•41

2.8K 293 26
                                    

Gulf sedang duduk santai di sofa, memperhatikan Mild yang sedang mengemasi barang apapun di dalam ruangan Mew yang berkaitan dengan Jes.


Mild membawa sebuah kotak kecil, memasukkan flashdisk, pulpen, miniatur hati. Gulf menghela nafas, masih banyak kenangan ternyata? Pantas saja susah lupa.

Mew hanya bisa memperhatikan Gulf dengan tenang, memang salahnya karena membiarkan semua itu tetap tinggal di dekatnya.

"Sudah Gulf ...."

"Belum!" sela Gulf.

Mild mengerutkan keningnya, apanya yang belum? Batin Mild.

"Mew, ayo pergi ke ruang private!" ajak Gulf dengan senyuman di wajahnya.

Ketiga laki-laki itu beranjak, menuju ke tempat yang ingin dituju oleh Gulf.

Yang namanya rumput liar tak akan mudah dibasmi jika tak dicabut hingga ke akarnya, wanita tak tau malu itu masih memiliki cukup nyali dan harga diri untuk menginjakkan kakinya ke perusahaan pusat milik keluarga Suppasit.

Gulf menyambut Jes dengan senyum andalannya.

Jes menghentikan langkahnya ketika berhadapan dengan Gulf, seakan dirinya sangat muak.

"Ada perlu apa?" tanya Mild pada Jes.

"Apa hak mu menanyakan itu padaku?" ketus Jes.

"Selamat datang!" ucap Gulf.

"Aku tidak perlu sapaan darimu!" ketus wanita liar itu.

Gulf tersenyum miring, "aku tidak menyapamu bodoh! Aku menyapa kurir di belakangmu!" sahut Gulf.

Mild sedikit canggung mendengar ucapan sarkas Gulf, Mild akui Gulf memang sangat baik dalam mempertahankan haknya.

Mew menatap kurir yang dimaksud oleh Gulf, tiga orang pria yang sedang membawa sofa baru berwarna kuning pucat.

"Itu untuk apa?" tanya Mew.

Gulf tersenyum ke arah kurir, "tolong letakkan di lantai tiga! Ruangannya ada di sana."

Kurir itu mengikuti langkah Gulf, bersama dengan Mew, Mild dan Jes tentunya.

Sampailah mereka di ruang private, Gulf segera meminta orang-orang untuk mengganti sofa lama dengan sofa baru dan membuang sofa lama jauh-jauh.

"Bukankah sofanya masih bagus? Lagipula itu jarang di pakai kan?" tanya Mild.

"Benar, tapi aku jijik dengan benda yang terlihat higenis dan mewah itu. Itu sebenarnya kotor, mereka adalah saksi bisu dari sebuah hubungan gelap." sahut Gulf.

Mew hanya bisa tertunduk pasrah, yang dikatakan oleh Gulf memang sangat tepat. Mew beruntung karena Gulf tidak mempermalukannya didepan para kurir.

"Jangan lupa untuk membawa benda itu jauh-jauh!" ucap Gulf pada para kurir.

Para kurir itu kemudian pergi setelah mengangguk.

Jes tertawa kecil, "apa kau menganggap aku menjijikan?!" tanya Jes.

Gulf beralih menatap Jes, "apa kau mengakuinya? Hubungan gelap yang aku maksud, apa itu benar-benar kalian lakukan di atas sofa itu?

Lagipula kau masih berlari kesini meskipun sudah tau dirimu salah, apa kau benar-benar tidak punya harga diri?"

"Aku muak denganmu, Gulf!" teriak Jes.

"Aku jauh lebih muak, Jes! Rumput liar sepertimu tidak bisa dididik! Aku tak punya cara lain selain membasmi hingga ke akar! Kalau perlu aku akan menggunakan obat pembasmi rumput liar! Jika masih tidak mempan, maka aku akan membakarmu! Aku benci rumput liar! Mereka merusak tamanku yang indah!"

IGNITITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang