DELAPAN

3.2K 392 12
                                    

Suara alarm di nakas mengganggu tidur kedua orang yang kini sedang berpelukan itu, lebih tepat nya si gadis yang kini tengah dipeluk cowok bernama Bara. Gadis itu tergulung selimut yang saat ini terlihat layak nya guling.

Kringggg kring kring

"Engg... Apaan sih ini, gue sesek banget?" Gumam Sica, gadis kecil yang kini tengah dipeluk layak nya guling oleh Bara.

Dengan kesal Sica berguling-guling ke kiri dan kanan. Sedangkan Bara yang merasa terganggu dengan suara alarm plus sesuatu yang bergerak-gerak di dalam pelukannya pun terbangun. Tanpa perasaan, cowok itu pun menggulingkan Sica dari atas ranjang sehingga terjatuh.

"Rasain lo, siapa suruh nggak mau diem!" Seru Bara dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Arggt.... OMO!! pinggang gue sakit!" Jerit Sica.

"Berisik!! Ini masih pagi, nggak usah bikin ulah." Ucap Bara tenang. Kepala nya mencari kenyamanan diantara bantal-bantal empuk miliknya. Sica mendengus kesal, siapa coba yang bikin ulah. Perasaan yang mulai duluan itu kan Bara, kenapa harus dirinya yang di tuduh.

Dengan susah payah, Sica mencoba melepas lilitan selimut di tubuh nya. Dasar tidak bertanggung jawab, sudah menyiksa nya semalaman. Dia pikir tidak gerah apa tidur dengan di lilit selimut tebal, apa lagi cowok itu memeluk Sica seperti guling. Sungguh boss yang biadab.

"BUNDA, BARA NGGAK MAU BANGUN!" Teriak Sica, rasakan saja pembalasan Sica ini. Tak lama bunda pun masuk ke dalam kamar anak laki-laki nya itu, kemudian dengan kesal mengguncang tubuh kekar sang anak.

"ADEK!! BANGUN NGGAK?!" Teriak bunda kesal. Bagaimana tidak kesal coba, orang sekarang ini jam sudah menunjukan pukul 06.30 wib.

"Nanti bunda, Bara masih ngantuk!" Gumam Bara dalam keadaan masih mengantuk.

"Nggak ada ngantuk ngantuk, bangun sekarang!" Perintah bunda masih dengan tangan yang mengguncang lengan Bara.

"Ck. Bunda ngeselin, udah sana! Bara mau mandi dulu!" Kesal Bara sembari berjalan kearah kamar mandi.

"Dasar anak durhaka, bunda nya sendiri di usir." Gerutu bunda.

"Ayo sayang kita kebawah, atau kamu mau mandi dulu?" Tanya bunda Syifa.

"Mau mandi dulu aja bunda!" Jawab Sica.

"Yaudah, bunda kebawah duluan." Setelah mengucap kan itu, bunda pun berjalan keluar dari kamar Bara menuju dapur untuk menyiap kan sarapan bersama mbak Titi.

"Hahaha... rasain, suruh siapa ngelawan Sica!" Ujar Sica sombong sembari mengibaskan rambut panjang nya.

"GUE MASIH BISA DENGAR YA BOCIL!!" Teriak Bara didalam kamar mandi. Dengan tergesa-gesa Sica pun berlari menuju keluar kamar Bara, bisa-bisa terjadi masalah lagi nanti jika Bara menemukan Sica masih ada di dalam kamar nya.

•°•°•°•°•

"Bun, tuh bocil kemana?" Tanya Bara yang baru saja turun dari lantai dua, lebih tepat nya turun dari kamarnya menuju ruang makan.

"Bocil mana? Kamu ini, kalo ngomong yang bener." Ucap bunda sembari menyiapkan sarapan untuk suami dan anak nya.

"Itu loh bun yang pendek-pendek terus kekurangan gizi itu bun!" Ujar Bara merasa kesal karena bunda nya tidak mengerti dengan apa yang dia maksud. Dengan kesal, Bara menarik kursi meja makan kemudian duduk dengan nyaman di sana.

Penghancur Suatu Alur Cerita ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang