XIV. Trauma

2.6K 464 37
                                    

Soundtrack: Secret Creeping On - Flower of Evil


Fokus Jemian dan Harvey terpecah kala mendengar suara langkah kuda yang mendekat ke arah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fokus Jemian dan Harvey terpecah kala mendengar suara langkah kuda yang mendekat ke arah mereka. Kedua pria itu berbalik, ada ketiga Core beserta Johnny dan Scarlett yang datang ke perbatasan wilayah hutan bagian Barat. Oh, jangan lupakan Barter bersaudara yang menyusul menggunakan sebuah kereta kuda.

Kening Johnny dan Scarlett kompak mengkerut ketika melihat kondisi Perisai Pelindung yang tampak aneh. Keduanya turun dari kuda dan melangkah mendekat, sementara beberapa pengawal yang semula ramai berjaga di sana membukakan jalan.

"Johnny, Scarlett, lihatlah ini," Jemian Adams menunjuk kearah bagian Perisai yang terlihat retak. Lapisan ungu menyala itu tampak rusak, seperti ada seseorang yang baru saja memaksa untuk membukanya.

Dan jelas, itu adalah Isaac Hermwill dan Clara Vuitton.

Namun pertanyaannya, bagaimana cara kedua Divergent itu keluar melewati Perisai?

"Tidak mungkin hanya dengan merusaknya saja, mereka bisa keluar dari sini. Pasti ada hal lain yang mereka gunakan untuk membuka Perisai," ucap Johnny. Netranya menatap tajam ke arah Perisai, berusaha mencari kejanggalan di sana.

Tak lama kemudian, Hibiscus dan Julius sampai. Dua sosok penting Akademi itu kemudian buru-buru menerobos kerumunan, penasaran dengan apa yang terjadi.

"Kenapa bisa rusak seperti ini?!" Kaget Hibiscus. Pria itu memakai kacamatanya, air wajahnya tampak serius.

"Syukurlah, Perisai ini tidak sepenuhnya rusak, masih bisa berfungsi. Hanya saja aku tetap harus memperbaiki keretakannya," lanjutnya kemudian.

"Lalu bagaimana menurutmu, bagaimana bisa mereka menerobos keluar?" Julius pun bertanya pada Saudaranya. Hibiscus diam, sama seperti Johnny, pria itu berusaha mencari kejanggalan di sana.

Tangannya tergerak untuk mengusap bagian lapisan ungu yang terlihat retak itu. Gerakannya pun terhenti saat netranya menangkap sesuatu. Keningnya mengkerut, seolah-olah otaknya sedang berfikir keras.

Semua Divergent menatap Hibiscus antusias. Suasana pun tiba-tiba hening, cukup lama sampai akhirnya pria itu angkat bicara.

"Orion, kemarilah."

Orion menurut. Ia berjalan mendekati Hibiscus dan turut melihat Perisai dengan teliti. Tak heran jika Hibiscus memanggil Orion, ia adalah seorang asisten, sekaligus Divergent yang sangat jenius.

"Lihatlah noda merah ini," Hibiscus menunjukkan setitik noda merah yang tersisa di bagian retakan Perisai. Noda itu cukup kasat mata bagi orang-orang yang tidak teliti melihatnya.

"Menurutmu noda apa ini?" Tanya Hibiscus. Ia meminta pendapat Orion, agar bisa memastikan bahwa apa yang ada di pikirannya saat ini adalah benar.

"Darah?" Tebak Orion. Hibiscus mengangguk.

The Origin CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang