IX. The Hobbit

2.5K 525 41
                                    


Author Note :

Kalian bisa play video di atas kalau mau denger backsound dari chapter ini ya ^^ happy reading!

Kalian bisa play video di atas kalau mau denger backsound dari chapter ini ya ^^ happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liana Hill menghirup nafas dalam-dalam, membiarkan udara segar itu memenuhi paru-parunya. Ia menutup mata sambil merentangkan tangan ketika angin sepoi dari padang rumput yang hijau menerpa wajahnya. Bebannya seakan sirna, dan pundak yang semula berat itu kini terasa jauh lebih ringan.

"Wah, aku merasa seperti melewati dua dunia yang berbeda," gumam Jemian Adams sembari mendecak kagum. Pria itu merasa takjub dengan indahnya pemandangan alam di hadapannya saat ini.

Hamparan padang rumput hijau yang luas, semilir angin yang menyejukkan raga, suasana yang damai, kicauan burung yang saling bersahutan, serta jangan lupakan sebuah danau berwarna biru jernih yang berbatasan dengan tebing di tepinya, benar-benar pemandangan yang memanjakan mata.

Sungguh berbeda seratus delapan puluh derajat dengan sarang Orc yang bau, kering dan tandus tadi.

"Lihat di sana," Orion West menunjuk sebuah pemukiman di atas bukit hijau yang jaraknya cukup jauh dari tempat mereka berdiri saat ini. Dari kejauhan, pemukiman yang cukup luas itu tampak dikelilingi dengan pepohonan yang rindang dan bunga-bunga yang bermekaran.

"Desa para Hobbit!!" teriak Liana kegirangan. Namun sedetik kemudian wajahnya tertekuk ketika menyadari sesuatu.

"Pemukiman mereka cukup jauh dan berada di atas bukit. Kalian tidak lupa bukan kalau kita masih meninggalkan kuda di dekat perbatasan sarang Orc?" katanya mengingatkan. Yang benar saja, ia harus menaiki bukti yang tinggi itu dengan kedua kakinya? Hanya membayangkannya saja, Liana sudah merasa pegal.

"Hmm, karena memenangkan pertarungan singkat dengan Orc tadi, aku sampai lupa," ujar Orion diselingi dengan tawa setelahnya. Sama-sama tidak menyadari jika mereka telah melewati sarang para monster itu tanpa menggiring kuda.

"Oh ayolah, untuk apa memikirkan kuda jika kalian memiliki aku, Jemian Adams di sini?"

Liana dan Orion kompak menoleh, dilihatnya Jemian yang sedang membusungkan dada dan menepuknya penuh bangga, pria itu tersenyum amat lebar hingga deretan gigi putihnya terlihat.

"Kau tampak sangat bangga, Jemian. Kebetulan, kita belum menggunakan kekuatanmu sejak tadi," Liana tersenyum sembari menggelengkan kepala karena perilaku Jemian yang mengundang tawa itu.

"Ah, jadi ini alasan mengapa Xavier menyuruhmu untuk ikut," Orion West lantas berjalan mendekati Jemian, lalu memeluk lengan pria itu dengan mesra, "tunggu apa lagi? Ayo, bawalah aku pergi dengan kekuatan supermu itu, wahai Divergent tercepat se-Akademi."

Jemian Adams mendecih, ia mengangkat salah satu ujung bibirnya dan menatap Orion jijik. "Inilah akibatnya jika kau terlalu sering bergaul dengan Harvey. Sifat anehnya tertular padamu."

The Origin CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang