10. Pindah

260 38 4
                                    

Keesokan harinya saat bangun tidur. Aku terkejut melihat Sowon menyedot putingku. Aku seperti ibu yang sedang menyusui bayi besar.

Aku mengelus kepala Sowon dan dia semakin menyedot putingku dan sedikit menggigitnya.

TOK..

TOK..

"Eunha kamu harus melihat siapa yang datang"

Aku mendengar suara Sinb setelah dia mengetuk pintu dengan perlahan aku memencet hidung Sowon agar dia melepaskan putingku dari mulutnya.

"Eegghhh ibu.."

Dia melepaskan putingku tapi dia semakin memelukku.

"Sowon aku mau bangun dulu, ada tamu" ucapku dan Sowon tetap tidak melepaskan aku

"Ehm"

TOK..

TOK..

"Eunha bisa bantu aku ? ini sedikit gawat"

Sinb kembali memanggilku dan aku mendorong Sowon. Aku turun dari tempat tidur kemudian dengan cepat mengambil pakaian dalamku serta kaos dan celanaku.

Setelah selesai memakai semuanya, aku berjalan keluar kamar dan mendapati Yerin sedang duduk di sofa sambil melihat ke arahku yang baru saja keluar dari kamar.

"Hai sepertinya kamu habis bersenang senang" ucap Yerin lemah

Aku bisa melihat wajah Yerin yang sangat pucat dan lengan baju sebelah kanan yang berdarah.

"Kamu kenapa ?" tanyaku menghampirinya

"Bisakah aku meminta darahmu, Eunha ?" dia malah bertanya padaku dan aku menatapnya dengan sinis

"Eunha berikan saja darahmu" ucap Sinb dan aku menatap Sinb

"Ambil pisau dan jaga pintu kamar, Sowon tidak boleh melihatku terluka" suruhku

Aku menatap Yerin sambil bersedekap dada dan aku bisa merasakan energi iblisnya sangatlah tipis, dia hampir mati.

"Apa selama di dunia kamu tidak mengikat jiwa manusia ?" tanyaku dan dia menatapku

"Aku terlalu mencintainya, dia seorang penyihir, seharusnya aku mengikat jiwanya sejak dahulu tapi aku terlalu menyayanginya, walau dia tidak memiliki perasaan apapun padaku" jelasnya

"Anjingmu kemana ?" tanyaku

"Dia masih pergi mengambil jiwa jiwa manusia di dunia" jawabnya

"Nih" Sinb memberiku pisau, tanpa ragu aku langsung memotong jariku dan melemparkannya pada Yerin.

"1 jari sudah cukup" ucapku lalu dengan kekuatanku aku menumbuhkan jariku lagi.

Yerin langsung menelan jariku dan dia perlahan membaik.

"Terima kasih Eunha"

"Sama sama dan aku sedikit penasaran soal penyihir yang kamu kenal" ucapku

"Penyihir itu yang sudah menyelamatkanku, dia tinggal bersamaku dan sekarang aku meninggalkannya, aku hanya butuh rumah" ucapnya dan aku mulai kasihan padanya

"Tinggallah disini, ada kamar kosong di atas, aku bisa tidur di kamar Sowon dan Sinb tidur di kandangnya" kataku

"Tapi.. boleh aku tau nama penyihir itu ?" tanyaku dan Yerin mengangguk

"Namanya Kim Umji" jawab Yerin membuatku sedikit kaget tapi aku menyembunyikannya dengan baik.

"Sinb antar Yerin ke kamarnya, aku mau ke kamarku dahulu"

Aku langsung pergi ke kamarku untuk mengambil hpku.

Kim Umji, dia kan bekerja di hotelku. Aku masuk ke kamar, meraih hpku dan menelpon Umji.

📲📲📲

("Halo nyonya ada apa ya ?")

"Kamu dimana ?"

("Aku di hotel")

"Aku kesana sekarang, aku ingin mengobrol sebentar"

("Baik nyonya")

📱📱📱

Setelah selesai menelpon aku langsung masuk kedalam kamar mandi.

🌟🌟🌟

30 menit kemudian

Sowon sudah bangun dan langsung memasak sarapan. Dia sedikit terkejut jika Yerin datang kerumahnya pagi ini.

"Yerin kamu ada kuliah jam berapa ?" tanya Sowon yang tidak tau jika Yerin itu iblis, dia hanya tau Yerin adalah teman kuliah yang berbeda jurusan dengannya.

"Aku sedikit malas kuliah hari ini, aku ingin main ke rumahmu saja" ucap Yerin tersenyum manis ke arah Sowon

Sinb yang melihat itu hanya menyunggingkan senyumnya saja.

"Boleh aku bantu ?" tanya Yerin

"Boleh" jawab Sowon ramah pada Yerin

"Kamu mau masak apa ?" tanya Yerin yang sudah berdiri di sebelah Sowon

"Yang mudah saja, aku ada kuliah nanti siang" jawab Sowon

Sowon memasak telur dadar dengan ham dan nasi goreng serta dia memanggang ikan tuna dan salmon kesukaan Sinb.

"Biar aku yang potong hamnya"

"Oke"

Sowon memberikan ham pada Yerin dan Sowon baru tersadar jika ada yang aneh di wajah Yerin saat dia menatap wajah Yerin.

"Ada apa ? kamu terpesona dengan wajahku ?" tanya Yerin lalu tersenyum

"Siapa kamu sebenarnya ?" tanya Sowon dan mata kiri Sowon berubah warna lagi menjadi warna biru sedikit keunguan.

"Beelzebub" gumam Sowon membuat Yerin terkejut

"Kau.." Yerin terkejut dan melangkah mundur saat melihat energi Sowon yang sedikit berbeda dari biasanya

KLIK..

Eunha keluar dari kamar, berjalan ke arah dapur dan melihat Sowon sedang menatap Yerin lekat lekat.

"Sowon, Yerin memang seorang iblis, dia akan tinggal disini bersama kita" ucap Eunha saat Sowon kembali menggunakan kekuatannya tanpa sengaja sebab Sowon belum bisa mengontrolnya.

"Dia Beelzebub, bau tubuhnya sangat khas" ucap Sowon lalu mematikan kompor karna ikan yang dia panggang sudah matang

"Sowon, ibu mau pergi" tanya Eunha berjalan ke arah pintu dengan cepat

Sowon mengikuti Eunha ke pintu untuk bertanya dia akan kemana

"Ibu mau kemana ?" tanya Sowon

"Hotel, ada urusan mendadak" jawab Eunha buru buru memakai sepatu dan setelah selesai Sowon menahan tangannya

"Hati hati di jalan" ucap Sowon

"Ya" ucap Eunha tetapi Sowon tidak melepaskan tangan Eunha

Sowon mendekati Eunha dan mencium pucuk kepala Eunha.

"Jangan lupa makan"

"Ya"

Tanpa Sowon dan Eunha sadari Yerin dan Sinb sedang mengintip.

'Eunha sangat hebat, dia bisa mengikat jiwa penyihir berdarah murni' batin Yerin merasa iri pada Eunha yang bisa hidup tanpa rasa sakit

[HIATUS] My Mommy is the Devil ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang