Luka

568 147 35
                                    

Hari Minggu dimana setiap orang bersantai-santai bangun siang menikmati weekend dengan keluarga, tapi tidak dengan gadis seperti Laras yang bangun jam 6 pagi hanya untuk joging di area Taman Kota.

"Huh capek" Ucap Laras yang sedang duduk di rerumputan, sebab dia baru saja mengelilingi area Taman sebanyak 3 kali.

"Ni buat Lo" Ucap Lelaki yang berada di depan Laras.

Merasa ada orang di hadapannya langsung melihat ke arah lelaki tersebut.

Deg

"Kak Sangara" Ucap Laras terkejut dengan keberadaan lelaki itu.

"Hmm" Guman Sangara.

"Nggak mau di ambil" Sambungnya.

"E-h iya, kak makasih" Ucap Laras sambil menerima botol minum pemberian lelaki itu.

"Boleh ikut duduk nggak" Ucap Sangara

"Silahkan kak" Ucap Laras.

Tau bagaimana hati Laras saat ini? Ya hatinya berbunga-bunga bahagia.

Lama mereka terdiam sambil menikmati angin pagi.

"Lo suka ke sini ya Ras" Ucap sangara

"Nggak juga si kak!" Ucap Laras canggung.

"Ras Lo tau nggak? Hati dan perasaan itu nggak bisa berbohong?" Ucap Sangara menoleh ke Laras.

Deg

Lagi-lagi pertanyaan Sangara membuat Laras terdiam seketika.

"Maksud kakak apa?" Ucap Laras.

"Gue harap Lo paham Ras, Cinta nggak bisa dipaksain. begitu juga gue? jangan paksakan hati lo untuk gue karna gue nggak akan pernah bisa balas perasaan Lo" Ucap Sangara.

Lagi-lagi kejutan yang dia dapat, yang tadi bahagia seketika rasa sakit yang dia dapat.
siapa yang tidak sakit mendengar kalimat seperti itu.

"Dari mana kakak bisa tau?" Ucap Laras.

"Lo nggak Perlu tau gue tau dari mana, yang Perlu Lo tau stop suka sama gue." Ucap Sangara mulai bangkit dan berlalu begitu Saja.

"Oh Iya, Satu lagi Lo pasti tau gue udah punya pacar? Jadi jangan cari ribut sama dia" Sambungnya.

Tes..tes cairan bening keluar begitu saja tanpa di undang.

"Sakit tuhan, Kenapa ya Allah? Laras lelah." Ucap Laras sambil menangis.

Dia bohong jika tidak langsung menangis tapi dia tahan sampai benar-benar Sangara pergi, siapa tidak sakit mendengar semua ucapan yang keluar dari Mulut lelaki yang selama ini cintai dalam diam.

"Itu baru permulaan Laras" Ucap Salsa yang sedari tadi mendengar ucapan yang menyakitkan dari Sangara.

"Kamu?" Laras benar-benar benar di buat sedikit terkejut atas ke datangan Salsa

"Iya kenapa takut!" Ucap Salsa yang mulai mendekat ke arah Laras.

"Mau apa Lo" Ucap Laras yang mulai takut terjadi hal aneh sebab ucapan Sangara masih membekas di ingatan nya

"jangan cari ribut sama pacar gue"

"Gue lagi nggak mau ribut! Cuma gue mau kasih Lo sedikit peringatan"

"JANGAN COBA-COBA UNTUK DEKATIN APA YANG UDAH JADI MILIK GUE" Teriak Salsa.

"gue bukan nggak tau! Kejadian di toilet, rooftop. gue tau semua" Sambungnya.

"G-u-gu-e nggak bermaksud merusak hubungan kalian" Gugup Laras.

"Omong kosong!" Balas Salsa

"Asal Lo tau Sangara itu cinta mati sama gue, jadi Lo nggak bakal nempati hatinya yang telah terisi semua oleh gue" Sambung Salsa yang pergi meninggalkan tempat itu.

"Tuhan Sakit!" Lirih Laras sedang menangis.

"Lo terlalu baik untuk dia Ras"

Ucap seseorang yang berada di balik pohon, dia sejak tadi memerhatikan Laras. Sebenarnya dia ingin menghampiri Gadis itu tapi berhubung ada Sangara, Dia memilih menunggu tapi di luar dugaan Gadis itu menangis.

"Salsa kamu terlalu licik, Sangara masih sama seperti dulu bodoh" Sambungnya.

Merasa hatinya mulai tenang Laras mulai bangkit tujuannya adalah Kamar.

"Eh tuyul udah pulang" Ucap Daffa melihat adiknya.

Sedangkan yang di sebut tidak merespon ucapan dari Sang Abang, Gadis tersebut menatap lurus ke depan sambil menaiki tangga menuju kamar.

"Lah bocah ngapak?" Ucap Daffa pada dirinya sendiri sebab tidak biasanya adiknya itu diam seperti tadi.

Saat ini Laras terdiam di balkon kamar pikirannya menari-nari atas ucapan pedas dari Sangara saat di Taman tadi.

"Tuhan apakah menjauhinya bisa membuat dia bahagia," Ucap Laras bicara sendiri.

Sedangkan di lantai bawah ketiga manusia sedang di buat cemas oleh Laras yang sedari siang sampai malam hari belum keluar dari kamar.

Tok..tok

"Sayang boleh mama masuk?" Tanya Susan.
Tapi tidak ada sahutan dari dalam.

"Sayang kamu baik-baik aja kan" Sambungnya.

"Iya ma Laras baik kok" Sahut Laras dengan suara seraknya.

Sejak tadi Laras selalu menangis, dia lemah dia butuh teman curhat tapi bukan keluarganya dia tidak mau merepotkan mereka.

"Kamu nggak mau makan malam? Kata Abang Dari tadi siang kamu belum makan." Ucap Susan khawatir.

"MASIH KENYANG MA!" Teriak Laras.

"Ya udah, nanti kalau kamu lapar panggil mama atau Abang ya" Ucap Susan yang segera berlalu dari depan kamar Anak gadisnya.

"Gi mana ma?" Ucap Bagas saat melihat istrinya itu masuk kamar.

"Masih Sama pa" Ucap Susan dengan lesu.

"Mama khawatir pa, kira-kira kenapa Laras ya pa?" Sambungnya.

"Udah nggak usah khawatir, nanti ada saatnya Laras cerita tapi bukan sekarang" Ucap Bagas sambil menenangkan istrinya.

"Mending Kamu tidur" Sambungnya.

"Good night" Ucap Susan.

"Good night kembali" Balas Bagas.

__________________________

"Bila mencintaimu kamu pikir beban bagimu tapi tidak dengan ku yang mencintaimu tanpa syarat"

@Larasati-PB

Terimakasih

LARAS[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang