Anak-anak SMA Harapan Bangsa sudah mulai berhamburan pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan gadis rambut panjang yang lagi berada di parkiran mengeluarkan Motor kesayangannya.
"Kayak kenal" Ucapnya saat melihat di ujung jalan ngarah rumahnya.
"Kenapa?" Tanya Laras cuek karena tadi dia tidak niat untuk berhenti tapi sebuah hadangan yang terpaksa membuat dia menghentikan laju motornya.
"Ikut gue pergi sebentar" Ajak Sangara.
"Nggak mau" Tolaknya.
"Harus mau,Pulang dulu ganti baju sana." Ucap Sangara.
"Apa sih ngatur-ngatur"
"Mau gue culik" Ucap Sangara yang sudah mulai emosi.
Mendengar perkataan itu Laras melajukan motornya kembali menuju rumah dengan di ikuti lelaki egois dari belakang.
"Tunggu di luar" Tutur Laras saat sudah sampai di rumah Lantai 2 itu.
"Hmm"
Selang berapa menit gadis itu sudah berganti pakaian biasa, sedang Sangara hanya mengenakan baju hitam dan celana sekolah.
"Mau ke mana?" Tanya Laras.
Lelaki itu tidak menjawab melainkan langsung menuju motornya.
"Ayo na____" Ucapnya langsung terhenti saat melihat pakaian yang di kenakan oleh gadis itu.
"Ganti Rok Lo" Ucapnya dengan dingin.
"Pakai ini aja, Biar cepet jalan."
"GANTI" Tekan Sangara.
"Is apasih mau dia, ini salah itu salah, perasaan apa yang gue pakai ga ada yang bener di mata dia." Umpat Laras dengan wajah jutek sambil masuk rumah.
"Nggak usah ngedumel"
"Kenapa ikut masuk"
"Terserah gue"
"Keluar sana, aku mau ganti celana." Ucap Laras yang mendorong lelaki itu keluar rumahnya.
"Lo gantinya kan di kamar bukan di sini, Gue mau numpang ke kamar mandi" Ucap Sangara dengan berlalu mengarah dapur.
"Ckk" Decakan Laras yang melihat kelakuan lelaki itu.
"Udah kan?" Tanya Laras yang baru saja keluar dari arah kamarnya.
Sangara yang memang saat ini sedang tiduran di sofa ruang tamu pun langsung mengarah ke arah gadis itu.
"Good"
"Berasa rumah sendiri ya?" Ucap Gadis itu yang menuju halaman rumahnya.
"Nggak usah nyindir" Ucap Sangara.
"Lah siapa yang nyindir coba?"
"Naik" Ucap Sangara yang mempersilahkan gadis itu naik motornya.
"Mau ke mana si?" Tanyanya saat sudah berada di atas motor.
"Berisik"
Inilah yang membuat Laras jadi kesal saat berhadapan dengan makhluk hidup seperti Sangara ga mau ngala.
Setelah melakukan perdebatan kecil akhirnya mereka sampai di suatu pemakaman umum.
"Ayo" Ajak Sangara yang barusan memparkirkan motornya.
"Mau ke makam siapa?"
"Mama"
Gadis itu langsung diam mengikuti Sangara, dia sedikit melirik ke arah samping dapat di lihat wajah lelaki itu memancarkan raut wajah menahan kesal tidak sedikit pun senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LARAS[Sudah Terbit]
Fiksi Remaja[BELUM REVISI] "Gimana kalau aku, nggak bisa tungguin kamu pulang kak!" Ucap Laras yang menangis. "Gue belum minta maaf ke dia!" Ujar Sangara dengan tubuh kian bergetar. Kisah dua orang remaja yang di satukan oleh takdir dan di pisahkan oleh keada...