TUJUH

3.3K 448 14
                                    

"Kamu ini!! Bunda jewer nih!" Ujar bunda pura-pura marah dengan tangan yang siap menjewer telinga Nico.

"Ampun bunda, Nico salah!" Ucap Nico men dramatisir kan keadaan.

"Ya udah, kali ini bunda maafin kamu Nico! Kalo nanti panggil-panggil nama bunda lagi, tau kamu!" Ucap bunda Syifa sembari memperagakan ibu jari yang menggorok lehernya.

Nico bergidik ngeri, pantes saja anak nya nyeremin, emak nya aja kaya begini model nya, pikir Nico.

"Iya bunda nggak bakal lagi deh." Ucap Nico.

Atensi bunda berpindah pada Sabrina, Cika, Icha, Vika, dan Luna. "Loh ada kalian juga? Aduh kok udah lama sih nggak ikut main, kenapa?  Gimana nih kabar nya?" Tanya bunda Syifa sembari tersenyum.

Sabrina yang ditanya pun tersenyum senang, jarang-jarang ada yang menanyakan keadaan nya kaya ini. Dan itu tidak lepas dari penglihatan Sica, Sica tahu semua masalah kehidupan tokoh di dalam novel ini, termasuk sang antagonis.

Sabrina berdiri dari duduk nya, kemudian menyalami tangan bunda Syifa. "Iya nih bun, kita nggak kenapa- kenapa kok. Cuman lagi banyak tugas aja. Kabar Sabrina baik, gimana kabar bunda?" Ucap Sabrina panjang lebar.

Setelah Sabrina menyalami tangan bunda Syifa, yang lain pun mengikuti nya termasuk Vika dan Luna.

"Alhamdulillah kabar bunda baik!" Ujar bunda Syifa.

"Yang lainnya gimana kabar nya?" Lanjut bunda Syifa setelah selesai menyalami anak-anak gadis tersebut.

Dengan malu-malu Vika menunduk kemudian menjawab, "kabar Vika baik kok bunda!"

"Luna juga baik!" Ucap Luna teman Vika.

"Seperti biasa dong bunda, KABAR KITA BAIK!" Ucap Icha dan di akhir bersamaan dengan Cika.

"Kalian ini, kaya anak kembar aja." Ucap bunda sembari terkekeh.

"Hehehe biasa bunda, kita kan Best friend!" Ujar Cika.

"Yaudah deh yang best friend mah, eh Sica mana?" Ucap bunda dengan di akhiri pertanyaan.

"Sica di sini bun!" Seru Bara sembari menunjuk Sica yang sedang meminum susu. Jika di perhatikan lagi, mereka seperti ayah dan anak.

"Mana? Eh- itu kenapa bisa ruam-ruam?!" Tanya bunda histeris ketika melihat keadaan Sica, ia pun menghampiri Sica.

Sica yang di tanya pun bingung harus menjawab bagaimana, pasalnya ia tidak mau membuat bunda merasa khawatir.

"Emm cuman alergi bunda!" Ucap Sica pelan, sebenar nya Sica juga bingung. Kenapa alergi nya terbawa sampai ke dunia novel, biasa nya kan kalo yang masuk kedalam novel itu kan selalu masuk kedalam tubuh orang lain gitu.

Lah kok Sica malah di tubuh nya sendiri, cuman yang berbeda adalah Sica masuk kedalam tubuh nya waktu masih SMP.

Apa mungkin ia tidak masuk kedalam tubuh orang lain? Tapi malah tubuh nya ikut masuk kedalam novel. Sungguh banyak sekali teori-teori dalam otak kecil Sica.

Yang menjadi masalah disini adalah, kenapa bukan hanya jiwa nya saja yang masuk. Tapi malah semua nya masuk kedalam novel. Hufft dasar, ini semua pasti salah pembuat situs web biadab itu.

"Hah? Emang nya kamu alergi apa?" Tanya bunda Syifa penasaran.

"Hehe Sica alergi cokelat bunda!" Ujar Sica sembari tertawa kecil.

"Kalo udah tau alergi kenapa di makan? Pasti kamu makan brownis buatan bunda ya? Aduh kenapa nggak bilang sih sayang. Padahal kan bunda bisa buatin kamu yang rasa keju!" Cerocos bunda Syifa. Sica yang mendengar nya pun jadi bingung sendiri, ia harus menjawab pertanyaan yang mana dulu.

Penghancur Suatu Alur Cerita ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang