The Beginning

458 27 0
                                    

Suasana kantin SMA Bratayudha itu terlihat lengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kantin SMA Bratayudha itu terlihat lengang. Hanya ada satu meja yang terisi. Di sana, duduk enam gadis tercantik yang disukai para lelaki di Bratayudha.

Mereka adalah Anneth, Agni, Ferli, Maura, Tintan, dan Laura.

"Eh, ini kita gapapa bolos kek gini?" Untuk ke sekian kalinya, Maura bertanya pada teman-temannya.

Agni berdecak pelan. "Udah, stop! Lo udah nanya itu sepuluh kali, Maura! Dan jawabannya tetep sama. Ga.pa.pa."

"Lagian, guru kimianya juga gak pernah masuk. Santai aja kali," timpal Anneth.

"Eh eh, ini si Ferdi nge-WhatsApp gue, nih! Pak Agus-nya masuk katanya," seru Laura tiba-tiba.

"Mampus," bisik Maura gelisah.

"Gila, ya! Baru aja pertama kali bolos kimia gurunya malah ada! Giliran gak ada niat bolos aja, gurunya malah gak ada! Setan!" Tintan berseru kesal.

Laura tertawa kecil. "Udah, udah. Daripada pusing mikirin itu guru kimia, gimana kalo kita taruhan aja?"

Ide Laura seketika disoraki dengan heboh oleh teman-temannya.

Gila aja!

Kira-kira begitu maksud teman-temannya.

Laura memberikan cengirannya. "Nggak, deh. Nggaakk..."

Dan suasana pun kembali hening.

"Eh mau mesen minum lagi kaga?" tawar Laura. Teman-temannya seketika menyahut. Menyebutkan pesanannya masing-masing.

"Ya udah, mana sini duitnya!" tagih Laura. "Pake duit lo dulu dong, La!"

Sautan Anneth seketika dibalas pelototan dari Laura. "Enak aja! Gak ada!"

Dan kemudian, Laura berlari kecil ke arah gerobak Mang Ujang.

"Mang Ujang, beli es!" Setelah menyebutkan pesanannya, Laura meminjam pulpen dan meminta kardus bekas yang tidak terpakai tempat Mang Ujang biasa menuliskan catatan utang.

"Nanti es nya bawa ke meja sana aja ya, Mang Ujang?"

"Siap, Neng Geulis."

***

"Guys..." panggil Laura pada teman-temannya yang sibuk meminum es yang baru saja Mang Ujang berikan.

"Kira-kira, siapa yang bakal nikah duluan, ya?"

Laura menatap reaksi temannya itu satu per satu. Anneth dan Agni menatapnya dengan pandangan heran. Maura dan Tintan saling berpandangan. Ferli nampak tak terganggu sama sekali dengan pertanyaan Laura.

"Emang kenapa, sih? Random amat!" balas Agni. Laura berdecak kesal. "Ih, udah! Jawab aja! Kalo bisa, urutin sekalian!"

"Ih, penting emang?" balas Anneth sengit.

Pretty Little Liars | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang