XII. Escape

2.7K 468 20
                                    

Liana & Grace

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liana & Grace

Liana membuka pintu ruang kesehatan dengan tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liana membuka pintu ruang kesehatan dengan tergesa-gesa. Netra hazelnya melotot sempurna ketika menemukan roommate sekaligus sahabatnya, Grace Carlton yang terbaring di atas sebuah ranjang.

"GRACE!!"

Grace menoleh, kemudian dengan menggunakan seluruh tenaga yang tersisa, gadis itu tersenyum tipis.

"Oh my God! Grace Carlton apa yang terjadi padamu!!?" Teriak Liana histeris. Bagaimana ia bisa tenang melihat temannya yang sering dijuluki wonder woman itu kini terkulai lemas dengan tangan kanan yang diperban serta wajah yang babak belur??

"Hei, jangan menangis. Aku hanya terluka, bukan mati," lirih Grace.

"Dalam keadaan seperti ini pun kau masih berniat menghiburku!!?" Liana mengusap air matanya yang jatuh tanpa permisi.

"Grace mengalami benturan keras di tubuhnya, disertai dengan beberapa luka kecil. Pukulan yang diterima di bagian wajah dan kepala pun cukup bertenaga, jadi mungkin dia akan merasakan pusing untuk beberapa hari kedepan," Catherine yang sedari tadi berdiri di sebelah ranjang Grace kemudian angkat bicara.

"Kau benar-benar remuk, Grace," Jemian menggelengkan kepalanya, tak percaya.

"Coba jelaskan, bagaimana ini bisa terjadi?" Noah menoleh ke arah Orion dan Harvey, meminta penjelasan.

Harvey menarik nafas. "Saat pengambilan nilai tadi, entah mengapa Clara kehilangan kendali atas emosinya. Singkatnya, Grace yang belum dalam keadaan siap tiba-tiba diserang olehnya. Ia membanting tubuh Grace berulang kali dan, memukulnya bertubi-tubi sampai babak belur seperti itu."

"Grace sempat ingin membalas, namun Clara sudah lebih dulu menguasai tubuhnya. Gadis itu mengamuk, seperti kerasukan setan. Lihat, bahkan langit di luar sana tak kunjung cerah, malah semakin gelap saja," Orion menunjuk ke arah luar jendela. Benar, gumpalan awan mendung yang kelam itu masih ada, bahkan mungkin sebentar lagi akan menurunkan hujan dengan skala besar.

"Hah! Memang ada sesuatu yang tidak beres dengan gadis itu, dan aku sudah mengkhawatirkanmu sejak tadi. Shit, padahal aku sudah berdoa agar firasat burukku salah," Liana mengusap wajahnya frustasi.

The Origin CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang