PLL | 57

238 33 3
                                    

But I only think of you

Will we be together soon?

I'm thrown to the wayside

You're planted in my mind

But I don't wanna be okay without you

Charlie Burg - I Don't Wanna Be Okay Without You

***

Laura mengerjapkan kedua matanya. Ia menatap James dengan pandangan tak percaya.

"Kamu tau apa jawabannya," jawab Laura pelan.

James melukis senyum cerahnya. Ia sudah sangat percaya diri. Namun kepercayaan dirinya itu runtuh saat Laura kembali berbisik, "Never in a million years."

Raut wajah James seketika berubah menjadi suram. Ia menggeram kesal sebelum kembali mencium Laura dengan kasar. Laura tersentak dan kembali meronta-ronta minta dilepaskan. James membuat jarak di antara keduanya.

"Sekali lagi kamu bilang begitu, aku cium kamu." James memperingati Laura dengan nada mengancam. Laura mencibir, tak merasa terancam sama sekali. Ia pikir, itu hanya omong kosong saja. Laura tidak menganggap ancaman James itu serius jadi ia kembali mengucapkan kata-kata yang tak James sukai itu, lagi.

"Bilang apa? Bilang, 'never in a million years'?" 

Setelahnya, James benar-benar mencium Laura. Kali ini ia 'menghukumnya' lebih lama. 

"Kayaknya, kamu suka sama ciumanku." 

Laura yang masih dalam keadaan sadar-tak sadar, mengerjap-ngerjapkan kedua mata. James mendekatkan wajahnya pada telinga Laura sebelum berbisik pelan, "Gimana kalau kita nikah aja?"

Sontak, Laura mendorong tubuh James menjauh. James menatap wajah Laura yang memerah itu dengan kerlingan jahil. Bibirnya mengulas senyuman kecil.

"Are you insane?"

James tak membalas dan Laura pun tidak menginginkan jawaban dari James karena ia yakin James memang sudah gila. Jadi kalaupun James mengelak pertanyaannya, Laura tidak akan percaya.

"Jangan lagi menampakkan diri di depan aku! Jangan kembali lagi ke perusahaan Sanchez! Kamu gak diterima disini," lanjut Laura dengan nada tegas. 

"Maaf, tapi aku gabisa. Aku akan kembali lagi kesini. Akan menampakkan diri di depan kamu lagi. Dan bukannya ... Kamu sendiri yang cari aku barusan?"

"Nggak! Aku gak pernah cari kamu. Kamu terlalu percaya diri."

James tentu saja tidak mempercayai Laura begitu saja. Ia menumpukan kedua tangannya di depan dada dan dengan perlahan ia kembali melangkah mendekati Laura. "Am I wrong? Jelas-jelas kamu yang terus-terusan menatap aku selama presentasi tadi."

Laura tergeragap. Kedua bola matanya menatap ke kiri dan ke kanan, jelas ia menghindari tatapan James yang nampak menghakimi. Laura tak punya jalan untuk mundur karena sedari tadi ia sudah terpojok. 

"N-nggak, kok! Nggak gitu! Itu ... Itu biar kamu tertekan aja. Biar ... fokus kamu ilang."

Ia tak tahu kalau sedari tadi James memperhatikannya. Ia kira, James tidak menyadari kehadirannya sama sekali.

"Oh, yaa..." balas James menggoda. Laura menganggukkan kepalanya beberapa kali. James tertawa geli sambil mengelus pipi Laura yang menampilkan semburat kemerahan.

Pretty Little Liars | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang