Di pagi yang cerah ini, terasa ada yang berbeda bagi Bara. Ntah lah ia merasa kalau sekarang ini seperti tidak tertidur di kamar nya sendiri. Bara membuka kelopak mata nya perlahan dan menyesuaikan sinar matahari pagi yang masuk kedalam kamar lewat celah-celah jendela.
"Enggh..." Sebuah lenguhan kecil di bawah kakinya menyadarkan Bara kalau tidak hanya ada dirinya di kasur ini. Dan apa ini, kakinya terasa berat dan kesemutan akibat beban yang menimpanya. Melirik keasal suara, Bara mendapati sosok tubuh kecil yang sedang memeluk kaki nya. Karena kaget, Bara pun langsung menjauh kan tubuh itu dari kaki nya dengan cara menggoyang-goyang kan sebelah kakinya. Sampai tubuh yang memeluk kakinya itu terjatuh dari atas kasur.
"Anjing!! Siapa sih lo? Bundaaaa!!! Ada orang masuk kamar nya Bara!!" Teriak cowok itu.
Karena suara teriakan Bara yang tidak bisa di bilang pelan, bunda Syifa dan ayah nya Bara pun menghampiri asal teriakan anak nya. Awalnya mereka bingung, kenapa anak nya tidak berada di kamar milik nya. Tapi kebingungan itu pun terobati setelah mendengar suara anak nya di kamar sebelah. Dengan cepat, mereka pun menghampiri kamar yang seharus nya di tempati oleh Sica.
Ketika membuka pintu, betapa terkejut nya bunda dan ayah nya Bara, saat melihat anak nya tidur di kamar seorang gadis. Pikiran bunda Syifa langsung menjelajah kemana-mana, apakah anak nya melakukan sesuatu pada Sica??? Atau- entah lah dirinya harus bertanya terlebih dahulu.
"Kamu kenapa tidur di sini Bara!!??" Tanya bunda dengan nada suara agak tinggi, pandangan nya menelusuri keadaan kamar itu. Tapi ia tetap tidak menemukan keberadaan Sica.
"Sica nya kemana??" Tanya bunda Syifa lagi. Bara yang di serang dengan pertanyaan-pertanyaan dari bunda nya hanya diam, kemudian ikut bersuara.
"Ya kan ini kamar nya Bara bun, terus siapa Sica-sica itu sih bun!?" Ucap Bara dengan suara serak khas orang bangun tidur. Ayah yang sedari tadi diam pun ikut masuk ke dalam pembicaraan ibu dan anak itu.
"Gadis yang kamu bawa Bara." Ujar ayah yang tahu kalau anak nya ini belum sepenuh nya sadar, setelah bangun tidur.
"Bun, sabar dulu. Anak nya baru bangun, belum sadar." Lanjut ayah.
Bunda terdiam. Benar juga, ia tidak kepikiran kalau anak nya ini masih linglung gara-gara baru bangun tidur. Kemudian bunda menghampiri anak nya yang masih terdiam di atas kasur.
"Eng...?" Bara masih mencoba mengingat.
"Terus ini kenapa kamu ada di kamar nya Sica, Sica nya mana?" Lanjut bunda setelah dirasa jiwa anak nya terkumpul kembali.
"Engg... Malem tuh Bara kesini buat minta di pijitin sama tuh bocah, tapi ketiduran. Terus nggak tau deh tuh bocah kemana." Jelas Bara sembari mengusap tengkuknya canggung.
"Tapi bun, tadi ada yang masuk ke kamar-" ucapan Bara seketika berhenti, matanya melirik sosok tubuh yang tadi dia jatuh kan dari atas kasur.
"Mana orang nya?" Tanya bunda Syifa, tatapan nya mengikuti kemana arah mata Bara tertuju, mata nya membola saat melihat tubuh kecil milik Sica. Dengan sesegera bunda Syifa menghampiri tubuh gadis itu yang saat ini masih betah tidur walau posisi tidur nya sudah tidak elit lagi.
"Ya ampun Sica, kenapa ada di sini?? Bara? kamu apain Sica hah!!?" Pertanyaan bunda seketika membuat Bara teringat kejadian tadi ketika dirinya baru bangun tidur. Karena kaget, cowok itu sampai mendorong tubuh Sica jatuh dari kasur menggunakan kaki nya.
"Anu bun, itu tadi Bara nggak sengaja!!" Alibi Bara, mana berani cowok itu bilang kalau dirinya yang membuat jatuh Sica. Tapi aneh nya, gadis itu masih saja anteng dengan tidurnya, padahal kan tadi sudah jatuh dari kasur. Bunda Syifa mendelik mendengar jawaban anak nya. Bagaimana ia bisa percaya, orang tadi Bara sendiri yang berteriak ada orang masuk kamar nya, ya pasti langsung di tendang lah oleh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghancur Suatu Alur Cerita ( REVISI )
FantasyTernyata, kedatangan Sica di dunia novel tidak terlalu mengecewakan. Dari awal yang menjengkelkan, berubah menjadi momen yang begitu berkenang. Baginya, jika takdir itu tidak terjadi, maka Sica tidak akan pernah bertemu dengan Bara. Sosok tampan yan...