PLL | 45

231 34 8
                                    

Hari berganti hari dan tanpa terasa satu minggu pun telah berlalu. Laura dan James terlihat semakin dekat saja. Tentu, apalagi alasannya kalau bukan demi menjaga rumor yang beredar luas di luar sana? 

Dengan kedekatan mereka saat ini, James mampu menjerat orang-orang sejenis Pak Arthur dengan sangat mudahnya. Ia sendiri bahkan tak percaya kalau di luar sana banyak sekali pelaku bisnis yang ingin bekerja sama dengan kedua perusahaan yang telah menjadi saingan itu sekaligus. Mungkin lain kali James harus memikirkan rencana untuk mengakuisisi perusahaan Sanchez. Sepertinya, akuisisi bukanlah hal yang sulit.

Kabar baik lainnya datang dari Dewi yang menghubungi Laura belum lama ini dan bilang kalau video blog mereka akan tayang pada besok lusa. Dengan baik hati, Dewi bahkan membagikan tautan media sosial TwentyMinutesChannel yang menayangkan video singkat mereka pada Laura. Tanpa sempat Laura lihat lebih dulu, ia segera meneruskan pesan singkat dari Dewi itu kepada James. 

Keduanya tidak ada waktu untuk sekadar melihat video singkat yang bahkan durasinya saja tidak sampai tiga menit. Jadi, Laura baru mengetahui kabar kalau trailer acara itu trending di Twitter juga menjadi postingan yang paling banyak di repost dari grup gengnya semasa SMA. Yah, dipikir-pikir, grup itu hanya akan ramai saat ada gosip baru saja atau saat Maura mempromosikan produk penjualannya yang terbaru.

Laura tidak menyangka interview singkat itu bisa menimbulkan efek yang sedahsyat ini. Sejak awal, target pasar mereka bukanlah masyarakat luas melainkan para pengusaha yang bisa diajak bekerja sama. Lagipula, seperti yang James bilang, mereka bukan publik figur. Jadi, kenapa masyarakat begitu tertarik melihat kehidupan percintaan mereka?  

Mengabaikan itu semua, Laura cukup puas. Ia yakin, James juga merasa puas dengan pencapaian yang mereka dapatkan kali ini. Kalau begini caranya, bukankah itu artinya James akan semakin terikat pada Laura? Untuk ke depannya, James akan terus membutuhkan bantuan dari Laura hingga lama-kelamaan kehadiran Laura akan sama pentingnya dengan oksigen yang setiap hari ia hirup. Ya Tuhan, Laura benar-benar rubah kecil yang cerdik.

Tak lama, ponsel Laura berdenting menandakan adanya pesan yang masuk. Ia mengalihkan pandangan dari komputer di hadapannya ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja. Ia melirik sekilas dan membaca pesan beruntun yang berasal dari James.

James: Siap-siap rapat dengan Pak Arthur jam makan siang nanti

James: Jangan lupa bawa surat kontraknya

Laura tersenyum puas. Baiklah, itu berita baiknya yang lain.

Rasa-rasanya, hari ini hidup Laura dipenuhi kabar baik. Ia jadi bertanya-tanya, amalan apa yang ia lakukan di kehidupannya yang lalu hingga bisa mendapatkan banyak kebaikan seperti saat ini?

***

Laura menarik kembali ucapannya beberapa saat yang lalu. Kebaikan apanya?!

Saat ini rasanya Laura seperti tengah ditertawakan oleh sang kuasa begitu melihat sosok Gabriel yang berdiri di hadapannya dengan setelan jas berwarna abu-abu, tepat di samping Pak Arthur. Pemikiran positifnya mengenai keberadaan Gabriel di tempat mereka rapat seketika hancur tatkala Pak Arthur menjelaskan posisi Gabriel di sana.

"Ah, saya sengaja ajak perwakilan dari Sanchez juga untuk rapat kita kali ini. Saya ingin dengar presentasi dari kalian."

'Perwakilan dari Sanchez', katanya. Apa maksudnya itu?

Tidak. Sebenarnya, Laura sudah bisa menebaknya dengan cepat. Apalagi mengingat kejadian-kejadian yang dialaminya kemarin-kemarin saat berada di kediaman lamanya.

Sudah jelas. Sanchez tidak pernah bangkut. Semua aset kekayaan masih menjadi milik Sanchez seorang, bukan barang sitaan bank. Kesimpulannya, semua yang terjadi beberapa bulan ke belakang ini hanyalah skema yang sengaja dibuat, sebatas skenario.

Pretty Little Liars | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang