Bab 8

60 6 1
                                    

"Eh, Fitto mana?" Tanya Jordi pada kru.

"Terakhir sih bilangnya ke toilet," jawab Tanjung.

"Tadi emang Fitto sama siapa ke toiletnya?" Tanya Frislly.

"Enggak sendirian kan?" Balas Jordi melanjutkan pertanyaan Frislly.

Onyo menggelengkan kepalanya. "Ga mungkin sendirian, Fitto penakut juga."

Tidak lama, terlihat Fitto yang berlari dari salah satu ujung ruangan bersama Erwin. Mereka menghampiri Jordi dan yang lainnya yang sudah siap di lokasi opening video mereka nanti.

"Astaga," ucap Fitto sambil memegang kedua lututnya seraya menstabilkan nafasnya yang tidak beraturan.

Dengan sigap Onyo berlari kecil menuju posisi sebelah Fitto. "Lu kenapa?" Tanya Onyo khawatir.

Fitto masih belum mampu untuk menjawab. Ia masih syok dengan apa yang terjadi tadi.

"Kak, minta minum dulu dong buat Fitto," pinta Frislly pada Yovan yang memang tugasnya membawa air.

Setelah mendapatkan air, Yovan membukakan tutup botolnya lalu memberikan botol itu pada Fitto.

"Thank you, mas," jawab Fitto dengan nafas yang masih belum begitu stabil. Namun, ia memaksakan diri untuk minum, berharap air itu dapat sedikit menetralkan perasaannya.

Kang Yana selaku mediator juga ikut menenangkan Fitto dengan menepuk punggungnya. "Kenapa-kenapa?" Tanya kang Yana. "Ngeliat apa tadi?"

Fityo menggelengkan kepalanya. "Aduh itu..." balas Fito masih tersengal-sengal. "Intinya itu serem banget."

"Ya apa yang lu liat?" Tanya Jordi penasaran.

Lila yang melihat Fitto cukup ketakutan, secara tidak sengaja melihat suatu kejadian dari tempat Fito datang tadi.

"Kamu mau apa?" Tanya seorang wanita sambil berjalan mundur.

Melihat wanita tersebut yang ketakutan, pria tersebut semakin bergerak maju. Membuat pergerakan wanita tersebut semakin sempit sampai akhirnya mentok pada tembok di belakangnya.

"TOLONG!" Teriak wanita itu.

"Teriaklah sekencang-kencangnya, tidak akan ada yang mendengarkan kamu," ucap pria tersebut sambil tertawa.

Setelah itu, pria tersebut....

Ah melakukan hal yang sangat keji pada wanita tersebut.

Lila menggelengkan kepalanya dan mengedipkan matanya beberapa kali setelah melihat kejadian tersebut.

Onyo yang tidak sengaja melihat Lila sedang menunduk sambil memejamkan matanya, secara spontan memanggil Lila. "Lila kenapa?" Panggil Onyo.

Yovan langsung merangkul Lila yang ada di sebelahnya, "dek, kenapa?"

Lila menggeleng, "gapapa kok kak."

"Ngeliat kejadian apa, La?" Tanya mas Iqbal yang ada disebelah kang Yana.

Semua kru yang ada di tempat itu seakan bingung dengan perkataan mas Iqbal.

"Lah, emang Lila bisa ngeliat juga?" Tanya Frislly sambil melihat Lila.

Yovan menganggukkan kepalanya, membenarkan perkataan Frislly.

"Astaga pantes," ucap Frislly.

Jordi menatap Frislly, "emang kenapa, Cis?"

"Dari tadi Marsya main-main sama satu anak laki-laki Belanda gitu. Katanya dia ikut sama Lila," jawab Frislly. "Terus juga, si Marsya bilang mulu, 'kakak yang dikuncir sudah mendapat banyak cerita, fishy,' gitu katanya," lanjut Frislly lagi.

My Destiny, A Fiction Story About : Fitto BharaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang