendekat dan decakan kagum pun terdengar oleh Azka saat dirinya melewati kerumunan. Azka sudah terbiasa dan mengabaikannya.
Terlihat Ayra yang memegangi pipi kanannya dan Bara yang berdiri di samping Ayra dan terlihat emosi serta Diana yang sedang menangis sambil terduduk di lantai.
"Ada keributan apa disini? Gak malu di liat semua orang?" Ucap Azka sembari melihat Ayra dan Diana bergantian.
"Lo berdiri!" titahnya pada Diana.
Setelah perdebatan dan drama yang cukup panjang dimana hasil akhirnya Azka menyuruh Ayra untuk meminta maaf. Bukan, bukan Azka membela Diana, disini justru Azka sangat mengkhawatirkan Ayra. Biarlah Ayra membencinya, agar Ayra menyerah mendekati Azka dan perlahan Azka bisa menghapus Ayra dari ingatannya. Azka tau caranya salah, mungkin Azka akan menyesalinya suatu hari nanti. Tapi Azka juga tidak ingin merasa sakit dan terus menyakiti Ayra, sulit memang.
*****
Sepulang sekolah Bara menghampiri Azka yang baru saja keluar dari ruang osis. Sedangkan Vano dan Satya langsung pulang ke rumahnya masing-masing karna ada urusan.
"Mau sampai kapan lo kaya gini? lo gak sadar kalo sikap lo udah nyakitin Ayra?"
Azka yang baru saja keluar dari ruangan menghela napas berat setelah mendengar pertanyaan dari Bara.
"Rooftop." Ucap Azka lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Bara yang mengumpatinya dalam hati.
"Orang sabar di sayang Allah," ucap Bara pada dirinya sendiri. Bara lalu melangkahkan kakinya untuk menyusul Azka.
Sesampainya di rooftop,
"Gue sayang Ayra." Ucap Azka tenang namun terdengar khawatir di nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAYRA
Teen FictionBersahabat sejak kecil, entah sejak kapan perasaan itu berubah menjadi cinta yang pasti keduanya sangat apik menyimpan dalam diam rasa cinta mereka. Azka, cowok tampan yang terkenal dengan sifat dingin namun hangat kepada keluarga dan sahabat masa k...