Bab 7

60 6 0
                                    

"Haloo!"

Alila dan mas Iqbal yang sedang mengobrol menengok ke arah sumber suara.

"Eh, Onyo," sapa mas Iqbal, "kenapa, Nyo?"

"Ini mas Iq," balas Onyo. "Mau kenalan sama adiknya uncle Yovan," lanjut Onyo to the point.

Mendengar jawaban Onyo yang tidak ada basa-basi lagi, mas Iqbal tertawa. "Sok atuh kenalan," ucap mas Iqbal.

"Haloo," sapa Onyo sambil mengulurkan tangannya. "Nama I Onyo," ucap Onyo memperkenalkan diri.

Lila menyambut uluran tangan Onyo, "Hai, Alila, panggilannya Lila," balas Lila memperkenalkan diri juga.

Fitto memperhatikan Lila cukup lama. Harus Fitto akui, untuk perempuan berusia 16 tahun, Lila sudah terlihat dewasa. Bukan dari tampilannya, sungguh bukan. Lila tidak terlihat lebih tua dari umurnya. Hanya saja dari awal ia melihat Lila, Lila terlihat....

Entahlah, Fitto tidak bisa menafsirkan apa yang ia rasa saat melihat Lila untuk pertama kalinya. Pastinya, ada sedikit rasa tertarik dari dalam diri Fitto.

Ditatap Fitto sedemikian intens membuat Lila menjadi sedikit gugup.

Melihat Lila yang tiba-tiba terdiam gugup, Onyo menoleh ke arah sampingnya, tepat dimana Fitto berdiri.

"To," panggil Onyo sambil menyenggol bahu Fitto dengan sikunya. "Ga mau kenalan?"

Ucapan Onyo menyadarkan Fito dari lamunannya. "Eh iya, sorry sorry," jawab Fitto menetralkan perasaannya.

"Fitto Bharani, panggil aja Fitto," ucap Fito sambil mengulurkan tangannya ke Lila.

"Alila, panggil aja Lila," balas Lila sambil tersenyum.

Satu kata yang bisa Fitto ucapkan setelah melihat senyum Lila.

"Manis"

Fitto ikut tersenyum, membalas senyuman Lila.

"Dek," panggil Yovan yang baru turun dari lantai dua.

Lila menengok, "eh kak, udah selesai?" Tanya Lila.

Yovan mengangguk. "Udah kenal toh ternyata sama mas Iq, Fitto sama Onyo," ucap Yovan setelah melihat sekitar Lila.

"Uncle Yovan kenapa ga pernah bawa Lila sih? Kan I seneng punya temen seumuran," sahut Onyo.

"Kamu tanya dong ke Lila nya, sering ga uncle ajak," balas Yovan sambil tertawa.

Mendengar ucapan Yovan, sontak Lila memukul pelan lengan kakaknya itu.

"Gesss, kumpul yuk, udah mau briefing dulu sebelum live nya mulai," panggil Anggi kepada seluruh kru.

"Yov, adek lu jaga baek-baek," pesan mas Iqbal. "Yang belom biasa kaya Lila biasa lebih disukain," lanjutnya lagi.

Yovan mengacungkan jempolnya, "aman, mas Iq. Pasti dijagain."

"Ntar kita ngobrol-ngobrol lagi ya, La," ujar Onyo.

Lila mengangguk dan tersenyum.

"TO! NYO! AYOK!" Panggil salah satu kru.

"MELUNCUR AUNTY!" Balas Onyo.

Fitto tersenyum kepada Lila sebelum akhirnya pergi menuju meja podcast bersama Onyo.

Melihat senyuman Fitto, kedua ujung bibir Lila juga ikut terangkat membentuk senyuman.

~•~

"Dek, kamu disini dulu sama mas Iqbal sama yang lain. Kakak kesana bentar siapin minum," ujar Yovan pada Lila.

My Destiny, A Fiction Story About : Fitto BharaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang