Di sinilah mereka duduk berdua sambil melihat pemandangan indah di depan mereka.
Ya mereka saat ini berada di ujung kota lebih tepatnya pantai, etelah hampir 2 jam mereka butuhkan untuk sampai ke sini.
"Lo tau nggak? Betapa beruntungnya gue ketemu Lo?" Ucap Sangara.
"Emang kenapa?"
"Karena! Semangat hidup gue kembali lagi"
Gadis itu menoleh lelaki itu
"Masa selama ini kamu nggak bahagia?" Tanya gadis itu.
"Padahal kamu udah punya Salsa Lo?"
"Aku nggak bahagia sama sekali" Ucap Sangara.
"Yang harus Lo tau! gue itu Tunangan salsa"
Ucap lelaki itu sambil menoleh ke arah gadis di sebelahnya.Deg
"Lo bohongin gue!" Ujar Gadis itu yang sedang kecewa.
"jangan bikin gue untuk jadi egois dan nyakit______"
"Dengerin gue dulu" Potong Sangara yang memegang bahu gadis itu.
"Gue nggak cinta sedikit pun sama Salsa!,Gue terpaksa Ras.T-E-R-P-A-K-S-A!" Terangnya.
"Tapi Lo udah tunangan, dan gue udah berasa jahat di sini" Ucap Laras pelan.
"Lo nggak bersalah sama sekali, gue di paksa bokap gue. Dan gue harus apa Ras?" Ujar Sangara menatap Laras.
Sedangkan gadis itu hanya mampu terdiam pikirannya berkelana entah ke mana.
Lama mereka terdiam menikmati angin suasana pantai.
"Ras, Jangan tinggalin gue sendirian."
"cukup nyokap gue yang pergi untuk selama-lamanya." Ujar Sangara yang sedang bersandar di pundak Gadis itu.
Dia mengingat Sangara kecil yang di tinggal oleh ibunya untuk selama-lamanya, dimana tepat di depan mata kepalanya ibu yang di sayang nya menutup usia dengan tragis demi menyelamatkan dia.
"Sayang kamu lari, Ayo lari yang kuat."
"Nggak, Aku mau jaga mama" Ucap Sangara kecil.
"Mama baik-baik aja kok, Kamu cari bantuan. selamatin diri kamu ya!" Ucap Dewi yang duduk di lantai penuh dengan darahnya, dia merasa iba terhadap anaknya yang tidak tau apa-apa tapi harus ikut merasakan lebih baik dia mati! Dari pada dia kehilangan anaknya.
"Akkk........" Rintihan menyayat hati yang di dengar Sangara kecil.
"Eh anak kecil, Mau ikut mati juga kamu?" Ucap preman sambil berjalan ke arah anak kecil.
"Tidak jangan sakitin anak saya" Teriak Dewi sambil menangis.
"Mama Tolong, Mama......." Ucap Sangara kecil yang sedang kesakitan akibat di lempar pakai kayu.
"Sayang Lari, Ayo kamu Lari!"
Dengan berat hati Sangara kecil berlari mencari pertolongan, selang berapa jam dia kembali ke rumahnya dengan beberapa warga. Tapi apa yang di lihatnya mama kesayangannya, pelita hidupnya.
Telah pergi secara mengenaskan.
Setelah kejadian itu Sangara kecil jadi pendiam, kasus itu tidak pernah di usut tuntas. bahkan papanya sendiri menutup telinga tidak mau mendengar ceritanya.
Gadis itu terkejut mendengar apa yang di ucapkan oleh lelaki itu, Apa Tadi? Nyokap
Udah ga ada? jangan tinggalin gue?
Merasa bajunya basah dia menoleh ke samping dan......"Kak, kamu nangis?" Ucapnya menangkup wajah lelaki itu.
"Gue cengeng Ya?" Ucap Sangara dengan suara serak.
Dengan segera gadis itu memeluk erat lelaki di hadapannya, dia tau Lelaki itu sedang rapuh sebab dia juga merasakan apa yang ada di pikiran lelaki itu.
"Udah jangan nangis, ada aku di sini. butuh sandaran aku siap, butuh teman curhat aku siap" Ucapnya masih dengan posisi pelukan.
"Gue butuh Lo selamanya!"
"Udah ya nangisnya, Nanti ganteng nya ilang!" Ucap Laras yang membersihkan air mata lelaki itu.
"Tungguin gue ya!" Ucap Sangara menatap gadis mata coklat itu.
"Untuk?" Ucap Laras bingung.
"Gue lagi usaha buat bokap ngebatalin pertunangan gue sama Salsa, gue udah ga betah" Ucapnya.
"Kalo aku ga mau dan memilih pergi?" Ucap gadis itu dengan serius.
"Gue bunuh mau" Tatapan tajam Sangara.
"Dihhh, Aku juga bukan siapa-siapa kamu." Ucap Laras sedikit akting memelas.
"Mau di pacarin atau di halalin?" Ujar Sangara Sambil tersenyum mengejek.
"Ih, Apaan sih" Jawab Laras Cemberut.
"Gue beneran serius ya Ras, Kalau Lo pergi ni ya, bakal gue cari Lo terus gue perkosa baru gue bunuh!" Ujar Sangara Dengan Sangar.
"SANGARA GILA" Teriak Gadis itu dan berlari ke arah pantai.
"Jangan Lari-lari nanti lo jatoh" Teriak Sangara.
"Sini kejar aku!" Ucap Laras.
"Ok, Siapa takut" Sangara mulai mengejar gadis itu.
"Ketipu" Ucap Laras sambil menyulurkan lidah, saat Lelaki itu mengejar dia tapi tidak bisa.
"Aduh sakit!" Rintih Sangara sambil memegang perutnya.
"Kak" Teriak Laras mulai mendekat.
"Mana yang sakit?" Sambungnya sambil memegang perut lelaki itu.
"Hapsss, Kena" Ucap Sangara yang memeluk erat gadis itu.
"Curang" Cemberut Laras.
"Jangan ngambek!" Ucap sangara sambil membalikkan Laras untuk menghadapnya.
"Cantik!" Ucap Sangara.
mereka saling menatap mata lawan bicaranya, dekat semakin mendekat dan bibir mereka saling bertautan dengan rakus entah siapa yang memulai? Yang jelas mereka saling menikmati.
"Manis" Ucap Sangara kini tangannya bergerak membersihkan sisa air liur di area bibir Gadis itu.
"Ah, ayo pulang!" Ujar Laras Yang tersenyum malu, Sekarang pipi nya merah seperti tomat.
"Nggak usah malu" Ujar Sangara.
"Ya udah mari pulang marilah pulang" Sambungnya sambil bernyanyi.
Udah segini dulu
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
LARAS[Sudah Terbit]
Teen Fiction[BELUM REVISI] "Gimana kalau aku, nggak bisa tungguin kamu pulang kak!" Ucap Laras yang menangis. "Gue belum minta maaf ke dia!" Ujar Sangara dengan tubuh kian bergetar. Kisah dua orang remaja yang di satukan oleh takdir dan di pisahkan oleh keada...