"Masih pagi jangan mulai deh!!" Gumam Sica dengan suara yang serak khas bangun tidur, ia terusik karena acara tidur nya di ganggu.
"Mulai apaan dah anjir!" Sahut Bara kesal, dirinya pun sama baru bangun gara-gara tidur nya terusik.
"Itu kaki lo, terus ini selimut apaan lagi? Sanain ih bawa pergi!!" Ujar Sica.
"Lah, terserah gue dong ini kan rumah gue, kamar gue juga. Harus nya situ yang nyadar diri kalo numpang." Balas Bara.
Sica menggerutu kesal, itu lagi yang di bahas. Kalau Sica yang di dizalimi oleh Bara harus sabar dan pasrah, agar cowok itu tidak menyindir nya dengan kata-kata seperti ini, 'Nyadar diri dong kalo numpang' itu kata-kata jargon dari Bara untuk Sica.
Awas saja, sekarang ini Sica sedang mencari pekerjaan part time. Dan setelah itu, ia akan segera angkat kaki dari rumah ini dan mencari kontrakan kecil dan murah. Soal masalah biaya sekolah, itu sudah di bicarakan dengan ayah dan bunda Bara. Mereka tetap akan menanggung biayanya, walau pun Sica sudah menolak.
"Kaki lo jangan gitu bisa nggak sih?" Kesal Sica sembari memindah kan kaki Bara yang melilit tubuh mungil nya.
"Ck. Diem bisa nggak sih?!" Seru Bara.
"Nggak mau!! Kaki lo berat tau!!" Gerutu Sica kesal, pasalnya kaki Bara terus menerus menindih tubuh nya yang sedang tidur di samping Bara. Kalian tahu lah kalau Sica tidur berdua dengan Bara.
"Risi banget si lo!!" Kesal Bara.
"hoeem, ya kan kaki lo berat." Ujar Sica sembari menguap.
"Ya ud-"
Brakk
"Ya ampun anak-anakku, kalian ini mau bangun nggak?? Udah siang ini!!" Ucapan Bara terpotong kala terdengar suara pintu yang di buka secara kasar dan di lanjut lagi oleh omelan panjang dari Bunda Syifa.
"Kan hari minggu bun!" Kesal Bara karena me time nya terganggu.
"Ya kan walau pun weekend, kita harus bangun pagi. Ayo Sica, Bara bangun!! Sebelum bunda guyur pake air comberan. Kita perawatan kulit ayok biar cantik dan ganteng anak bunda!!" Cerocos bunda tanpa henti.
Bara tersentak, ia hampir lupa. Di setiap weekend seperti ini kan memang jadwal bunda nya untuk merawat kulit wajah atau pun tubuh Bara yang sedang malas bergerak. Tapi bedanya sekarang ini ada Sica, Bara pernah bilang kalau diri nya itu cowok jadi nggak usah maskeran atau skincare-an kaya begitu. Tapi emang dasar nya bunda Syifa, beliau malah bilang cowok jaman sekarang tuh nggak kalah glowing kaya cewek, biar cepet dapet pacar katanya. Jadi cowok glowing udah jadi tren nya gitu, tapi pas Bara tanya kenapa harus Bara dan bukan nya ayah nya, bunda Syifa malah jawab seperti ini.
"Ayah kamu sibuk dan udah ganteng, tinggal kamu aja!! Soal nya bunda nggak punya anak cewek, jadi nya kamu nurut sama bunda. Itu juga bagus buat kamu, supaya jadi ganteng dan keurus!"
Sungguh menakjubkan bunda Bara itu. Ada saja alasan agar anak nya mau ikut kemauan nya.
"Bunda ajak bocah itu aja, kan dia cewek. Biarin Bara tidur sekarang!!" Ujar Bara merasa menang karena bisa menolak keinginan bunda nya untuk maskeran bersama.
"Nggak bisa gitu adek!! Malahan kamu harus ikutan sekarang, mumpung ada Sica jadi ramean!!" Terang bunda Syifa.
"Ayo Sica bangun yu ah! Kita maskeran biar glowing." Ajak bunda Syifa semangat.
"Engg iya bunda." Gumam Sica lesu, huft nasib-nasib.
"Bara ayok bangun!!!" Sentak bunda Syifa garang, anak ini bukan nya bangun malah lanjut tidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghancur Suatu Alur Cerita ( REVISI )
FantasyTernyata, kedatangan Sica di dunia novel tidak terlalu mengecewakan. Dari awal yang menjengkelkan, berubah menjadi momen yang begitu berkenang. Baginya, jika takdir itu tidak terjadi, maka Sica tidak akan pernah bertemu dengan Bara. Sosok tampan yan...