ENAM BELAS

2.4K 336 24
                                    

"Bar, ayo!!" Seru Semi ketika mereka sudah berada di arena balap.

Biasanya mereka melakukan balapan motor tanpa izin dari mana pun, jadi sungguh tidak patut untuk ditiru. Kalau pun ketahuan, pasti ujung-ujungnya mereka lari kocar-kacir untuk menghindari tertangkap oleh polisi dan di laporkan kepada kedua orang tua mereka.

"Ck. Nyantai aja kali!" Decak Bara kesal gara-gara Semi yang terlalu berlebihan. Balapan nya saja baru akan di mulai lima belas menit lagi.

"Periksa dulu motor lo, ada yang bermasalah nggak?" Balas Semi dan di turuti oleh Bara. Mereka pun mengendarai motor masing-masing menuju stand geng Afca.

"Wow, ternyata kalian datang ya?? Gue kira gak bakalan datang gara-gara takut kalah sama gue!!" Ucapan yang sarat akan ejekan itu masuk kedalam pendengaran geng Afca.

Tidak jauh dari mereka atau sekitar lima langkah, anggota inti Sidar sedang mencoba untuk memancing emosi para anggota Afca.

"Gak salah lo? Bukan nya kalian yang harus nya takut sama kita, nggak inget apa, lo pada udah kalah beberapa kali dari Afca? Mending pergi aja sono, nanti kalah nanges lagi!!!" Seru Semi yang membalas ejekan dari ketua Sidar itu.

"Banyak bacot lo anjing!!" Teriak salah satu anggota Sidar.

"Kok ngambek sih? Merasa tersindir yak?" Ejek Nico kemudian di sambut oleh tawa anggota Afca.

"Liat aja lo nanti, bakal gue kalahin lo!!" Tekan ketua Sidar. Setelah itu pergi menuju anggota nya yang lain.

"Cemen lo, di gituin aja pergi!!" Teriak Semi hingga membuat tatapan orang-orang terarah kepada mereka.

"Udah lah Sem, lo macem orang gila tau nggak?!" Ujar Arif kesal akan sikap Semi yang tidak tau malu itu.

"Sirik aja lo!" Ketus Semi.

"Berisik." Ujar Daffa kesal.

"Siap komandan!!" Ujar Semi sembari berlaga seperti anggota TNI.

"Bar, langsung turun ke arena!" Perintah Daffa.

"Sip." Jawab Bara kemudian melajukan motor sport hitam nya menuju arena balap. Di tengah antara Bara dan para pembalap lain nya, berdiri seorang wanita berpakaian mini yang sedang menghitung sembari mengibarkan saput tangan.
"TIGA!"

"DUA.."

"SATU."

"GO!!!"

Teriak wanita itu, dan tepat ketika saput tangan yang di genggam nya menyentuh tanah, mereka pun langsung melajukan motor dengan kecepatan tinggi untuk mencapai garis akhir terlebih dahulu.

Bara masih tetap fokus pada jalan nya walau pun Rider, ketua geng Sidar terus menerus memancing emosi nya. Bagaimana pun juga dirinya harus menang, walaupun dia tau kalau pada ujung nya pertandingan ini akan di menangkan oleh nya.

"Wih, cewek baru di sekolah lo siapa?"

" Imut ya?! Gimana ya kalo gue jadi in temen ranjang? Uhhh bakalan seru tuh!"

Perkataan Rider itu sebenar nya cukup mengganggu konsentrasi Bara, ia tau siapa yang di maksud murid baru di sekolah nya. SIAL kenapa juga Rider harus tau tentang bocil nya, ahh maksud Bara Sica.

"Kenapa diem? Takut cewek lo berpaling terus nempel ke gue ya?" Ejek Rider.

'Anjing, awas aja lo nanti kalo udah di garis finish, bakal gue hajar sampe mampus!' batin Bara.

Penghancur Suatu Alur Cerita ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang