6.

21 16 9
                                    

Di waktu luang nya,  Taeyong menghabiskan  waktu di dalam perpustakaan ,membaca buku-buku resep dalam berbagai bahasa.  Namun sampai saat ini hobby terpendam nya belum terealisasi karena sang ayah malah memasukan  nya ke dalam sekolah Weston yang lebih berkecimpung dalam bidang kesenian yaitu musik.  Meski  di sini dibuka club bermasak tapi entah kenapa Taeyong kurang  percaya  diri karena  kebanyakan anggota nya adalah wanita.  Jika dia bergabung rasanya sungkan sekali.  Jadi,  dia akan mempelajari  teori nya lebih dulu. Mungkin  jika liburan semester tiba, Taeyong akan mencoba nya di rumah.  Karena keluarga nya membuka sebuah restauran  tradisional korea.  Tapi sang ayah tak ingin mewariskan kemampuan nya pada anak lelaki nya.  Maka , sang kakak perempuan Taeyong yang lebih di gembleng untuk pelajaran memasak warisan leluhur.  Jika ingat itu membuat Taeyong geli sendiri. Jelas-jelas anak lelaki nya yang  memiliki kemauan untuk memasak.  Ayahnya malah menyimpang  dengan kemauan dan ego nya.  Tapi  karena posisi  nya sebagai anak,  maka Taeyong hanya menurut saja.  

“Ck!  Dimana sih?  Perasaan kemarin aku lihat ada disini” Taeyong mencari-cari resep masakan italia yang biasanya  di letakan pada rak kedua baris ketiga dari susunan buku resep masakan dari berbagai belahan dunia.  Namun,  hari ini dia tidak mendapatkan nya padahal minggu lalu,  dia masih melihat nya. 

“Kau mencari ini?” Seseorang berbisik  sambil mencolek pundak  nya.  Ketika  menoleh,  Taeyong mememik spontan. 

“Aaaaa!!” tangan nya menuding – nuding wajah nya.  Gadis itu memukul kepala Taeyong dengan buku. 

“Berlebihan banget sih.  Memang nya aku ini hantu” ucapnya tersinggung. Taeyong segera menganggukan kepala nya.  Tak enak hati. 

“Mianhae,  habisnya kau mengagetkan ku” tukas nya.  Hyena melipat kedua tangan nya. Tak mau basa-basi maka dia pun langsung  mengutarakan maksud  nya.
“Kau bisa bermain gitar akustik?” orang itu mengangguk.  

“Kau juga bisa mengoperasikan alat dapur kan?” saat itu Taeyong berpikir. 

“Hm,  pernah sih saat aku di rumah tapi itu juga gak banyak peran karena kalau ketahuan  ayah aku jadi dimarahi. Beliau  itu kolot  banget  sih  . Apa yang dia mau harus di turuti” mulut Taeyong segera di bungkam  oleh Hyena karena terlalu banyak bicara. 

“Aku gak mau dengar curhatan mu” ucapnya  angkuh.  Taeyong menampis tangan nya dengan pakSA. 

“Kau harus tahu karena,  kalau kau ingin mengajak ku untuk bergabung kedalam club bermusik.  Aku gak mau!” Hyena melotot,  rupanya  orang ini sangat sangat sangat diluar dugaan nya.  Bahkan dia sudah menolak sebelum Hyena mengatakan apapun. 

“Kau percaya diri sekali”

“Tentu saja.  Sebagai calon cheff aku harus percaya diri” jawabnya enteng. Jaehyun yang sejak tadi menyimak  pun mau tak mau menahan tawa nya agar tidak lepas. 

Hyena menatap takjub pada orang ini. Wajar saja sang kepsek merekomendasi kan nya. 

“Maaf sayang sekali.  Pilihan ku sudah terpaku padamu. Aku tahu kalau ayah mu pemaksa tapi,  dalam dirimu juga ada jiwa bermusik  maka saat usia mu 6 tahun kau bisa memenangkan sebagai pianis termuda dengan permainan beethoven.  Kepala  sekolah yang memberitahu ku.  Katanya dia itu pelanggan tetap restaurant ayah mu” jelas Hyena panjang lebar.  Taeyong yang merasa malu,  pun menggaruk kepala nya.  Tapi dia juga kesal kenapa yang dilihat  hanya kemampuan  bermusik nya lagipula hal itu sudah lama sekali. 

“Kau juga pernah memenangkan  perlombaan pianis saat usia mu 13 tahun?  Kejadian itu berulang ketika tangan mu refleks  memainkan lagu  my life – my self.  Ya kan?” Hyena menyeringai.  Rupanya pemuda ini memang berbakat tapi sayang nya tak memiliki rasa percaya diri. 

Melody in the dark | 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang