•39

2.6K 322 55
                                    

"Mew!"


Jes menyusul langkah Mew ketika pria itu membuka pintu mobil untuk Gulf, Mew bukan satu-satunya orang yang menoleh ke arah Jes, Gulf juga tersenyum menatap wanita itu.

"Apa?" tanya Mew.

"Flashdisk," Jes menyerahkan flashdisk yang sempat ia ambil dari laci meja kerja Mew.

"Sudah selesai dengan itu?" sela Gulf.

Mew melirik ke arah Gulf sekilas, pria itu kemudian menerima flashdisk dan meminta Jes untuk segera pergi.

"Apa yang harus diselesaikan? Kami tak punya urusan apapun." ucap Jes pada Gulf.

"Aku tidak punya urusan kerjasama apapun dengan Mew, aku datang ke ruangannya tanpa alasan. Hanya untuk menemuinya!" ucap Jes pada Gulf.

Mew menatap tajam ke arah Jes, wanita itu benar-benar sudah gila.

"Kau sudah menemuinya sekarang, kalian juga sudah berpegangan tangan kan?" balas Gulf dengan seulas senyum di wajahnya.

Granat meledak di dalam diri Mew, pria itu memperhatikan wajah Gulf, Gulf tetap tenang meskipun ia tau.

"Jes! Cukup!" sentak Mew.

Jes tersenyum sinis, "lalu kau tetap santai? Tidak usah munafik Gulf! Kau sakit hati?" tanya Jes.

"Apa hubungan kalian terlalu berharga hingga aku harus sakit hati?" tanya Gulf.

"Mew menciumku!" ucap Jes.

"Jes!" sela Mew.

"Dia menciumku! Apa kau tau? Kau tetap akan diam? Dia bahkan datang ke arah ku dan memelukku!" ucap Jes.

"Jes, aku mabuk! Aku tidak sadar!"

Gulf tertawa kecil, "aku tau. Tidak usah membuang-buang tenaga dengan menceritakan sesuatu yang sudah ku ketahui!" sela Gulf.

Hati mana yang tak robek setelah mendengar kalimat menjijikan dari wanita lain mengenai seorang pasangan? Jika itu kau, apa kau akan baik-baik saja?

Tentu saja Gulf tidak tau apapun tentang ciuman, Gulf baru saja mendengarnya. Jika Gulf mengeluarkan reaksi berlebihan, Jes jelas akan merasa bahwa dirinya menang.

"Gulf ...?" sela Mew.

Jes hanya terdiam, tak ada lagi raut sombong diwajahnya. Semuanya kalah dengan sikap damai Gulf.

"Jadi apa kau sudah mengakuinya? Tentang yang kalian lakukan di belakangku? Hahaha ...

Aku diam bukan karena aku tidak tau, bukan. Aku ingin kau mengakuinya sendiri! Agar kau sadar setinggi apa derajatmu! Ternyata itu lebih rendah perkiraan ku!" Gulf menatap Jes dengan tatapan mengintimidasi, tak ada alasan lagi untuk Jes berkutik.

Wanita terpelajar seperti Jes menjalin hubungan gelap dengan pemilik perusahaan terbesar yang sudah memiliki keluarga, jika artikel seperti itu diluncurkan ke media maka Jes jelas akan kehilangan martabatnya. Tapi Gulf tidak bodoh, ia bisa melakukan itu, jika dia mau. Tapi itu akan merusak reputasi Mew, secara tidak langsung itu akan berpengaruh untuknya dan juga anak-anaknya. Terlebih lagi itu bukan gaya Gulf, mempermalukan Jes didepan kepribadiannya sendiri lebih mengesankan bagi Gulf.

Jes mengepalkan tangannya dengan erat, harga dirinya jatuh, ia sangat malu hingga ingin membalas Gulf sekuat yang ia bisa. Tapi di satu sisi ia sadar akan satu hal, Mew adalah milik Gulf, dan Mew selalu berlari ke arah Gulf. Sekuat apapun ia berusaha, Mew akan tetap pulang kerumahnya, Gulf.

Mungkin Mew melakukan apapun saat bersama Jes, tapi itu tak lebih dari sekedar pelampiasan.

"Mew, jika kalian masih ingin mengobrol silahkan saja. Aku akan minta Fa untuk menjemputku," ucap Gulf.

IGNITITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang