•24

2.8K 293 34
                                    

Tepat dua Minggu setelah Gulf jatuh pingsan, kini usia kandungannya empat bulan. Sesuai dengan perkataan dokter, besok mereka bisa melihat keadaan janin di dalam perut Gulf.


Gulf masih berusaha menemukan posisi ternyamannya untuk tidur, telentang, miring, tengkurap, semuanya terasa salah dan tidak nyaman.

Mew memasang wajah curiga ketika Gulf menatapnya dengan tatapan dalam, biasanya akan terjadi sesuatu jika sudah begini. Mew mengalihkan pikiran sembarangannya dengan memainkan smartphone, apa yang harus di otak-atik?

"Mas Mew?"

Akting Mew tidak berhasil, Gulf merapat kearah Mew, menarik lengan Mew agar dapat dijadikan bantal, sekarang baru nyaman.

Tak ingin melewatkan kesempatan, Mew ikut serta memeluk Gulf. Sayangnya itu justru membuat Gulf mual dan terasa ingin muntah, ia membenci sikap manis Mew tapi ia ingin selalu menempel pada Mew.

"Mas Mew, tidur di lantai!" ucap Gulf seraya menyingkirkan tangan Mew.

Mew pasrah sekarang, sejak beberapa hari yang lalu Gulf tiba-tiba menjadi terobsesi dengan lantai. Makan di lantai, berbaring di lantai, tapi Mew jelas tidak akan membiarkan Gulf untuk tidur di lantai.

"Tidak boleh Gulf, dingin, nanti Gulf masuk angin."

"Bukan Gulf, mas Mew yang tidur di lantai. Gulf tidak ingin mas Mew tidur di kasur." rengek Gulf.

Cobaan apalagi ini Tuhan? Apakah tidak mandi saja tidak cukup? Ya, Gulf juga selalu melarang Mew mandi, Mew biasanya akan mandi setelah ia tiba di kantor, tanpa sepengetahuan Gulf tentunya. Mild saja sampai terheran-heran, Mew seperti suami yang diusir istri dan sekarang ia juga harus tidur di lantai?

"Mas Mew."

"Baiklah, mas Mew akan pindah." tak ingin Gulf merengek lebih banyak, Mew segera membawa bantalnya kelantai, demi Gulf dan calon anak mereka, apa yang tidak sanggup Mew lakukan?

Gulf menatap Mew yang berbaring dilantai cukup lama, entah kenapa rasanya cukup lega melihat Mew tersiksa. Gulf kembali berbaring dan langsung tertidur beberapa detik kemudian, saatnya Mew beraksi. Siapa yang tahan tidur di lantai tanpa alas? Mew bisa mati beku.

Setelah dapat di pastikan bahwa Gulf sudah benar-benar tidur, Mew melangkah pelan menuju sofa, tidur di sana lebih nyaman dan sedikit hangat. Lagipula, Mew akan lebih dulu bangun besok pagi, ia akan kembali berakting untuk tidur di lantai sebelum Gulf bangun.

Yang namanya ekspetasi tak pernah seindah realita, Gulf bangun lima menit setelah Mew merebahkan diri di sofa. Alhasil, Gulf kembali bersikap penuh dramatisasi, duduk di lantai seraya menagis sesenggukan. Mew langsung bangun seketika dan langsung meminta maaf, tapi tidak membuahkan hasil, Gulf benar-benar merasa dihianati.

"Mas Mew minta maaf, mas Mew tidak sadar, sepertinya mas Mew tidur sambil berjalan." elak Mew dengan seribu cara.

Gulf masih betah menagis, tak akan ada alasan untuknya berhenti sekarang.

"Gulf, jangan duduk di lantai, dingin. Nanti Gulf sakit. Berhenti menagis, nanti bayinya lambat besar."

Tangis Gulf terhenti mendengar perkataan Mew, apakah suasana hati mempengaruhi pertumbuhan bayinya?

"Ayo tidur di lantai!" Gulf mengusap air matanya dengan kasar.

"Iya, mas Mew akan tidur di lantai. Lihat?" Mew berbaring ditempat semula, sama seperti sebelum Gulf tidur.

Tapi Gulf masih menatap suaminya itu, tak berkedip.

"Kenapa Gulf tidak pergi tidur?" tanya Mew.

IGNITITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang