•1

9.6K 511 20
                                    

[JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE]



Seorang pria dengan setelah jas berwarna abu-abu melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata setelah menerima panggilan dari Ayahnya, pria berparas tampan itu tampak serius menyelip satu-persatu dari mobil yang ada di hadapannya.


Mew memasuki gerbang utama kediaman keluarga Suppasit bersama dengan mobilnya yang berwana biru galaksi, dihalaman rumah megah mereka berjajar mobil-mobil mewah. Namun ada sebuah mobil yang tampak asing baginya.

Mew keluar dari mobil mewahnya dan berjalan menuju pintu rumah megah mereka, pria itu berjalan dengan penuh wibawa sembari memperbaiki posisi dasinya.

Pria tampan itu berdiri di ambang pintu ketika melihat orang tuanya sedang duduk bersama wanita yang tak asing baginya, Jessica. Wanita itu datang bersama Mama serta Papanya, dan sekarang sedang duduk bersama orang tua Mew.

"Ini dia, putra tunggal ku." ujar Rico yang memamerkan Mew pada keluarga Jessica.

"Ada acara apa?" tanya Mew datar ketika menatap senyum diwajah Jessica.

Sinta menatap Mew sejenak, ia kemudian menghampiri Mew dan menggandeng putranya itu untuk pergi ke sisi lain dari rumah megah mereka. "Mew, keluarga Jes datang." ucap Sinta dengan senyum di wajahnya.

"Aku tau Bu, aku juga melihat mereka." sahut Mew malas.

"Mereka datang untuk membahas perjodohannya kalian," ujar Sinta.

Mew menatap wajah Ibunya sambil mengerutkan keningnya. "Bu! Apa-apaan ini?!" keluh Mew.

"Mew, kau tau kan? Ayahmu hanya akan mewariskan perusahaan kepadamu jika kau sudah menikah! Terima saja ini dan jadilah pewaris perusahaan!" ketus Sinta.

Mew membuang muka. "Aku tidak menyukai Jes! Ibu tau kan aku tidak suka ...."

Sinta menghela nafas. "Ini hanya sebagai formalitas, Mew! Perusahaan harus segera beralih ke tanganmu!" ujar Sinta.

"Bu! Apa tidak cukup untuk memaksaku bekerja di perusahaan? Aku tidak pernah menyukai ini! Berhenti memaksaku!" ketus Mew.

"Dengar! Kau adalah satu-satunya anak yang aku punya, jika aku punya anak yang lain, aku tidak akan memintanya padamu!" ketus Sinta.

"Aku akan menolak perjodohan ini! Persetan dengan menjadi ahli waris!" bentak Mew.

Sinta menahan lengan putranya yang akan segera beranjak. "Jika kau menolak perjodohan ini, maka kau harus bersiap untuk melihat mayat ku besok pagi!" ancam Sinta.

Mew menoleh ke arah Ibunya. "Apa maksud ibu?" tanya Mew.

"Tapi jika kau punya calon mu sendiri, kau harus membawanya sebelum kemari dalam waktu satu Minggu!" ujar Sinta.

Mew kembali mengerutkan keningnya. "Aku tidak paham dengan maksud ibu," ujar Mew mengabaikan.

"Dengar! Aku lebih baik mati daripada melihatmu melepaskan perusahaan! Ayahmu hanya memberi kita waktu sampai satu Minggu hingga kau menikah, jika kau tidak menikah dalam waktu yang ditentukan ayahmu maka perusahaan akan jatuh ke tangan sepupumu, Day! Saat itu terjadi, kau akan melihat mayat ku." ancam Sinta.

"Baiklah!" bentak Mew.

"Aku akan membawa calonku sebelum satu Minggu. Aku akan menolak Jes sekarang! Apa Ibu puas?!" bentak Mew.

"Tidak! Bawa calon mu dalam dua hari! Kita perlu waktu untuk mempersiapkan pernikahan mu." ujar Sinta.

Mew melepaskan genggaman Ibunya dengan kasar lalu meninggalkan wanita paruh baya itu begitu saja, pria itu melangkah tegas untuk kembali keruang tamu. Namun saat Mew berada di ruang tamu ia hanya berlalu dan menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya, mengabaikan orang-orang hingga Ayahnya memanggilnya karena keluarga Jes menatap Mew dengan penuh rasa bingung.

IGNITITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang