Hari ini adalah hari pertama Sica masuk sekolah, itu semua berkat Bara dan ayah nya. Dirinya jadi bisa merasakan kembali sekolah, jadi dalam hati Sica sudah menerap kan kalau suatu saat nanti dirinya akan selalu membantu Bara dan keluarga nya. Sica memandangi gerbang sekolah baru nya dengan takjub, gerbang nya saja sudah semewah dan setinggi ini. Apa lagi nanti dalam nya. Seperti nya ayah Bara tidak tanggung-tanggung untuk menyekolahkan Sica, sampai-sampai dirinya di sekolah kan di tempat yang sama seperti Bara.
Sica berdecak kagum. Memang ya, dunia novel itu sungguh menakjub kan. Bisa-bisa nya membuat sekolah dengan sebagus ini, author nya patut di acungi jempol.
Sica jadi bertekad untuk membuat mereka bangga karena sudah menyekolahkan nya. Oleh karena itu, Sica harus belajar dengan sungguh-sungguh agar menjadi pintar.
Kemudian, hal lain yang akan dirinya lakukan adalah mengubah alur cerita ini. Terutama alur cerita yang mulai keluar dari jalur nya. Apa mungkin ini akibat dari kedatangan nya? Mungkin saja sih. Jadi dengan itu, Sica akan merubah alur cerita menjadi yang lebih baik untuk Bara dan keluarga nya. Pertama-tama untuk Bara, karena cowok itu memiliki nasib yang menyedihkan pada akhir cerita.
Dalam cerita, cowok cuek dan ngeselin itu harus merasa patah hati gara-gara gadis pujaan nya yang tak lain adalah wakil ketua osis di BH. Gadis yang di sukai Bara itu terkenal dengan ketegasan nya, tapi sangat di sayang kan. Ternyata cinta nya itu hanya bertepuk sebelah tangan, si gadis yang bernama Amanda itu malah menyukai Daffa si ketua Afca.
Karena merasa dirinya tidak akan pernah menang dengan sahabat nya itu, Bara akhir nya menyerah dengan cintanya dan memilih untuk lebih fokus belajar supaya di terima di perguruan tinggi yang bagus. Kemudian setelah lulus, Bara pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan nya di universitas ternama di sana.
Setelah itu kisah Bara tidak di ceritakan lagi dalam novel, hanya ada kisah-kisah tentang perjalanan cinta antara Daffa dan Vika. Yang membuat Sica penasaran adalah, bagaimana jadi nya kisah Bara. Sedangkan gadis bernama Amanda itu di tuliskan bertunangan dengan sahabat Bara yang bernama Zio.
Kalo di pikir-pikir, alur novel nya seperti tidak berjalan dari kemarin. Pasalnya saat ini Vika dan Daffa belum memiliki hubungan apapun, jadi situasi ini membingungkan Sica yang hanya berpatok pada alur novel.
Atau mungkin, alur ceritanya sudah hancur gara-gara kedatangan dirinya di dalam novel ini. Mungkin saja sih, tapi Sica khawatir kalau sampai alur novel ini tidak sama dengan yang Sica baca di dunia nya dulu. Jika kemarin-kemarin Sica tidak perduli dengan alur cerita novel ini, berbeda dengan sekarang. Karena bagaimana pun Sica ingin merubah alur cerita untuk Bara.
Karena bagaimana pun Bara lah yang menolong Sica. Dirinya hanya cukup membantu Bara, dan tidak akan mempengaruhi kisah pemeran lainnya. Karena, prioritas Sica adalah kebahagiaan Bara.
"Ngapain masih bengong? Ayo masuk!" Sentakan Bara barusan seketika membuat kesadaran Sica terkumpul sepenuh nya.
Sica menatap terkejut cowok berseragam putih abu yang sama sepertinya. Namun, baju Bara terlihat sedikit berantakan, cowok itu dengan sengaja mengeluarkan bajunya dari celana. Berbeda dengan Sica yang berpakaian rapi layaknya Siswi rajin.
"Oh i-ya, masuk sekarang?" Tanya Sica dengan ekspresi bodoh nya.
"Taun depan!" Ucap Bara ketus, kemudian cowok itu pergi meninggal kan Sica yang masih terbengong di depan gerbang sendirian.
Sica yang melihat Bara pergi meninggalkan nya pun berlari menyusul, bisa kena hukuman nanti dirinya dirumah kalau tidak mengikuti nya.
"Bara tungguin lah!" Ujar Sica yang sudah berjalan sejajar dengan cowok jangkung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghancur Suatu Alur Cerita ( REVISI )
FantasyTernyata, kedatangan Sica di dunia novel tidak terlalu mengecewakan. Dari awal yang menjengkelkan, berubah menjadi momen yang begitu berkenang. Baginya, jika takdir itu tidak terjadi, maka Sica tidak akan pernah bertemu dengan Bara. Sosok tampan yan...